39. Fear

10.9K 1.2K 101
                                    

Mata bulat gadis itu terus saja menatap Jennie yang terdiam di pinggir kasurnya.

Beberapa saat lalu Seokjin datang dengan panik, pria itu fikir ada hal darurat karena lampu kamar Lisa yang tak berhenti menyala.

Saat sampai di kamar gadis berponi itu Seokjin menghela nafasnya dengan kasar karena terlalu panik ia bahkan sampai lupa menggunakan sepatunya sebelah.

"Apa kau sudah tidak sesak?" Suara serak itu mengalun dari Jennie.

"Nasal Kanul ini sudah cukup" jawab Lisa dengan dingin. Ia masih bingung dengan respon aneh Jennie.

Kakaknya itu bahkan sangat panik seolah hal besar terjadi "Kau baik-baik saja?"

"Lihat aku..." pinta Lisa berharap Jennie menoleh.

"Apa perlu ku panggilkan—" ucapan Jennie berhenti saat Lisa menarik tangannya cukup kasar.

"Lihat aku, eonnie. Tatap aku saat kau berbicara" Jennie tak berani mendongak.

"Katakan apa yang sebenarnya terjadi. Ada apa dengan mu, huh?"

Jennie hanya menggeleng lemas membuat Lisa semakin kesal "Eonnie!"

Jennie terpaksa mendongak saat mendengar suara Lisa yang meninggi "Katakan pada ku kenapa kau begitu ketakutan?"

"A-aku hanya teringat... kejadian empat hari yang lalu. A-aku tidak bisa jika harus melihat mu seperti itu lagi. Itu menakutkan"

Lisa menghela nafasnya panjang. Ia tak tahu apa yang terjadi padanya empat hari lalu. Ia tak tahu apa yang terjadi pada keluarganya saat ia tak sadar selama tiga hari lamanya.

"Apa yang terjadi, ceritakan pada ku" tangan Lisa bergerak mengelus punggung tangan Jennie. Berujar dengan begitu lembut dan tenang.

Brakk

Lisa mendongak mendapati kakak sulungnya yang muncul dengan keadaan kacau "Argh tuhan! Aku hampir saja jadi pembunuh karena mu"

Jisoo berjalan dengan lemas menghampiri kedua adiknya yang terdiam "Kau baik-baik saja kan? Aku benar-benar khawatir sampai mau menabrak orang yang sedang menyebrang tadi. Seokjin bilang kau merasa sesak"

"Aku baik-baik saja. Eonnie tidak bersama Rosé?" Jisoo menepuk keningnya kuat.

"Aku meninggalkannya di toilet. Akan ku telfon, tunggu sebentar" Jisoo pun melangkah pergi untuk menghubungi Rosé.

"Eonnie, jawab aku..." Jennie menggeleng ringan membuat Lisa mengeram frustasi.

"Sudah ku hubungi dia—"

"Aku ingin makan di cafeterian" Jennie bangkit dan pergi begitu saja melewati Jisoo yang menatapnya bingung.

"Ku kira ia sudah tak marah pada mu"

Gadis berambut hitam itu mengusap lengan Lisa lembut "Tenanglah ia akan—"

"Apa yang sebenarnya terjadi empat hari yang lalu?" Tanya Lisa menatap Jisoo dengan penuh harap.

"Wae? Ada sesuatu?"

Lisa terdiam sejenak sebelum mengangguk. Menceritakan sikap aneh Jennie pada Jisoo beberapa saat tadi.

The Fault ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang