57. Be Strong

19.8K 1.4K 219
                                    

Seokjin terdiam di hadapan pintu besar mansion Hwang.

Sejak dalam perjalanan tadi, hatinya gelisah tak menentu. Perasaannya seakan di selimut oleh kabut sampai rasanya begitu sesak.

"Hyung? Kenapa tak masuk?" Pria Kim itu tersentak saat sosok Jaehyun muncul di sampingnya.

"Ah tidak apa, udara malam ini cukup dingin kaki ku sedikit kaku" jawab Seokjin terkekeh.

Keduanya mulai melangkah masuk bersama dengan sedikit perbincangan sampai tak sadar telah tiba di ruang makan.

"Aku berdoa semoga acara pernikahannya lancar" ucap Jaehyun yang duduk di sebelah Seokjin.

"Kau juga harus segera menyusul. Ku fikir menikah di usai muda tak terlalu buruk" Seokjin tertawa mendengar kalimatnya sendiri.

"Hm, aku memang berencana melamar Lisa, mungkin dalam waktu dekat"

Seokjin melebarkan matanya terkejut "Wah cepat juga. Semoga lancar, eoh"

"Apa yang lancar?" Tanya Jisoo yang datang bersama Rosé.

"Aniyeo itu rahasia kami. Dimana Lisa dan Jennie?" Tanya Seokjin mengalihkan.

"Lisa tertidur karena menunggu kalian yang sangat lama. Jennie menemaninya" Seokjin mengerutkan keningnya bingung.

"Tak biasanya ia tidur di jam seperti ini" gumam Seokjin yang di angguki Jaehyun.

"Mungkin dia lelah. Kau tahu, ini semua dia yang masak. Ia bahkan membuatkan dua porsi untuk mu dan aku secara berbeda. Belum lagi makanan untuk Jaehyun dan yang lain"

Pria Kim itu menatap takjub deretan makanan di hadapannya "Semua... ini?"

Jisoo mengangguk saat wajah Seokjin berubah dengan ringisan "Aku tidak berfikir rasanya—"

"Ya! Hargai usaha adik ku! Aku, Jennie dan Rosé juga ikut memasak ini semua" Seokjin mengatupkan bibirnya rapat dan mengangguk patuh.

"Wah sudah ramai saja, ku fikir kalian akan terlambat karena badai salju" Jisoo menoleh terkejut pada Siwon dan Tiffany yang datang.

"Badai salju? Ku fikir langitnya cukup terang dan banyak bintang. Bagaimana bisa—"

"Tak semua yang terlihat itu bisa di pastikan. Di luar badai salju bahkan kaki ku sempat kaku karena dingin"

"Wah anak itu benar ternyata" gumam Jisoo yang masih bisa terdengar.

"Nugu?"

"Lisa, dia bilang malam ini akan turun salju padahal tadi kita menatap bintang bersama, terlihat sangat terang"

"Jisoo panggilkan kedua adik mu. Appa tak mau makanannya menjadi dingin" Jisoo mengangguk patuh dan segera melangkah pergi.

Kaki mungilnya melangkah kian perlahan saat semakin dekat dengan kedua adiknya yang tertidur pulas.

Mata hitam gadis itu menatap lama wajah-wajah menggemaskan kedua adiknya yang selalu menenangkan hatinya.

"Eonnie?" Jisoo meletakkan telunjuknya pada bibir mengisyaratkan Jennie untuk tak berisik.

"Pergilah ke meja makan lebih dulu. Biar aku yang membangunkannya" Jennie mengangguk patuh dengan wajah bingung.

Tangannya dengan perlahan bergerak melepas genggamannya pada tangan Lisa yang terasa begitu dingin. Gadis itu bangkit dengan keraguan sebelum benar-benar pergi meninggalkan Lisa dan Jisoo.

The Fault ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang