Keesokan harinya, hampir setengah hari Evan belum memghubungi Eva. Eva cukup merasa aneh karena biasanya tiap pagi Evan akan mengirimkan pesan singkat padanya. Entah hanya untuk menyapa atau mengatakan bahwa dia merindukannya. Namun dengan cepat Eva pun tidak memikirkannya karena dokumen-dokumen didepannya cukup menguras perhatian.
"Ayo, kita lunch dulu," ajak Mr Kim pada anak buahnya.
Eva dan yang lainnya pun mengikuti atasan mereka karena Mr Kim mengatakan mereka semua harus lembur nanti malam. Jadi makan siang bersama ini mungkin karena tim pembelian tiba-tiba merasa lebih erat berkat beban pekerjaan mereka.
Eva seperti biasa duduk bersama Kimberly, Mr Kim, dan Jonas. Semua serasa normal sebelum lagi-lagi, Evan dan William tiba-tiba kembali ingin bergabung dengan mereka.
Mr Kim menjawab sapaan Evan dengan sangat sopan dan antusias bahkan dia pun sampai setengah berdiri dari tempat duduknya.
"Kudengar Anda kembali berhasil menandatangani kontrak dengan pengusaha Dubai Mr Phillips," kata Mr Kim.
Evan menjawabnya dengan senyuman.
"Ya Mr Kim, Phillips Corp. akan berkembang lebih pesat lagi. Sudahkah Anda tahu harga saham perusahaan kita?"
Dan detik selanjutnya, baik Mr Kim, William, dan juga Evan menikmati membahas tentang perusahaan yang membuat Eva, Jonas, maupun Kimberly bingung harus menimpali apa.
Ketiganya berhenti sejenak saat Christine melewati mereka dan menyapa Evan dan William dengan akrabnya.
"Oh aku tidak tahu kau menyukai makanan kantin Mr Phillips," kata Christine dan tanpa permisi duduk di sebelah Evan membuat Mr Kim dengan canggung bergeser untuk memberikan space lebih. Eva tidak menyukai melihat Christine yang berlagak sangat akrab dengan Evan.
Christine sekali lagi membuat dirinya dominan diantara mereka semua. Dia yang lebih banyak bercerita dan berkali-kali menyeret Evan pada obrolannya.
Semua mata yang memandang, baik Eva sekalipun bisa melihat bahwa Christine yang duduk disebelah CEO mereka sangat sepadan. Mereka berdua sangat bersinar.
Eva sudah selesai dengan makanannya namun tidak berani untuk beranjak dan sepertinya Kimberly merasakan hal yang sama.
Namun Christine semakin lama terlihat semakin gencar menunjukkan pesonanya pada Evan. Eva gerah sendiri melihat adegan tersebut dan sontak berdiri, "Maaf saya permisi dulu."
Eva berjalan tanpa menoleh kebelakang dan yakin membuat Kimberly teman satu ruangannya itu menganggapnya tidak setia kawan. Baru beberapa langkah saat melewati lorong, Evan tiba-tiba menarik tangannya dan membawa Eva ke lift yang dengan cepat terbuka.
"Mr Phillips, what are you doing? Jangan begini nanti ada yang melihat dan menyangka yang tidak-tidak," kata Eva sambil mencoba melepaskan genggaman tangan Evan namun sia-sia karena Evan sepertinya tidak berencana untuk melepaskannya.
Mereka keluar ke lantai yang paling tinggi dan saat pintu lift terbuka, Eva terpukau dengan pemandangan yang dia lihat. Seolah dia lupa bahwa dia berada di atas gedung karena disana, banyak tanaman hijau dan bunga-bunga cantik memenuhi seisi ruangan. Atap kaca menutupi mereka dan yang membuat Eva lebih takjub lagi, dia melihat beberapa burung terbang disana. Cantik sekali.
"Aku tidak pernah tahu Phillips Corp. memiliki taman secantik ini," kata Eva masih melayangkan pandangannya ke sekitar.
Evan tersenyum pelan. "Memang seharusnya tidak boleh ada yang tahu. Bahkan William sekalipun. Kakekku yang membangunnya. Hanya keluarga Phillips yang boleh kesini, dan empat perawat taman ini tentu saja."
Eva menoleh, "Aku seharusnya tidak boleh kesini."
Evan mengangguk pelan. "Aku akan menjadikanmu keluarga Phillips dengan segera," kata Evan sangat lirih hingga Eva kembali bertanya. "Apa?"
"Bukan apa-apa."
Evan berjalan dibelakang Eva yang masih serius mengamati setiap sudut taman.
"Eva, kau sudah bisa menerimaku kan?" tanya Evan.
"Ya, kita bisa berteman lagi."
Kata-kata Eva membuat senyum yang sangat lebar terkembang di wajah Evan. "Ya, aku akan berusaha sangat keras supaya kau mau menerimaku menjadi lelakimu."
Eva berhenti dan berbalik menatap Evan.
"Why me? Apa kau yakin? Maksudku kita dulu tidak mengenal cukup lama."
"Sedikit pun tidak ada keraguan. Dulu bahkan sekarang."
Eva terdiam sebentar. Dia juga sama. Dulu hingga sekarang pun hanya Evan yang bersarang di hatinya. Eva juga tidak yakin kenapa. Tapi pada kenyataannya memang selama ini hanya Evan.
"Ayo, kau harus kembali ke ruangan. Jam istirahat sudah selesai sepuluh menit yang lalu," kata Evan kembali menggandeng tangan Eva.
Sentuhan kecil itu memberikan kehangatan pada Eva. Dia bertanya-tanya apakah Evan juga merasakan hal yang sama.
*
* * *
Update yang ini lebih pendek dari biasanya ya. Tapi semoga kalian masih menikmatinya. Daaaannn .... lagi lagi si penulis pemula ini gak akan bosen-bosen buat ingetin kalian buat vote vote vote vote vote vote vote vote (astaga gk kurang banyak thor nulis votenya). Biar kalian gak lupa aja :D
Luv You All !!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Eva(N) - Eva Belongs to Evan [COMPLETED]
ChickLitEva Anderson adalah hal terakhir yang Ibunya bicarakan dengan hebohnya pada Evan. Ya, nama Eva-lah yang dibicarakan Ibunya saat Ibunya melihat gadis itu di depan pagar sekolah. Dan itu adalah hari terakhir dia bisa bertemu Ibunya karena sesaat setel...