Lisa termenung di meja kasir dengan pandangan kosong. Gadis berponi itu langsung pamit setelah kejadian aneh di ruangan Tiffany.
Bahkan ia melupakan Rosé yang datang bersamanya "Lisa~ya!"
Gadis berponi itu tersentak saat seorang pria berdiri di hadapannya "Jaehyun, kapan ku kau datang?"
"Mwoya, kau melamun sedari tadi. Ada masalah?" Lisa menggeleng cepat menjawab pertanyaan temannya itu.
Jaehyun meraih apronnya lalu kembali menatap Lisa "Jarang kau seperti ini, pasti ada masalah katakan saja"
"Hais jangan suka memaksa" jawab Lisa kesal memukul lengan Jaehyun.
Pria Jung itu hanya tersenyum lalu berdiri di sisi Lisa "Apa kau sudah dari tadi?"
"Belum terlalu lama, kau dari mana sampai harus terlambat?"
"A-aku... ada urusan" Lisa menyipitkan matanya menatap gerak gerik Jaehyun yang mendadak kikuk.
"Hari ini cukup sepi, lebih baik kita pulang cepat" ucap Jaehyun tiba - tiba.
"Jaehyun~ah..."
Pria berlesung itu menoleh menatap Lisa penuh tanya "Mau temani aku ke suatu tempat?"
.
.
.
.
Tiffany termenung di ruang kerjanya. Wanita itu masih memikirkan Lisa yang sore tadi menemuinya untuk pertama kali.
"Fanny~ah"
Wanita 3 anak itu mengabaikan panggilan suaminya yang mulai melangkah masuk "Kau tidak lelah? Ini sudah cukup larut"
Tiffany mendongak menatap Siwon yang berdiri di hadapannya "Apa selama ini kau tahu?"
Pertanyaan itu di lontarkan dengan nada sinis oleh Tiffany. Mengingat bagaimana reaksi Siwon sore tadi membuat dirinya berfikir bahwa Siwon mengetahui segalanya.
"Aku pernah bertemu dengannya sekali, hanya itu. Ini sudah larut tidurlah"
Siwon hendak melangkah pergi sebelum suara Tiffany kembali menghentikannya "Appa macam apa kau ini? Apa diri mu pantas di sebut sebagai orang tua?"
Hela nafas berat terdengar dari Siwon yang langsung menoleh pada Tiffany.
"Aku tahu kau mengenalinya. Wajahnya begitu dominan antar wajah mu dan wajah Yoona. Tapi kau masih mengacuhkannya?"
"Tiffany—"
"Adik ku pergi 17 tahun yang lalu. Bukan tidak mungkin kau dengan segala koneksi mu itu tidak menemukannya. Aku rasa kau yang menyembunyikannya di suatu tempat"
"Tiffany!" Seru Siwon geram dengan istrinya itu.
"Aku fikir kau berubah Siwon, aku salah. Kau lebih brengsek dari 17 tahun yang lalu"
Tiffany melangkah pergi melewati Siwon yang terdiam di tempatnya.
****
Lisa melempar tasnya asal sesampainya di rumah. Hari ini cukup berat baginya.
Gadis itu mendesah kecewa saat tidak mendapati sahabatnya pagi tadi di sekolah. Ketua kelasnya bilang Rosé meminta izin tidak masuk.
"Apa semua baik - baik saja?" Gumam Lisa bermonolog.
Pasalnya Rosé tipikal orang yang selalu menghubunginya setiap sesuatu terjadi. Tapi tak satupun pesan ia dapat dari sahabatnya itu.
