"Appa di sini?"
Siwon mengusap kasar air matanya yang entah sejak kapan telah membasahi pipinya.
"Ku kira appa sibuk sampai tak ikut makan malam tadi" Siwon menoleh pada Jennie yang melangkah mendekat dengan segelas air di genggamannya.
"Hm, ada beberapa pekerjaan yang harus appa kerjakan. Kau belum tidur?"
"Sudah, aku hanya terbangung karena haus" Jennie beranjak menaiki kasur dan kembali merebahkan dirinya di sisi Lisa.
"Ada sesuatu yang appa butuhkan atau ingin di bicarakan?" Tanya Jennie saat mendapati ayahnya itu hanya terdiam.
"Tidak, appa hanya memastikan keadaan Lisa"
Senyum tipis itu muncul di bibir Jennie."Sebelum ini appa tak pernah memperhatikan atau melakukan hal - hal kecil semacam ini. Tapi aku senang, setidaknya karena Lisa banyak perubahkan baik pada keluarga kita"
Siwon hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan Jennie "Tidurlah, ini sudah malam"
Jennie mengangguk dan mulai memejamkan matanya. Siwon terdiam, memandangi wajah kedua putrinya yang nampak begitu damai dalam tidurnya.
Ia tak menyangka bahwa selama ini terlalu banyak hal indah di sekitarnya yang selalu ia abaikan.
Salah satunya adalah melihat wajah - wajah mungil putrinya yang sedang tertidur.
"Jangan biarkan hal seperti ini pergi dari ku, tuhan. Aku terlalu bodoh melewatkan ciptaan indah mu selama ini. Maka itu biarkan aku menikmatinya mulai sekarang"
.
.
.
.
Lisa membuka matanya perlahan, mendapati wajah Jennie yang begitu menggemaskan dengan pipi besarnya yang menggembul.
Senyum manis itu muncul di bibir Lisa saat melihat Jennie yang nampak mulai bergerak meregangkan tubuhnya "Good morning, eonnie"
Jennie melemparkan gummy smilenya pada Lisa dengan tangan yang sibuk mengusap matanya "Morning too. Ini hari minggu, kenapa kau bangun sepagi ini?"
Mata kucing gadis itu mulai menatap Lisa dengan tatapan sayu.
"Entah, mungkin karena dulu aku terbiasa bangun pagi untuk menyiapkan keperluan ku sendiri. Eonnie tidurlah lagi"
"Aku ingin kembali tidur, tapi pagi ini dingin. Aku butuh sesuatu yang hangat untuk membuat ku kembali tidur"
"Mau ku ambilkan selimut lagi?" tanya Lisa membuat Jennie memutar matanya malas.
"Aku ingin kau memeluk ku, begitu saja tidak mengerti. Aku bingung bagaimana kau bisa menjadi juara angkat dengan hal semudah itu saja tidak paham"
Jennie membalik badannya memunggungi Lisa dengan mendumal kesal. Tapi baru beberapa detik tubuh Jennie menegang merasakan tangan Lisa membelit tubuhnya hangat.
"Seperti ini?" Bisik Lisa membuat Jennie meremang.
"Hais jauhkan tangan mu---"
"Sireo, aku ingin seperti ini seharian dengan eonnie ku yang mirip kucing" bisik Lisa lagi dengan kekehan.
"Ya! Kau berani memanggil ku seperti itu" Jennie hendak membalik tubuhnya, tapi tangan Lisa dengan cepat mengeratkan pelukannya.
"Aku hanya mengikuti Rosé saat memanggil mu. Ia bilang kau mirip kucing, tapi ku fikir kau memang kucing"