Makrab

13 1 1
                                    

Makrab atau malam keakraban merupakan bagian dari ospek yang tak bisa dpisahkan. Sayangnya, pihak kampus dengan berbagai alasan mulai memberantas penyelenggaraan makrab tepat saat Juni memulai kehidupan kampusnya. Makrab merupakan awal dari segala keasyikan soal pengenalan kegilaan dari dunia kampus. Meski pihak kampus mencoba memberantas penyelenggaraan makrab, para kating tak habis pikir untuk mengadakan makrab dengan berkedok pelatihan kepemimpinan dst. demi mengelabui pihak kampus.

Jadilah sekarang ini Juni berada di salah satu wisma Kaliurang yang kerap disewa untuk makrab jurusannya. Udara dingin malam membuat Juni mengeratkan jaket yang ia pakai. Setelah seharian menjalankan rangkaian acara mulai dari seminar, pelatihan penulisan sastra, serta games bersama-sama.

Kini acara terakhir merupakan orasi yang berlanjut dengan freetime. Nyala api di tengah-tengah mulai meredup. Sebagian bara apinya diambil untuk membakar jagung dan makanan lainnya. Di sudut lain yang cukup remang, beberapa kating duduk melingkar. Mereka tampak asik dengan kesibukan mereka. Sejenak Juni melongok sekilas dan siluet yang tak asing muncul di sana. Siluet itu mengenakan beanie, hoodie dan celana panjang sobek-sobek. Ia mendekati Juni.

"Hoy Jun!"

"Oh Kak Bobby. Dari tadi Kak?"

"Iya lah. Lo sibuk banget dari tadi sampe gasadar gue dateng."

Semenjak siang wisma ini memang sudah didatangi oleh kating-kating jurusan lain. Namun Juni terlalu sibuk dengan lingkungan pertemanan baru dan games yang harus dimenangkan hingga tidak sadar kehadiran Bobby dkk di sana.

"Muka lo tadi lucu banget pas kena lempar bola air wkwkw"

Juni tak menjawab dan hanya mendengus sebal. Kedua telapak tangan Juni masih berpegang pada segelas teh hangat yang mendingin.

"Lo gak penasaran apa sama yang di sana?" tanya Bobby sambil membuat gesture ke arah kumpulan kating yang dominan laki-laki.

"Eng... dikit sih"

"Yaudah ayo!"

Juni pun mengekori Bobby untuk mendekat ke kerumunan kecil itu. Sampai di sana ia disambut dengan baik oleh kating jurusannya dan jurusan lain, termasuk Johan, June, Ezra dan kating lainnya yang sempat mengospeknya.

"Dek, tiati ya. Jangan mau kalo diajak-ajak Bobby. Dia nggigit, nanti rabies kamu haha" goda salah satu kating jurusanmu.

"Gak gitu juga su!" elak Bobby yang ditimpali dengan kelakar-kelakar lainnya. "Lo bisa minum? Kalo enggak juga nggak apa," bisik Bobby dan yang ditanya hanya mengangguk kecil.

Tanpa menunggu waktu, Bobby meraih botol yang tertutup plastik hitam lalu menuangkannya ke gelas. Sesaat kemudian gelas pun berpindah tangan kepada Juni.

"Heh! Anak orang jangan lo bikin mabok, bangsat!" cegah Johan.

"Wah gak aturan lo, Bob! Anak orang woy!" cegah yang lain.

"Udah pernah kok Kak," jawab Juni diselingi tawa canggung.

Juni meneguk pelan minum yang diberikan Bobby. Minum merk lokal yang dijual secara illegal itu membuat Juni sedikit berjengit karena asam yang menggigit lidahnya.

Kalau kalian pikir Juni ini anak baik dan polos, maka kalian salah besar. Karena Juni tetaplah gadis yang penuh dengan rasa penasaran dan banyak pertanyaan di dalam kepalanya. Penasarannya itu membawa ia mencicipi bir pertama kali saat berada di jenjang ke dua sekolah menengah atas. Tapi ini rahasia ya.

Sekarang Johan dan kating lainnya melongo melihat Juni turut serta minum dengan mereka. Dan inilah alasan lain mengapa Juni bisa dikenal banyak kating, yaitu sebagai maba cewek pertama yang ikutan minum bareng kating pas makrab. Mereka belum tahu saja kelakuan Juni dan Lisa kalau disatukan. Berhubung makrab kali ini Lisa tidak bisa ikut karena ada urusan keluarga, maka mau tak mau Juni yang harus menyandang gelar itu.

tbc
🌊🌊🌊

Bobby, Juni dan JogjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang