Perkenalan yang Tertunda (5.4)

16 1 0
                                    


Juni sedang memandangi sinopsis Cantik itu Luka saat seorang cowok menjajarinya, berdiri di sampingnya.

"Jadi beli gak Mbak?"

Juni terperanjat, "Eh Kak." Orang di sampingnya tersebut malah tersenyum sipit.

"Serius amat dari tadi. Mana gak pindah-pindah, di sini muluk."
"Ehehehe." tawa canggung Juni berlanjut dengan pertanyaan bodoh, "Ngapain ke sini Kak?"

"Beli buku lah. Muka gue gak keliatan rajin baca ya?"

"Bukan aku loh yang ngomong ya hahaha"

"Sial" desis Bobby pelan.

"Oh iya, sekalian aku mau gantiin pop ice kemarin," ucap Juni sembari merogoh tasnya mencari dompet.

"Udah si, gausah. Sans."

"Serius?"

"Iyalah"

Dengan bekal rasa balas budi yang harus dibayar, Juni pun memberanikan diri, "Aku traktir batagor telkom aja mau?"

"Kalo ini gak nolak deh gue ehehehe"

"Bentar, aku bayar dulu ya."

"Okieyo!"

Bobby mengekori Juni ke kasir. Ia juga menyempatkan diri membuka ponsel dan mengetik beberapa patah kata dan segera mengirimkannya.

"Totalnya 150ribu Kak."

"Ini Mbak. Makasih"

Mereka menaiki motor vario abu milik Bobby pun beranjak menuju batagor telkom yang jaraknya 500 meter dari toko buku tempat mereka bertemu. Sementara Bobby dan Juni berkenalan di warung batagor, seseorang sedang misuh-misuh.

"Djancuk ik Bobby! Aku ditinggal mulih! Bajingan"

Di depan togamas, June masih misuh-misuh sembari nungguin tukang Grab. Menyesal ia tadi mengiyakan tawaran teman satu kontrakannya itu untuk ke toko buku bersama, jika hasilnya ia malah ditinggal begini.

(Silakan membayangkan misuh-misuhnya June yg panas-panasan nungguin dijemput abang ojol wkwk)

tbc
🌊🌊🌊

Bobby, Juni dan JogjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang