Rosé menoleh pada Lisa yang termenung di sana. Mata bulat Lisa melebar saat mendengar namanya di sebut.
"Ughh..."
Tangan kurus gadis berponi itu bertumpu pada sofa di hadapannya, dengan tangan kanan memegangi luka pada dada kirinya yang mendadak terasa sakit.
"Appo? Jisoo hubungi Lee uisa, dan bawakan minuman hangat untuk adik mu"
Siwon dengan perlahan meraih tubuh Lisa dan membawanya menuju kamar gadis itu, diikuti dengan Tiffany serta kedua putrinya yang lain.
Tangan Siwon dengan cepat menyodorkan obat pereda nyeri pada Lisa "Minum obat mu terlebih dahulu"
"Apa masih terasa sakit?" Lisa meringis dengan anggukan lemah.
"Tahan eoh, Lee uisa akan segera datang" tangan Tiffany terulur mengusap kening Lisa yang berkeringat.
"Permisi..."
Seokjin muncul dan segera menghampiri Lisa "Lee ahjussi menyuruh ku untuk datang, ia berkata Lisa kambali merasakan sakit"
Pria Kim itu duduk di sisi Lisa dan mulai memeriksa gadis berponi itu "Apa masih sakit?"
"Sedikit" jawab Lisa pelan.
Jisoo dan Jennie mantap Lisa penuh rasa cemas "Semalam apa kau meminum obat mu dengan benar?"
"Aku yang menyuapinya" jawab Rosé angkat suara.
"Sudah ganti perbannya?" Lisa menggeleng "Aku akan menggantinya, sepertinya kau terlalu banyak bergerak semoga saja tidak harus kembali di jahit"
Jisoo meringis dan langsung memalingkan wajahnya saat perban yang menutup luka adiknya itu terbuka "Benar, kau terlalu banyak bergerak, rusuk mu yang retak juga menjadi penyebab rasa nyerinya. Tapi untung saja jahitannya tidak terbuka"
Seokjin dengan perlahan dan hati - hati mulai membersihkan luka Lisa, dan menutupnya kembali dengan perban yang baru.
"Jika kau meminum obat mu secara rutin dan tidak melakukan aktifitas yang berat atau berlebih ini tak akan terjadi"
"Mianhae..."
"Apa yang sebenarnya kau lakukan, huh? Apa kau melakukan akrobat?" Tanya Jennie menatap kesal adik bungsunya itu.
"Molla, aku juga bingung" jawab Lisa membuat Seokjin kembali menoleh padanya.
"Atau mungkin kau terkejut dan mengakibatkan penurunan aliran darah pada jantung. Tapi di waktu yang bersamaan jantung juga harus bekerja keras akibat pacuan hormon, akibatnya memicu nyeri dada karena kebutuhan oksigen meningkat namun pasokan oksigen dari darah menurun"
Lisa hanya mengerjapkan matanya tak mengerti dengan apa yang baru saja Seokjin terangkan padanya.
"Apa itu berbahaya?" Tanya Siwon mengalihkan perhatian Seokjin.
Pria Kim itu terdiam sejenak sebelum mengangguk "Ini cukup berbahaya, karena akibat paling buruknya adalah henti jantung"
"Seberbahaya itu?" Tanya Jisoo terkejut.
"Maka itu jangan lakukan hal berat, kurangi aktifitas berlebih dan juga hal - hal yang dapat memicu debar jantung. Karena luka mu pada paru kiri jadi bukan tidak mungkin jantung mu dapat bermasalah"
"Tapi Dong Wook bilang—"
"Untuk sekarang tidak. Tapi kita tidak tahu kedepannya, tuan"
Suasananya menjadi tegang dan sunyi. Wajah - wajah terkejut itu berubah dengan wajah khawatir dan takut.