Kalau kalian semua penasaran kenapa Juni bisa seenak jidat nginep-nginep kontrakan Bobby, begini cerita awalnya:
Semua tentu berawal dari tumpukan tugas gila-gilaan Juni di semester 2. Mata kuliah yang diambil Juni full 24SKS dengan rata-rata berupa mata kuliah umum dan wajib. Sudah menjadi rahasia umum jika kuliah di Fakultas Bahasa dan Seni tergolong sebagai kuliah nyantuy dengan dosen yang baik hati. Sudah menjadi rahasia umum juga, kalau dosen dari fakultas lain yang mengisi MKU selalu menjadi dosen resek yang ngasih tugas aneh-aneh dan bejibun.
Ya, itu yang jadi penyebab Juni harus mati-matian mengerjakan beragam tugas yang didominasi dengan paper, presentasi dan review jurnal. Oh ya, bahkan Juni mendapat tugas membuat pentas drama kecil-kecilan di mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar. Padahal kalo dipikir, apa sih hubungannya IAD sama drama? Mana disuruh ngejelasin materi dengan cara ngdrama gitu. Aihh ada-ada aja emang.
Tapi mau gimana lagi? Ya mau-ga-mau ya harus dilakuin kan ya? Namanya juga mahasiswa baru yang masih berjuang demi IPK cumlaude.
Akibat dari beragamnya tugas, mulai dari individu hingga kelompok yang termasuk kelompoknya bangsat semua, Juni kekurangan jam tidur. Hari libur pun ia gunakan buat ndekem nggarap tugas di kosan. Paling banter keluar ngafe, tujuannya juga buat nugas. Nasib banget dah.
Sedihnya, kosan Juni yang berada di pinggir jalan raya tak mengijinkan Juni buat mengambil waktu tidur siang walau sesaat. Belum lagi waktu tidur malam yang kerap terganggu remaja atau gondes yang knalpot motornya digeber-geberin. Oh iya, ditambah lagi jam berpikir Juni yang ada di jam 1 pagi atau jam jalanan mulai sepi. Jadilah Juni harus begadang tiap malam dan waktu tidurnya makin gak beraturan.
Kali ini sabtu pagi yang cerah dan Juni memutuskan buat nelpon Bobby. Takut-takut kalo orangnya molor atau lagi di jalan, otw balik kampung.
"Bob?"
"Ya?"
"Balik?"
"Gak. Kenapa?"
"Numpang tidur yo?"
"Loh? Napa?"
"Belum tidur gue, baru kelar nugas."
Jeda sejenak di antara mereka. Nggak cuma Bobby, tetapi Juni juga menimang-nimang untuk melanjutkan ucapannya.
"Boleh ga?" ulang Juni.
"Iya. Sini ae!"
"Yo. Bentar, tak siap-siap dulu."
Di saat seperti ini, ada untungnya juga punya kawan yang ngontrak dan letak kontrakannya ndlesep di antara pemukiman penduduk. Jadinya kan nggak perlu repot cari tempat numpang tidur dan nggak perlu repot ngurus Bu Kos atau tetangga yang nyinyir. Kalo kalian nanya kenapa Juni nggak numpang kosan Lisa atau Jennie, alasannya tentu karena kalo ke Lisa, Lisanya pasti belom bangun. Kalo ke Jennie kan jauh di Jogja Kota, soalnya Jennie tinggal sama Neneknya.
tbc
🌊🌊🌊
KAMU SEDANG MEMBACA
Bobby, Juni dan Jogja
FanfictionJogja menjadi istimewa buat kamu yang memiliki keeratan kenangan di sana. "Semanis apapun kenanganmu jangan minum teh botol, karena akan tetap pahit jika hanya mampu kau kenang," -Bobby. [potongan kisah-kisah tolol antara Bobby dan Juni di Jogja]