Juni sedang menantikan kembalian dari jus mangganya saat seorang dengan tak sabaran berteriak, “Es kopi satu, Bu!”“Siap, Mas Bobby!”
Juni cemberut melihat si Ibu kantin yang demikian gercep menjawab pesanan cowok yang berdiri sambil bernopang punggung di dinding. Keringat mengalir di pelipis dan lehernya. Cuaca memang terik siang Senin ini.
“Duhh Mbak, gak ada kembaliannya ini,” ucap Ibu kantin sembari mengembalikan selembar seratus ribuan milik Juni dan membawakan es kopi untuk cowok di samping Juni.
Ini memang hari Senin di awal bulan, hal yang membuat Juni tak punya uang lain selain lembaran ratusan ribu di dompetnya hasil kiriman orang tuanya di Semarang.
“Yahhh gimana Bu?”
“Ibu udah keliling gaada yang punya.”
“Udah bareng gue aja. Ini Bu, sekalian.” ucap Bobby sambil memberikan selembar sepuluh ribuan pada Ibu kantin.
“Eh! Gak usah Kak!”
“Udah. Sans.” jawab Bobby dengan senyum yang hanya menyisakan mata sipitnya.
“Pepet teros Bob!” teriak beberapa laki-laki yang duduk di gazebo. Juni tahu jika mereka pasti kawan seperkumpulannya cowok di hadapannya ini, kakak tingkat hits yang didominasi anak musik.
“Makasih Kak!”
“Yoi.”
tbc
🌊🌊🌊
KAMU SEDANG MEMBACA
Bobby, Juni dan Jogja
FanfictionJogja menjadi istimewa buat kamu yang memiliki keeratan kenangan di sana. "Semanis apapun kenanganmu jangan minum teh botol, karena akan tetap pahit jika hanya mampu kau kenang," -Bobby. [potongan kisah-kisah tolol antara Bobby dan Juni di Jogja]