Night Ride + Bukit Bintang (13.4)

10 0 0
                                    

"Bob," panggil Juni di sela-sela lamunannya.

Mereka sedang sibuk dengan pikiran dan kegiatannya masing-masing. Juni dengan arah pandang jauh ke ramainya lampu pemukiman di bawah sana, Bobby dengan sebatang rokok dan ponselnya.

"Hm?"

"Gimana kalo di antara lampu-lampu itu ternyata ada tanda SOS dari orang yang minta tolong?"

Bobby menghentikan kegiatannya bermain ponsel. Ia diam dan memandangi Juni yang tangannya bergerak-gerak ke arah cahaya kecil lampu-lampu di bawah sana.

"Jadi dia cuman punya lampu senter dan dia misal lagi kabur dari sekapan. Gimana ya? Orang-orang di sini yang secara gak sengaja liat gitu mau nolongin gak ya? Atau malah gak bisa nolongin karena posisinya jauh?"

Juni diam sejenak.

"Atau nggak usah soal kabur dari sekapan, tapi kalo ada perampokan gitu di bawah. Kan dari sini keliatan tuh. Jelas banget bahkan," lanjut Juni.

"Ya kalo gitu balik lagi, orang yang di sini peka enggak. Kalo gak peka dan berprinsip 'mind ur own bussiness' yaudah. Atau kalo peka, bisa aja mereka nelpon polisi yang di bawah biar langsung ke TKP," jawab Bobby di sela embusan asap rokoknya.

"Iya juga, ya?"

Juni makin bersandar ke pagar pembatas, tangannya ia jadikan tumpuan sekaligus sandaran untuk kepalanya. Sekarang kepalanya miring ke kiri dan bersandar makin nyaman. Jangan lupa dengan arah pandang Juni yang masih jauh ke bawah sana.

"Tapi bakal beresiko sih kalo orang dari sini yang nglaporin. Bisa aja kan kalo salah liat atau gimana-gimana," lanjut Bobby.

"Huum"

Juni kembali diam.

"Lo ngantuk? Mau balik aja?"

Juni tak menjawab, tapi bisa dilihat dengan jelas jika Juni sekarang benar-benar mengantuk. Lingkaran hitam di matanya yang makin sayu nampak jelas, membuat Bobby harus segera mengembalikan Juni ke habitatnya. Kecuali jika dia mau repot membawa pulang Juni yang tengah tertidur. 

tbc
🌊🌊🌊

Bobby, Juni dan JogjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang