Mabuk

13 1 1
                                    

Baik Juni maupun Bobby bukanlah orang yang sepenuhnya baik. Mereka masihlah manusia biasa yang bisa melakukan hal-hal yang dilarang oleh norma yang ada. Seperti sekarang ini, Bobby dengan tiba-tiba berada di pintu gerbang kos-kosan Juni. Ia yang beberapa waktu lalu menelpon Juni dengan suara parau kini sudah nangkring di atas Ovan. Juni melihat itu dari jendela balkon kamarnya dan ia segera turun membukakan pintu untuk Bobby.

Baru saja pintu depan Juni buka, tubuh Bobby sudah langsung bersandar pada dirinya. Aroma alkohol menyeruak dari mulut Bobby.

"Lo darimana sih?" tanya Juni datar sambil mendudukkan Bobby ke sofa ruang tamu kosan.

"Ehehe Jalan Magelang."

"Trus ngapain ke sini? Bukannya balik kontrakan."

"Kangen," jawab Bobby dengan suara pelan nan imut.

Juni tak menggubrisnya. Ingat, Juni sudah kebal dengan segala gombalan Bobby.

"Yang lain kemana? Trus ngapain lo motoran ke sini bego?"

Bobby hanya diam dan berpikir sejenak.

Juni tahu Bobby mabuk sejak di telepon tadi. Niat awal Juni ingin tidur lebih awal menjadi terganggu karena tamu tak diundang yang satu ini. Meski tahu kadar toleransi alkohol Bobby tidak sepayah Johan, tapi Juni tetap khawatir jika ia mengendarai motor sendiri.

Orang yang ditanya masih diam dan Juni mulai jengah. Ia memijit pelipisnya. Amarahnya sempat memuncak. Namun dengan segera ia menahan diri. Nggak ada gunanya marah ama orang mabok, batinnya.

"Juniiii~" panggil Bobby dengan suara serak rendahnya.

"Apa?" jawab Juni dengan ketus sembari menyandarkan badannya ke punggung sofa.

Bobby yang duduk di sampingnya dengan segera menyandarkan kepalanya pada bahu Juni. Ia sempatkan mengusak-usakkan kepalanya ke ceruk leher Juni membuat pemiliknya terganggu. Juni bergeming.

"Kamu marah ya karena nggak aku ajakin minum?"

"Hmm" deham Juni panjang.

"Jangan marah. Tadi diajakin June soalnya. Dadakan juga."

"Hmm"

"Daripada kamu cewek sendiri. Lagian kamu kan nggak boleh minum."

"Ya kalo gue gak minum, ya seret dong gue."

"Eh? Oh. Oh iya, ya."

Juni terkekeh melihat Bobby mengalami mode goblok kalau lagi mabuk.

"Pokoknya lain kali ajak-ajak. Kalo gak ajak-ajak lagi, gaakan gue terima lo buat bertamu ke kosan gue lagi!"

"Iyaaaa Juniiiiii..."

"Sekarang balik kontrakan sana!"

"Gamuuu. Di sini aja. Ada Juni. Bisa dipeluk. Empuk." ucap Bobby sambil memeluk lengan Juni dan mengusak-usakkan kepalanya pada Juni.

"Kontrakan lo kan juga ada guling. Sana balik!" Juni mendorong kepala Bobby.

"Gamuuu..." Bobby makin erat memeluki Juni.

"Sesek anjir!"

"Gamuuu pulaanggg"

"Yaudah iya, iya."

Melihat respon Bobby yang terlalu mabuk, Juni segera meraih ponselnya dan meminta izin via grup WA kosan. Bobby yang masih memeluk Juni kini makin menjatuhkan badannya dan bersandar sepenuhnya pada Juni. Kepalanya yang terasa ringan dan berat di saat bersamaan itu bergerak-gerak seperti mau jatuh dan terantuk apa saja. Matanya sudah sepenuhnya terpejam kini.

Juni yang menyadari semua itu segera mencoba melarikan diri dari rengkuhan Bobby. Setelah sukses melepaskan diri, ia segera naik ke kamarnya untuk mengambil bantal dan selimut.

Malam ini Juni harus tidur di sofa ruang tamu kosannya demi menjaga bayi gede yang sedang tak sadarkan diri ini.

tbc
🌊🌊🌊

Bobby, Juni dan JogjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang