Makan

13 0 0
                                    

"Dimane lo?"

"Kos. Napa?"

"Temenin makan."

"Hah?"

"Gue di depan."

Juni yang asik goleran sore pun segera bangun tepat setelah panggilan Bobby mati, bersiap turun nemuin Bobby yang suaranya dingin dan tegas. Gak biasanya Bobby semaksa ini. Aneh, badmood paling ya. batin Juni. Daripada repot, mending Juni segera siap-siap dan nurutin kemauan Bobby.

Di jalan pun mereka nggak banyak ngomong kayak biasanya. Ya sekadar pertanyaan singkat dan jawaban singkat.

"Makan dimana?"

"Deket-deket Klebengan." jawab Bobby singkat.

Bobby membawa Ovan menyelip-nyelip di antara gang-gang. Mereka sampai di salah satu warung makan lesehan. Bentuknya lebih mirip ruang tamu rumah yang dialasi karpet hijau dan diberi meja-meja. Namun yang datang saat itu cukup banyak dan cukup asing di mata Juni. Anak fakultas lain atau malah kampus sebelah mungkin.

"Lo gak makan?" tanya Bobby meyakinkan jika Juni nggak mau makan.

"Enggak, gue baru aja makan sama Mbak Kos."

"Beneran?"

"Iya. Eh es jeruk bole lah ehehe"

"Dasar."

Pesanan Bobby datang, termasuk es jeruk Juni. Dan Bobby mulai buka suara soal tugas aransemennya yang kena revisi sampe 3 kali, ditambah tiba-tiba ada anak fakultas sebelah yang tiba-tiba cari ribut nantang gelut di burjoan. Bersyukur Bobby masih menahan diri dan tak melayangkan pukulannya. Ternyata, yang nantangin itu baru ngpil. Pantesan gak ada aturan.

Mendengar cerita Bobby, Juni hanya tertawa geli tapi lengannya terulur menepuk-nepuk pundak Bobby.

"Hampir aja itu orang abis di tangan gue."

"Iya iya. Yaudah abis ini dibenerin lagi revisinya."

Bobby sudah selesai dengan makannya. Ia merogoh saku celananya, berniat membayar. Gerakannya terhenti. Matanya mendelik dan sadar akan sesuatu yang ganjil.

"Napa?"

"Ehehehehe dompet gue ketinggalan ehehehe"

"Anjing, goblok." desis Juni pelan, enggan menganggu orang-orang yang sedang makan. "Ngajak-ngajak makan tapi dompet ketinggalan. Dasar gamodal. Kalo lo minta dibayarin ya gak gini caranya anjeng," lanjut Juni lengkap dengan muka sebel sedangkan Bobby nyengir.

Juni mengambil dompetnya dan menyerahkan uang pada Bobby.

"Jangan marah dong, Bebeb Juni cantik. Nanti Abang traktir deh, ya? Ya? Ya?" ucap Bobby sambil mengamit lengan Juni menuju tempat Ovan terparkir.

"Dah, balik aja kalo gada duit. Sok-sokan ngajak makan." cibir Juni.

"Iye iye, balik kontrakan dulu ambil dompet ya sayang."

"Hm"

"Lanjut bablas alkid lah."

"Hm"


tbc

Bobby, Juni dan JogjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang