47

619 62 16
                                    

"APA..??Riku berusaha untuk lari katamu?Kau sudah bilang pada dokter kan Sou?.Bagus,aku akan kesana sekarang!!"
"Yamato,ada apa?"
"Riku mendengar kabar tidak baik dari seseorang mengenai Kujo,aku akan kesana.Tapi Sou melarangku dan tetap menyuruhku disini bersamamu"
"Ouhh...Riku.."
"Apakah Kujo benar-bemar dalam keadaan gawat Nagi?"
"Oh..i don't know Yamato!"
.
.
.

Drap..drap..drap..

"Nii-san pelan-pelan saja,kau tidak perlu berlari"
"Iori,Riku nekat melepas selang oksigennya"
"Darimana Nii-san tau?"
"Sogo!!Dia bilang kalau dia baru saja mendapat telefon tiba-tiba dari Asia atau siapalah itu.Dan Riku mendengarkan percakapan mereka tentang Tenn"
"Lalu Nii-san akan kesana?Nii-san baru saja pulang dan belum istirahat.Biar aku saja yang kesana"
"Untuk apa?"
"Ehh..??"
"Kau mau kesana dan memaki dia lagi Iori?Apa keadaan ini masih belum kau rasa puas?"
"NII-SAN!"
"JANGAN BERTERIAK PADAKU!Jangan pula memanggilku kakak lagi,aku tidak suka memiliki adik sepetimu!"
"Oh..jadi ini semua sekarang salahku?Kita gagal ayuting juga karena aku?"
"Iori,aku tidak ingin berdebat denganmu!"
"Terserah,tapi aku akan pergi dan meminta maaf"
"Minta maaf?"
"Jika memang itu semua salahku,aku akan meminta maaf.Puas?"

Iori berlari menuju distrik 4 untuk bertemu dengan Riku,entah kenapa dia benar-benar memiliki firasat yang buruk tentang ini.Dia merasa sangat bersalah karena sudah menyakiti hati Riku.

Cklek..

"Osaka-san!!"
Iori langsung masuk kedalam ruang inap dan menatap Riku yang sudah terduduk sambil menangis dalam diam.Sogo yang berada disampingnya mencoba untuk menenangkan Riku,sedangkan dokter yang berada disana juga sedang membetulkan selang infusnya.

"Iori-kun,kau kesini?Bagaimana dengan sekolahmu?"
"Aku bolos Osaka-san.Aku dengar Nanase-san nekat melakukan sesuatu"

Iori berjalan pelan mendekati Riku dan menatapnya datar.Sontak tatapan itu membuat Riku sedikit takut pada Iori,mengingat perlakuannya semalam.
"Nanase-san?"Laki-laki bersurau biru tua ini menggenggam tangan sang surau merah.
"Maaf jika aku keterlaluan tadi,kau tau aku hanya emosi.Aku hanya sedang terpuruk karena banyak hal dan maaf.Aku malah melimpahkan semuanya padamu.Aku benar-benar minta maaf.Bisakah kau memaafkanku?"

Riku masih terdiam tidak ingin menjawab perkataan Iori.
"Kau benar,aku orang yang bermulut pedas,tidak sopan,dan terkadang cuek.Lalu aku juga tidak berperasaan dan ceroboh.Nii-san juga benar,aku orang yang sangat hina!Kalaupun aku harus bersujud agar kau memaafkanku,aku akan lakukan itu!!"

Riku mengangkat kepalanya dan menatap Iori,dia tau kalau Iori tidak berbohong,cahaya matanya benar-benar memperlihatkan penyesalan.Riku mengulurkan tangannya dan menyentuh pipi Iori.

'Apakah dia akan memaafkanku?'

"Aku..ingin bertemu Tenn-nii.Tolong ijinkan aku,sebentaarr..saja.Aku akan segera kembali jika sudah bertemu dengannya!"

"Riku-kun,jangan gegabah,coba perhatikan juga kondisimu!"
"Dokter-" Riku bahkan tidak mendengarkan ucapan Sogo,kini dia menatap dokter yang masih setia berada disebelahnya."Ijinkan aku,sebentar saja!!Lima menit..lima menit saja aku bertemu dia.Aku janji tidak akan lama!"
Dokter itu bingung,baru kali ini ada seorang perawat yang malah memperdulikan perawat lain.

"Haaahhh...baiklah,tapi ingat jangan lewat waktu.Anggap selang ini adalah nyawamu sekarang.Jika kau tidak segera memakainya,entah apa yang akan terjadi padamu!"
"Ya-"
"Nanase-san,kami akan mengantarmu!"
"Terimakasih...Iori.."
Mereka memutuskan untuk pergi menggunakan taksi supaya lebih cepat.Selama diperjalanan,tubuh Riku semakin lemah,bahkan dia juga masih menggunakan baju pasien dari klinik UGD itu.Matanya terlihat sangat sayu,nafasnya juga lebih memburu dari biasanya.Iori melepas jas sekolah miliknya,lalu memakaikannya pada Riku,supaya dia tetap hangat.Sesampainya dirumah sakit pusat Tokyo.Mereka langsung disambut oleh Kujo Arisa.

Memories MelodiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang