Lisa membuka matanya perlahan saat suara - suara bising itu mengganggunya. Mata gadis itu baru saja terbuka tapi apa yang ia lihat pertama kali benar - benar membuatnya kesal.
"Kau tahu aku pernah membuat kelas musik ku kacau hanya karena aku mengantuk dan kepala ku membentur tuts piano" Rosé tertawa keras mendengar pengalaman Jaehyun yang begitu aneh menurutnya.
Tak sadar jika gadis berponi itu telah sadar dan menatap mereka penuh kesedihan "Oh, aku lupa ada janji dengan teman ku. Aku pergi dulu"
"Mau ku antar?" tanya Jaehyun membuat Rosé terdiam. Ia tak mungkin membiarkan Lisa seorang diri di ruangannya.
"Tak perlu teman ku sudah jemput" Rosé segera pergi beranjak meninggalkan ruangan adiknya dengan terburu - buru.
Jaehyun membeku di tempatnya sesaat setelah ia menoleh. Mendapati Lisa dengan posisi setengah tertidur tangah menatapnya sendu "Kau sudah bangun, sejak kapan?"
"Sejak kau tertawa keras bersama Rosé" katakan lah bahwa Lisa sangatlah pencemburu.
"Ia hanya menemani ku di sini" jawab Jaehyun duduk di sisi Lisa.
"Sepertinya kau sangat khawatir padanya, kau bahkan sampai ingin mengantarnya pergi menemui teman - temannya"
Jaehyun membasahi bibirnya gugup "Lisa kau---"
"Apa kau tak mengkhawatirkan ku? Aku menunggu pesan dari mu tapi sepertinya kau lebih senang mengirim pesan pada Rosé" mata bulat gadis itu mulai memerah menahan rasa sesak yang datang seolah menekan dadanya.
"Aku tidak bermaksud begitu. Tentu aku sangat mengkhawatirkan mu, aku hanya takut mengganggu istirahat mu maka itu aku bertanya pada Rosé"
"Jadi benar ya?" Jaehyun terdiam.
"Aku hanya menebak, tapi benar ternyata" ucap Lisa lagi lirih dengan kepala menunduk.
"L-lisa aku---"
"Kau tahu? Aku cemburu, dan aku tak menyukai kedekatan mu dengan Rosé. Hati ku sakit melihat mu tertawa bersama wanita lain" Lisa tak peduli lagi jika jaehyun menganggapnya cengeng atau apa pun.
Yang ingin ia lakukan sekarang hanya membiarkan air matanya jatuh membasahi wajah pucatnya dan menatap kekasihnya itu penuh rasa kecewa.
"Hiks--- aku merindukan mu tapi kau bahkan tak memikirkan ku" gadis itu terisak di tempatnya.
Sedangkan Jaehyun membeku di tempatnya. Ini pertama kali untuk dirinya melihat Lisa menangis begitu lirih.
"Hey, bukan begitu. Tentu saja aku merindukan mu. Aku sangat mengkhawatirkan mu dan takut jika sesuatu terjadi pada mu"
Tangan besar Jaehyun terulur mengusap lembut rambut Lisa yang terasa basah "Seokjin oppa bilang kau bersama Rosé kemarin malam. Kenapa kau tak menunggu ku sadar?"
"Aku tidak enak karena ada Jennie noona dan Siwon ahjussi. Maka itu aku izin untuk pulang, tapi aku bertemu dengan Rosé di taman dan—"
"Berhenti menunjukkan bahwa kau peduli pada Rosé. Sepertinya kau lupa aku ini kekasih mu"
Lisa menghapus air matanya kasar dan menarik nafasnya yang terasa berat "Jebal, belum seminggu kita berpacaran. Tak bisa kah kau memperdulikan perasaan ku?"
Pria Jung itu menghela nafasnya kasar. Fikiran dan perasaannya sedang tidak baik belakangan ini dan sikap manja Lisa membuatnya sedikit bingung.
"Kau ini sebenarnya kenapa sih? Kenapa kau tiba-tiba menjadi manja dan posesif seperti ini?"
Lisa menatap Jaehyun tak percaya "P-posesif? Kau marah karena aku bersikap manja dan posesif pada mu? Aku salah karena merasa cemburu pada kekasih ku sendiri?"
"Kau aneh Lisa. Sikap mu tak pernah seperti ini sebelumnya—"
"Itu karena aku tak mau kecewa karena mu!" Pekik Lisa keras membuat Jaehyun terdiam.
"Aku menjaga perasaan ku agar hati ku ini tak merasa kecewa pada mu. Aku tak ingin— uhuk~"
Lisa terdiam saat rasa sesak di dadanya itu tidak lagi dapat di toleransi. Dadanya sakit dan nafasnya begitu berat.
"Jebal, mengertilah sekali ini saja" ucap Lisa lirih menggenggam tangan Jaehyun.
Pria Jung itu hanya terdiam menatap Lisa yang meremas tangannya. Menunduk dengan mata terpejam dan kening yang berkerut.
"Uhuk~"
Jaehyun terperanjak saat cairan merah itu keluar membasahi bibir pucat kekasihnya "Lisa! Hey, Lisa"
Pria itu memekik khawatir menatap kekasihnya yang nampak kesulitan nafas "Bertahan, eoh"
Tangan Jaehyun lainnya terulur menekan tombol di atas kepala ranjang "Tenanglah, sebentar lagi dokter datang"
Di usapnya punggu kurus Lisa dengan perlahan saat gadis itu terus terbatuk. Mata Jaehyun terus melirik pintu kayu itu berharap dokter segera datang.
"Lisa!" Suara bariton Jaehyun menggema saat tubuh Lisa mendadak melemas dan bersandar pada tubuhnya.
Gadis berponi itu meringkuk dengan tangan yang terus mencengkram lengan Jaehyun "Jangan tutup mata mu. Hey, lihat aku!"
•
•
•
•
Siwon menghentikan langkahnya membuat Jisoo mendongak bingung "Appa wae geura?"
Jennie dan Tiffany ikut menoleh pada Siwon yang membeku "Lisa..."
Awalnya Jisoo merasa bingung sampai gadis itu sadar seberapa kacau ruang rawat adiknya itu dengan banyaknya perawat yang berlarian masuk dan keluar.
"Appa cepat!" Jisoo berseru kesal karena Siwon tak kunjung bergerak mendorong kursi rodanya.
Jennie yang sudah tak memikirkan apa pun segera berlari meninggalkan keluarganya yang terdiam.
Matanya mengerjap tak percaya saat mendapati tubuh Lisa yang sudah di kerumuni banyak perawat dan alat-alat medis di sana.
"Permisi..."
Jennie menyingkir bersamaan dengan keluarganya yang ikut membeku "Siapkan oksigen dan defibrillator cepat!"
Seokjin di sana, berada dia atas tubuh Lisa dengan tangan yang sibuk memompa dada gadis berponi itu "Lisa, kembali!"
Tubuh Jennie melemas di tempatnya dengan air mata yang sudah tak dapat ia bendung "Lisa buka mata mu! Hey, lihat aku!"
Suara Seokjin terus menggema di ruang rawat VVIP adik bungsunya itu. Pria itu bahkan tak sadar telah menangis dengan tangan yang terus sibuk.
"Jebal, Lisa kembali pada kami. Ku mohon buka mata mu!"
The Fault
Jakarta, 8 July 2020Note :
Pada demo minta putus elah😂