||Prolog||

2.5K 121 52
                                    

Happy Readings!!!

🌧️🌧️🌧️

"Jika kau mampu membuatku begitu cinta, bisakah kali ini kau membuatku lupa?"

🌧️🌧️🌧️

Seorang gadis remaja cantik, berkulit putih bersih dan memiliki bola mata coklat tengah uring-uringan di kamarnya. Entah sudah berapa kali ia mengecek ponsel yang tergeletak di meja belajar, hanya untuk melihat apakah sudah ada notifikasi dari seseorang yang tengah ditunggu kabarnya itu.

Cowok yang selalu membuat gadis bernama Rayna Roseline menunggu dan rindu. Cowok yang sudah beberapa bulan ini dekat dengan Rayna, yang tidak sengaja menemukan buku harian Rayna yang terjatuh di tempat wisata yang ada di Bandung, lalu mereka saling kenal hanya di situs online.

Pertemuan pertama itu memang sangatlah singkat, tetapi kedekatan mereka justru semakin melekat. Walaupun mereka tidak pernah bertemu kembali secara langsung, Rayna berharap ia bisa kembali bertemu suatu saat nanti.

Rayna selalu berpikir bahwa cowok itu unik, ia berbeda dengan cowok kebanyakan yang dimana cowok ini sungguh sangat menyukai senja dan juga langit malam, sama seperti Rayna yang mengagumi hujan dan juga langit biru. Cowok yang selalu mampu membuat Rayna tersenyum bahagia dan lupa akan kesedihannya.

Lambat laun Rayna menyadari bahwa ia telah jatuh cinta secara diam-diam. Dan yang jelas perasaannya itu tidak diketahui oleh sang lelaki pujaan. Rayna pun sadar diri bahwa ia tidak mungkin bisa menjalin hubungan jarak jauh dan alasan lainnya karena cowok itu sudah lebih dulu mencintai cewek lain, yang sudah pasti ada dan terlihat di dunia nyatanya.

Hari ini sudah dua hari Rayna tidak mendapatkan pesan ataupun panggilan dari cowok tersebut. Tidak bisa dipungkiri bahwa Rayna cemas sebab tidak biasanya seperti ini. Pesan yang Rayna kirim tidak ada satupun yang terbalas maupun terbaca. Membuat Rayna berulang kali mengecek ponsel berharap ada pesan yang masuk.

Drtt, drtt, drttt....

Suara dering ponsel membuat Rayna beranjak dari tempat tidur. Ia dengan semangat meraih ponselnya yang berada di atas meja belajar. Melihat nama yang tertera di layar ponselnya membuat Rayna tidak bisa menahan senyum sumringah karena orang yang tengah ia tunggu akhirnya menghubunginya. Dengan cepat Rayna menggeser tombol hijau.

"Hallo, Bang, lo kemana aja sih tumben banget udah dua hari ini nggak ada kabar. Lo baik-baik aja, kan?" Rentetan pertanyaan keluar begitu saja dari mulut Rayna. Cukup lama ia menunggu jawaban, tetapi yang terdengar di seberang sana justru hanya helaan napas berat."Bang—"

"Maafin gue ya, Rayn. Gue tahu lo pasti gak suka dengarnya. Tapi gue harus ngomong ini," ucap cowok di sebrang sana. Rayna tentu bingung dengan ucapan tersebut dan perasaannya tiba-tiba saja menjadi tidak enak.

"Lo mau ngomong apa, bang? Kenapa kedengarannya serius banget?" tanya Rayna kebingungan. Orang di seberang sana kembali menghela napas membuat Rayna menanti-nanti dengan gelisah.

"Mulai sekarang lo lupain gue ya, anggap aja kita gak pernah kenal sebelumnya," balas orang di seberang sana.

Rayna membulatkan mata. Ia sungguh bingung apa maksud perkataan temannya itu.

"Lo apa-apaan, sih, Bang. Kenapa lo tiba-tiba ngomong kaya gitu?" tanya Rayna kembali.

"Gue minta lo lupain gue jangan hubungi gue lagi, jangan ingat gue lagi. Gitu aja bisa, kan?"

Rayna sedikit terperangah mendengar nada suara orang di seberang sana yang mulai meninggi. Ia berharap orang yang tengah berbicara melalui sambungan telepon bersamanya ini hanya bercanda berucap demikian. Karena tentu saja Rayna kebingungan setelah dua hari ini temannya tidak ada kabar sampai membuatnya khawatir tetapi sekarang justru datang dengan berbagai ucapannya yang membuat Rayna gelisah.

"Bercandaan lo ga lucu," tandas Rayna.

"Gue gak bercanda. Gue serius!" Terdengar jelas nada bicaranya yang begitu tegas, memberi tahu Rayna bahwa cowok di sebrang sana tidak main-main dengan ucapannya.

"Kenapa lo minta gue buat lupain lo? Menurut lo segampang itu ngelupain orang, hah?! Lo dateng-dateng gak jelas banget, minta gue buat lupain. Kalo ngomong yang jelas!"

"Karena gue juga mau ngelupain lo. Gue gak akan ganggu lo, gue gak akan ada di kehidupan lo lagi, gue mau pergi. Dan kita juga gak saling kenal sebelumnya. Kita jauh, dan gue rasa cukup sampai di sini aja pertemanan kita. Maaf, terima kasih dan lupakan."

Tut tut tut ....

"Hallo! Bang. Bang!!!"

Belum sempat Rayna protes, sambungan telepon telah diputus satu pihak. Membuat Rayna semakin kalut. Rayna sekeras mungkin menahan air matanya agar tidak jatuh, tapi ia tidak bisa. Air matanya keluar juga dari tempat persembunyiannya. Ia tertegun, tidak percaya, sekaligus sakit mendengar ucapan cowok yang selama ini selalu ada untuknya itu. Dia yang ia cintai diam-diam. Rayna sama sekali tidak mengerti mengapa cowok itu memintanya melupakan?

Rayna mencoba untuk berfikir positif bahwa cowok yang dekat dengannya ini sedang tidak ingin diganggu, pasti keesokan harinya dia akan kembali menghubungi Rayna setelah keadaannya membaik.

Namun setelah beberapa hari kedepan, bahkan hitungan bulan cowok itu tak kunjung juga menghubunginya. Puluhan pesan yang Rayna kirim tidak ada satupun yang terbalas maupun terbaca. Bahkan kali ini nomornya tidak bisa Rayna hubungi. Rayna semakin takut, bahwa cowok itu benar-benar berniat menjauh dari hidup Rayna.

Hari demi hari telah Rayna lewati, cowok itu benar-benar pergi dari hidupnya. Tidak ada lagi tawa yang dia berikan kala Rayna sedang bersedih, tidak ada lagi gombalan receh yang selalu mampu membuat Rayna tersipu malu, tidak ada lagi obrolan hangat yang selalu mereka perbincangkan setiap harinya. Rayna benar-benar kehilangan semua itu.

Raya mencoba untuk lupa, karena berlarut dalam kenangan yang menyakitkan itu sungguh melelahkan. Tetapi sekeras apapun Rayna untuk lupa, kenangan itu justru selalu berputar dibenaknya. Membuat Rayna semakin merasakan sakit. Ia begitu sulit untuk melupakan. Ia kubur semua kenangan, ia simpan semua barang-barang yang pernah cowok itu kirimkan untuknya ke dalam kotak yang tidak pernah Rayna buka kembali. Karena amat inginnya Rayna lupa akan kepergian cowok itu yang sampai detik ini tidak pernah Rayna mengerti.

Rayna merasa dirinya begitu bodoh dan menyedihkan. Selama ini ia baru menyadari bahwa cowok itu memang tidak pernah menginginkannya. Dia hanya mencintai cewek lain, dan takan pernah berpaling atau melirik Rayna yang mencintainya diam-diam.

Hidup Rayna berubah, kepergian cowok itu sangat berpengaruh dalam hidup Rayna. Apalagi tak lama dari itu Rayna mendapatkan musibah perceraian orangtuanya, membuat Rayna semakin larut dalam kesedihan.

Seketika cinta yang datang tanpa di duga, dengan waktu sekejap berubah menjadi benci. Rayna telah membenci seseorang yang ia anggap spesial dalam hidupnya. Rayna bersikeras dalam hati, ia pasti bisa melupakan. Pasti bisa.

♡️♡️♡️

Terima kasih buat kalian yang mau baca cerita ini. Silahkan saran dan kritikannya.

Penulis amatir yang masih berusaha belajar menjadi lebih baik lagi, jadi maaf jika banyak kesalahan dalam tulisan pertama aku ini.

Ok see you next chapter!!!

Salam dari Ranf^^

UnforgettableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang