Kantin Fakultas
Semua orang menatap Juni. Semua mata menyiratkan keingintahuan mereka. ‘Ah pasti para lambe turah itu udah nyinyir ke seantero fakultas. Syial. Awas aja mereka!’
Di pojokan lain berisi sekumpulan kating yang didominasi anak musik sedang bercanda. Sebagian tawa mereka menggelegar memenuhi seisi kantin.
Termasuk si pria sipit bergigi kelinci yang sedang tertawa puas. Di antara celah mata sipitnya, ia menemukan bayangan gadis dengan rambut sebahu dengan korsa miliknya yang nampak kedodoran serta seluruh kancing terbuka menampakkan kaos putih sebagai dalamannya. Ia sedang mengantre di kedai Mbok Iyem, memegang segelas milo dan menanti kembalian.
Segera saja Bobby melambaikan tangannya. Senyum Bobby demikian cerah. Tapi bukannya mendapat senyum manis, Bobby disambut dengan muka malas Juni dilengkapi dengan acungan jari tengah.
“Anjeenggg” teriak Bobby.
Kawan-kawannya kaget. Sementara yang diteriaki bukannya meminta maaf tetapi langsung melengos pergi.
“Napa sih lo?” sergah Yoyo.
“Berisik sat!” saut June nyolot.
“Sialan Juni! Awas ya lo!” lanjut Bobby.
“Masalah rumah tangga tuh jangan bawa ke sini, Bang. Aib,” susul Ezra kalem sembari menghembuskan asap rokoknya pelan.
“Lah? Emang udah jadian? Bukannya friendzone ya?” ledek Johan.
“Bacot lo jomblo dari lair!” balas Bobby.
“Heh! Cari masalah ya lo?!” Johan mulai berdiri dan menarik kerah Bobby.
Ya demikianlah keributan pojokan kantin yang disponsori oleh geng gak jelas kating musik.
tbc
🌊🌊🌊
KAMU SEDANG MEMBACA
Bobby, Juni dan Jogja
ФанфикJogja menjadi istimewa buat kamu yang memiliki keeratan kenangan di sana. "Semanis apapun kenanganmu jangan minum teh botol, karena akan tetap pahit jika hanya mampu kau kenang," -Bobby. [potongan kisah-kisah tolol antara Bobby dan Juni di Jogja]