Malam ini beberapa menit setelah Jaehyun pulang. Ponsel mahal milik Lisa berbunyi nyaring karena peasa-pesan yang masuk secara bersamaan.
My Jaejae~
Aku sudah sampai...
Jangan lupa makan dan minum obat.
Istirahat yang banyak.
Hubungi aku jika kau butuh sesuatu.
Terimakasih karena memberikan ku kesempatan kedua Lisa~ya.
Aku akan datang lagi besok dan setiap harinya.
~08.12 p.mLisa hanya tersenyum menatap deretan pesan masuk dari Jaehyun.
Ia memang tak pernah marah dengan Jaehyun. Hanya saja rasa kecewa itu menghampirinya, tapi saat melihat tatapan bersalah dari mata Jaehyun, gadis berponi itu jadi luluh.
Tak ada salahnya bukan untuk memberikan orang lain kesempatan kedua untuk memperbaiki diri?
"Nuguya?" Lisa menoleh saat kakak keduanya itu menyandarkan kepalanya pada bahu kurus Lisa.
"Kau benar-benar memberikannya kesempatan?" Tanya Jennie memastikan.
Gadis berponi itu mengangguk yakin "Hm, tak ada salahnya juga. Setiap manusia pasti memiliki kesempatan kedua"
"Ku rasa kau terlalu baik. Kau bahkan tak merasa marah pada Rosé yang jelas—"
"Eonnie, aku tidak mau berfikir buruk. Mungkin saja Rosé memang merasa kesepian karena kalian sedang mengkhawatirkan ku, jadi ku fikir Jaehyun lah yang dapat membantunya"
Jennie hanya diam mengabaikan ucapan Lisa yang terdengar seperti seorang malaikat "Apa ada yang sakit Lisa?"
Lisa menggeleng menjawab kakak keduanya itu yang tiba-tiba saja bertanya "Ingin ku pijat? Tiga hari kau tertidur pasti rasanya pegal"
Jennie bangkit dari posisinya dan menatap Lisa lama " Tak apa, eonnie temani aku saja seperti ini"
Tangan Lisa terulur menarik Jennie dalam pelukannya. Gadis bermata kucing itu pun tak menolak dan kembali meletakkan kepalanya pada bahu adiknya.
•
•
•
•
Jennie terbangun dengan pelukan hangat yang masih menyelimutinya. Matanya terbuka perlahan dan melirik adiknya yang sedang menatapnya.
"Morning nini" Jennie tersenyum mendengar suara serak adiknya yang begitu lembut menyapanya.
"Morning too, lili" sebuah kecupan mendarat tepat di sudut bibir Lisa membuat gadis itu melebarkan matanya.
"Eonnie itu firsh kiss ku!"
Jennie bangkit menatap Lisa dengan santai "Bagus, lebih baik bersama ku dari pada dengan namja"
Jennie melangkah pergi menuju kamar mandi meninggalkan Lisa dengan wajahnya yang memerah.
"Kau sudah bangun?" Gadis berponi itu menoleh mendapati Jisoo dan Rosé yang muncul.
"Eonnie pagi sekali datangnya" ucap Lisa menatap jam dinding yang masih menunjukkan pukul 6 pagi.
Jisoo melangkah mendekati adik bungsunya itu dengan sebuah paper bag di tangannya "Aku membawakan sarapan untuk Jennie, ku rasa kau juga tak akan menyukai makanan rumah sakit"
Tangan Jisoo mulai sibuk meletakkan beberapa makanan pada overbed table yang memposisikannya di hadapan Lisa.
"Mau ku suapi?" Tanya Rosé melangkah maju.