Tubuh Siwon luluh, memeluk tubuh mungil seorang gadis yang beberapa detik lalu memeluknya.
Gadis berponi itu langsung melemas di pelukan Siwon saat sebuah timah panas berhasil menembus dada kirinya.
"Lisa..." bisik Siwon lirih menatap wajah putri bungsunya yang mulai memerah.
Bibir pinknya terbuka dengan nafas terputus - putus yang terus keluar dari mulutnya.
Siwon menoleh saat tangannya menyentuh sesuatu yang basah dan mengalir deras dari tubuh putrinya.
"Andwe, Lisa~ya" Tiffany histeris mendapati tubuh Lisa yang lemas dan tak berdaya.
Do Hwan berlari cepat dan langsung bersimpuh di sisi tubuh nona mudanya.
"Jisoo cari sesuatu untuk menahan darahnya" ucap Siwon yang tersadar dari lamunannya dan berseru pada putri sulungnya.
"Nona atur nafasnya mu dengan tenang" ucap Do Hwan melihat Lisa yang nampak kesulitan bernafas.
Jisoo datang dengan beberapa handuk di tangannya dan segera menyerahkannya pada Siwon.
"Sudah panggil ambulan?" Tanya Siwon dengan tangan yang sibuk menekan luka Lisa.
"Sudah tuan, beberapa dari anak buah ku mengejar pelakunya" Siwon hanya mengangguk.
Fokusnya tertuju pada Lisa yang nampak sangat kesakitan. Gadis itu membisu dengan dada yang naik turun secara kasar.
"Nona! Nona Lisa!" Do Hwan berseru memanggil nama Lisa saat mendapati gadis itu bergeming.
Bungsu Hwang itu terdiam dengan mata yang menatap lurus dengan kosong, tak ada pergerakan sedikit pun bahkan saat Do Hwan meneriaki namanya.
Tangan Do Hwan mengambil alih handuk yang Siwon tekan. Pria itu langsung melempar handuk putih yang di penuhi darah itu asal.
Tangannya dengan perlahan langsung menekan luka Lisa dan membuat gadis itu langsung terbatuk dengan darah segar yang mengalir membasahi bibirnya.
"Paru - parunya terisi darah, ia harus segera di tangani" Do Hwan menoleh ke belakang berharap ada ambulan di sana.
"Dimana ambulannya? Kenapa lama sekali?" Siwon tidak bisa menyembunyikan rasa paniknya setelah mendengar penjelasan Do Hwan.
Tiffany menangis histeris melihat banyaknya darah yang keluar dari tubuh Lisa. Sedangkan tiga gadis Hwang itu menatap Lisa penuh diam.
"Nona pertahankan kesadaran mu. Nona Lisa!" Do Hwan kembali berseru dengan keras melihat gadis berponi itu mulai menutup matanya perlahan.
"Ah jebal" Do Hwan melirih dengan tangan yang kembali menekan luka Lisa.
Tapi sayang usahanya tidak membuahkan hasil karena bungsu Hwang itu sudah tak sadarkan diri.
"Nafasnya hilang timbul, nadinya—" Do Hwan mendadak panik saat tak menemukan detak nadi di leher Lisa.
Pria itu langsung menempelkan telinganya di dada Lisa berharap mendapatkan bunyi dari sana "Detak jantungnya melemah"
"Tuan ambulannya datang" beberapa orang medis berlari menaiki panggung.
"Kenapa lama sekali, huh? Kalian semua mau ku pecat, Iya?" Siwon melampiaskan rasa khawatirnya berteriak pada orang - orang berpakaian biru itu.
"Hentikan, keselamatan Lisa lebih penting" ucap Tiffany berlari menuju luar mansion mengikuti ke tiga anaknya.
Rosé langsung naik ke atas ambulan, mengambil tempat di sebelah Lisa.