"TENN-NII"
"Hemm?Nanase-san?"
Iori yang baru saja keluar dari kamarnya dan ingin mengambil minum,kini berjalan pelan didepan pintu kamar Riku.Dia mendengar jeritan sang center yang sepertinya bermimpi buruk.Dok..dok..dok..
"Nanase-san?Kau baik-baik saja?"
Iori mengetuk pelan kamar milik Riku,namun bukanya dibukakan pintu,kini Iori mendengar suara isakan.
Dokk..dok...
Iori berusaha untuk membuka pintu,namun sialnya pintu Riku dikunci dari dalam."Nanase-san,tolong bukakan pintunya,kau baik-baik saja?Nanase-san.Aku dobrak paksa pintu ini jika tidak dibuka,Nanase-san!!"
Iori mulai khawatir karena Riku masih tidak membuka pintunya.Iori terlihat pucat,dia mengetuk kamar Sogo yang lebih dekat dengan kamar milik Riku.
Dok..dok..dok..
"Osaka-san,tolong bukakan pintunya.Nanase-san,dia-"
Cklek..
Sogo membukakan pintu dengan membawa 2 inhailer milik Riku.
"Riku-kun kambuh?Mana,dimana Riku-kun,Iori-kun?"
"Bu-bukan Osaka-san,tenanglah.Nanase-san tidak kambuh kok,tapi aku mendengar dia menangis,mungkin karena mimpi.Aku mencoba menyadarkannya,tapi pintunya tidak mau dibuka.Maksudku dia tidak membukakan pintu miliknya"
"Kalau begitu ambilkan pisau,aku rusak saja pintunya"
"OSAKA-SAN!!!Kau masih belum tenang,tenanglah dulu!!""Kalian sedang apa disini?Ini sudah malam loh"
Iori dan Sogo menengok ke arah sumber suara.Riku,dia sedang berdiri dengan membawa cangkir miliknya yang berisi coklat panas.
"Sogo-san,kenapa kau membawa inhailer milikku?"
Dua orang beda surau itu cengo didepan Riku.Sedangkan si surau merah sedang asik meminum coklat panas buatannya sendiri.
"Tidur yuk,ini masih tengah malam loh.Hooaaammm..."
"Nanase-san,apa yang kau lakukan disini?"
"Ahaha..aku sedang membuat coklat panas tadi,karena aku tidak bisa tidur.Mungkin coklat panas bisa membantuku untuk tidur.Lalu bagaimana denganmu Iori?Lalu Sogo-san?"
"Ri-ku-kun?Tadi Iori-kun bilang-"
"Kalau kau disini,lalu siapa yang menangis dikamarmu?"
"Menangis?Aku tidak menangis kok,aku kan tadi ada didapur.Kamarku kosong selagi aku buat coklat"Iori menatap kamar Riku lalu mencoba membuka pintunya.
Cklek..
Lolos,tidak ada hambatan untuk dibuka,bahkan tidak harus didobrak ataupun dirusak dengan pisau milik Sogo.Iori benar-benar terlihat pucat dari sebelumnya.Dia bahkan melihat kamar Riku benar-benar kosong,seperti yang dikatakan Riku sebelumnya,tak ada siapa-siapa pun,hanya ada televisi yang menyala.
"Iori?"
Riku mendekati Iori.
"Nanase-san!!Kalau mau pergi dari kamar,televisinya dimatikan.Menghematlah listrik!!"
"Haa?Aku tidak menyalakan televisi kok"
"Itu apa kalau tid-"
Iori melihat kembali televisi milik Riku.Namun televisi itu kini sudah mati.Riku menengok ke arah televisi yang ditunjuk oleh Iori."Kau ini mungkin masih mengantuk,Iori-kun"
"Umm..Sogo-san benar Iori,kau tidur sana,besok masih sekolah bukan?"
"Bukan,tadi sungguh Nanase-san,aku tidak bohong.Aku juga masih sadar kok,aku sudah bangun!!"
"Iya..iyaa..sekarang tidurlah kembali atau besok kau akan pusing karena kurang tidur!!Sana-sana kembali ke kamar" Riku mendorong tubuh Iori masuk kekamarnya."Sogo-san juga kembali lah tidur,Mezzo ada jadwal kan besok?"
"A-baiklah Riku-kun,selamat malam kalian"
"Ummhh..selamat malam Sogo-san"
"Tunggu Nanase-san,kau sudah menggangguku kan?"
"He?Mengganggu apa?Aku tidak tau apa-apa kok"
"Lalu-"
"IORI!!Aku sudah mengantuk,aku mau tidur,jaa.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories Melodies
Short StoryRiku akan memulai kehidupan baru di Tokyo. "Untuk apa kamu tetap mengejar dia?" "Karena aku ingin menjadi kuat seperti Tenn-nii" . . . . Seperti apa ya kisah dia mengejar Idol sekaligus kakaknya? #Typo berserakan gomen>\\< #Gomen juga kalau malah ja...