Gebetan (1)

6 0 0
                                        

Kalau kalian mengira Bobby maupun Juni tak pernah punya gebetan atau pacar. Maka kalian salah besar. Selama mereka berteman, mereka sempat memiliki gebetan masing-masing. Yahh meski lebih banyak orang yang menganggap mereka pacaran atau malah menjodoh-jodohkan mereka.

Mari kita mulai dengan cerita mengenai gebetan Juni.

Berawal dari kegiatan ospek yang melelahkan, jauh sebelum Bobby memanggil namanya di stage, Juni bertemu dengan kakak tingkat jurusannya di hari penngumpulan form ospek jurusan. Siang itu gedung PKM cukup riuh dengan kegiatan panitia ospek dan maba yang berseliweran.

"Permisi, ini ngumpulin form khusus jurusan sastra dimana ya Kak?"

"Oh kamu maba? Sini-sini, ngumpulin di gue aja gapapa."

"Makasih Kak."

"Mau langsung balik? Udah dapet kosan?"

"Eh iya Kak."

"Mending sini dulu, siapa tau ketemu maba lain sekalian kenalan juga sama kating lain."

Juni hanya mengangguk mengiyakan dan mengambil duduk di hadapan kating tersebut. Ucapan kating tersebut berlanjut,"Pasti gabut kan di kosan ga ngapa-ngapain."

"Nggak juga, kan harus ngerjain tugas ospek," jawab Juni dengan jenaka.

"Ya itu mah tugas ospek univ sama fakultas. Ospek jurusan mah santuy, gaada tugas. No ribet-ribet lah."

"Serius gaada tugasnya?" tanya Juni penuh harap.

"Nope. Kita mah ospek dibikin have fun aja kalik," ucapnya dengan senyum manis.

Senyum manis yang juga mengejek jurusan lain itu sejenak mengalihkan pikiran Juni.

"Oh iya, gue Yunandar. Panggil Nanda aja gapapa, kalo orang-orang manggilnya Yun. Nama kamu ..." tanyanya sambil membuka kembali formulir "Juni?"

Juni mengangguk setengah tak sadar.

Bersyukur, sebelum kesadaran Juni benar-benar menghilang, seorang gadis datang dan menanyakan hal yang sama dengan yang Juni tanyakan tadi. Ia adalah Lisa yang kemudian berkenalan dengan Juni. Lisa dengan sifat easy going nya pun cepat berbaur dan mereka bertiga melanjutkan percakapan.

Itu tadi baru awal dari pertemuan Juni dengan gebetan dan kawan barunya. Untuk pertemuan lanjutannya tentu di pembagian kelompok atau gugus ospek jurusannya. Tentu saja siapa lagi yang menjadi pemandu gugus Juni kalau bukan Kak Nanda. Obrolan Juni dan Kak Nanda berlanjut di roomchat karena Juni merupakan salah satu dari anggota gugusnya. Obrolan ringan soal keseharian, hingga obrolan berat dengan topik sosial maupun filsafat sudah habis mereka bahas.

Pertemuan selanjutnya di makrab jurusan. Meski citra Juni sempat anjlok karena menjadi maba cewek yang ikut minum, tetapi Juni masih melanjutkan one sided love-nya ke Kak Nanda hingga pertengahan semester 2. Mereka kerap bertukar pesan, menonton teater, bahkan makan dan mencari buku bersama, termasuk sedakar ngopi dengan kawan sejurusan.

Namun semua itu berakhir ketika kabar burung sampai di telinga Juni jika Kak Nanda jadian dengan salah satu kating, sesama panitia ospek. Kabar itu diperjelas dengan absennya Kak Nanda dari sekitar Juni, termasuk roomchat mereka.

Kalau kalian penasaran kejadian ini terjadi kapan, ini terjadi tepat sesaat sebelum Juni dan Lisa melipir ke Prawirotaman. Hal yang selalu menjadi alasan seseorang pergi minum ialah patah hati.

Meski demikian, Juni tetap berterima kasih kepada Kak Nanda yang sudah demikian banyaknya membantu. Juni rasa, ia dapat beradaptasi dan mengikuti perkuliahan dengan baik juga karena Kak Nanda yang selalu membantunya. Entah itu meminjamkan buku materi maupun menemaninya mencari buku materi dan lainnya.

Thank's to Kak Nanda.

Thank's to Kak Nanda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bobby, Juni dan JogjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang