Pria Kim itu terduduk lemas di pinggir ranjang Lisa, menatap dengan sendu wajah pucat gadis itu.
"Apa kita harus melakukan intubasi dokter?" Tanya seorang perawat menghampiri Seokjin.
Pria Kim itu menggeleng lemas "Itu terlalu berat. Pasangkan saja non rebreathing mask"
Perawat itu mengangguk dan segera melaksanakan perintah Seokjin. Pria berjas putih itu nampak masih sangat lemas dengan mata yang tak terlepas pada Lisa.
"Gomawo..." lirihnya memejamkan mata.
Setelah merasa lebih baik Seokjin bangkit berjalan ke arah Jaehyun dan melayangkan sebuah pukulan telak pada wajahnya.
"Kau apakan dia, huh? Bagaimana dia bisa sampai kolaps seperti itu?" Tangan itu hendak kembali melayangkan pukulan sebelum Siwon menahannya.
"Sudah Seokjin kita dengarkan penjelas Jaehyun terlebih dahulu" pria Kim itu melangkah mundur dan memeluk Jisoo yang terisak kencang.
"Tenanglah, Lisa sudah baik-baik saja" ucap Seokjin berbisik lembut pada Jisoo.
"Maaf ini semua memang salah ku. Ka-kami sempat bertengkar tadi, lalu tiba-tiba saja Lisa sesak nafas dan seperti itu" ujar Jaehyun menunduk.
"Pergi kau dari sini" suara itu mengalun tajam menusuk hati Jaehyun.
"Jennie—"
"Kekasih mu itu sedang sakit dan kau malah mengajaknya bertengkar? Pria macam apa kau ini?" Tiffany hanya bisa mengusap punggung Jennie yang naik turun dengan cepat.
"Aku mohon maafkan aku—"
"Aku tak akan pernah memaafkan mu jika sesuatu terjadi pada Lisa. Akan ku cari kau kemana pun dan—"
"Jennie cukup, lebih baik kita fokus pada Lisa saat ini" potong Seokjin menatap tajam Jaehyun.
Jisoo yang sadar menarik tangan Seokjin untuk membuat perhatian pria itu beralih "Aku tahu ada yang tidak beres dengan Lisa. Tolong katakan pada kami. Ia akan terus menyembunyikannya walau seburuk apa pun kondisinya"
Pria Kim itu terdiam sejenak menimbang - nimbang permintaan kekasihnya yang nampak sangat memohon.
"Akan ku jelaskan"
•
•
•
•
Keheningan itu telah melanda sejak beberapa menit yang lalu. Jennie dan keluarganya tengah menatap gugup Seokjin yang tak kunjung membuka suaranya.
"Bisakah kau menjelaskannya sekarang?" Tanya Jisoo geram.
Pria itu mendongak dengan tatapan sendu lalu kembali menunduk menatap amplop putih besar di hadapannya.
"Maaf karena aku sempat menuruti permintaannya untuk menyembunyikan ini dari kalian"
Tangannya terulur menyodorkan amplop putih besar itu pada Siwon "Itu hasil Biopsi Paru Lisa. Aku sudah menghubunginya dua hari lalu untuk datang, tapi ia seolah tak perduli"
Jisoo mulai menangis melihat isi dari amplop putih itu. Ia paham dan sangat mengerti karena ia mempelajarinya.
"Lisa terdiagnosa mengidap Pulmonary Arterial Hypertension" ucap Seokjin menunduk.
"Seokjin—"
"Aku tahu Jisoo. Maka itu aku ingin memberitahukannya pada kalian, tapi Lisa melarang ku setidaknya sampai kau sembuh katanya"