Pagi ini senyum Lisa menggembang saat mendapati ketiga kakaknya yang terduduk tengah menunggu dirinya terbangun dari tidur.
"Mwoya igeo?" Rosé tersenyum lebar menanggapi pertanyaan adiknya itu.
"Kami menunggu mu bangun. Karena kau yang selalu menunggu kami bangun, maka kali ini kami yang menunggu mu bangun"
Lisa memejamkan matanya saat ketiga kakaknya itu bergantinan menghujami wajahnya dengan kecupan.
"Aku ingin melihat sunrise"
•
•
•
•
Matahari itu perlahan timbul, kembali menyinari pagi hari ini yang terasa indah bagi keempat gadis Hwang itu.
"Cantik..." Lisa tersenyum memandangi indahnya matahari yang seolah keluar dari dalam laut.
"Argh kenapa ia menelfon sepagi ini" Jisoo mendumal saat layar ponselnya berdering dengan nama kekasihnya.
"Aku akan masuk dulu. Ayo Rosé" Gadis blonde itu terkejut saat Jisoo menariknya untuk pergi begitu saja.
Lisa yang sadar hanya ada dirinya dan Jennie pun mendekatkan tubuhnya pada sang kakak "Bisakah eonnie menceritakan kenapa eonnie sangat panik hari itu"
"Entah tapi saat itu, kejadian yang menimpa Taehyung kembali teringat. Aku sempat melihatnya saat itu, tubuhnya di penuhi darah dan ia selalu meringis kesakitan"
Jennie menjeda kalimatnya. Gadia bermata kucing itu memilih merebahkan kepalanya pada bahu Lisa.
"Apa eonnie masih bermimpi buruk?"
"Aniyeo, asal aku tak melihat mu kesakitan lagi. Mimpi buruk itu akan hilang" Lisa menoleh pada Jennie membuat kakaknya itu juga ikut menoleh.
"Aku berjanji. Eonnie tak akan pernah melihat ku kesakitan lagi"
Senyum manis itu muncul di bibir Jennie. Gadis bermata kucing itu mengecup pipi adik bungsunya lama "Aku menyayangi mu, semoga kau bisa menepatinya"
•
•
•
•
Jennie tengah berjalan-jalan seorang diri di pinggir pantai karena beberapa saat lalu Lisa meminta izin padanya untuk pergi kembali ke resort untuk mengambil kamera.
Sedangkan Jisoo dan Rosé entah kemana karena sejak tadi tak kunjung kembali.
Gadis berpipi mandu itu mendongak saat sepasang sepatu menghadang langkahnya "Nuguseo?"
Gadis di hadapannya ini hanya terdiam menatap Jennie dengan wajah dingin. Belum lagi pakaiannya yang terlihat sangat tertutup dan aneh.
"Ku rasa ini masih kawasan resort orang tua ku. Bagaimana bisa kau di sini?" Tanya Jennie lagi yang masih di abaikan.
Sungguh Jennie bukanlah orang yang penyabar "Maaf, apa kau bisu?"
"Kau Hwang Jennie?" Tanya-nya dengan suara dingin.
"Kau—"
Jennie tersentak saat tubuh Lisa tiba-tiba saja berdiri di hadapannya. Tangan gadis itu bahkan melingkar ke belakang seolah melindungi tubuh Jennie.
"Apa yang eonnie mau? Bagaimana bisa eonnie tau kami sedang berlibur di sini"
Jennie bisa mendengar dengan jelas nafas adik bungsunya itu memburu "Bukankah kau tidak boleh berlari terlalu kencang?"