Jennie menoleh dengan wajahnya yang basah, kakinya yang bergetar dengan cepat berlari menubruk tubuh kurus adiknya.
"Wae geu—"
Tubuh kurus gadis Hwang itu terhuyu ke belakangan saat Jennie langsung memeluk tubuhnya secara tiba - tiba.
"Kau baik - baik saja bukan? Kau dari mana, huh?!" Tanya Jennie dengan suara serak.
"Aku kan sudah bilang pada Rosé bahwa—"
"Aku tidak menerima alasan, Kenapa ponsel mu tidak aktif? Kenapa kau pulang sangat terlambat?"
Jennie terus bertanya dengan air mata yang mengalir di pipinya. Jangan lupa dengan pelukan eratnya yang seolah tak ingin ia lepas.
"Kau baik - baik saja kan, nak?" Tanya Tiffany menghampirinya.
"Naneun gwenchana" jawab Lisa penuh dengan rasa bingung. Sampai mata bulatnya menangkap sebuah kotak berwarna hitam yang tergeletak di lantai mansion begitu saja.
Kening Lisa mengerut saat mendapati banyak bercak merah mengotori lantai, mata gadis itu bergulir menatap tangan Siwon yang menggenggam sebuah foto.
Lebih tepatnya foto dirinya dengan sebuah coretan merah yang menghiasi foto tersebut.
Lisa menghela nafasnya panjang, ia mengerti sekarang "Gwenchana, aku di sini"
Jennie hanya dapat mengangguk cepat mendengar ucapan Lisa yang berbisik di telinganya.
Dirinya masih terlalu lemas bahkan hanya untuk menjawab adiknya itu.
.
.
.
.
Setelah acara makan malam Lisa memilih pergi ke ruang musik dan berdiam di sana tanpa seorang pun tahu.
Ia hanya sedang ingin sendiri dan merenungi sesuatu yang terus mengganjal hatinya.
"Apa... semua ini dia yang melakukannya? Apa yang ia inginkan sebenarnya?"
Lisa menghela nafasnya frustasi, menyandarkan punggunya secara kasar pada dinding di belakangnya.
Mata bulatnya secara perlahan tertutup kendak melepaskan beban yang secara tiba - tiba datang dan mengusiknya.
"Lisa kau di dalam?"
Gadis berponi itu terdiam sejenak sebelum kembali membuka matanya, posisinya saat ini memang sulit untuk terlihat dan di temukan.
"Lisa kau di dalam, kan?" Suara itu kembali menyadarkannya.
"Eoh, aku di dalam Rosé" sahut Lisa yang langsung di sambut dengan suara langkah kaki.
"Kenapa kau duduk di balik piano seperti ini?" Tanya Rosé saat sudah berada di hadapan Lisa.
Bungsu Hwang itu bangkit dari duduknya "Hanya ingin, kau butuh sesuatu?"
Rosé terdiam, gadis itu mendadak bungkam dengan kepala menunduk "Ada apa, hm? Katakan saja, aku ini masih sahabat mu"
"Mianhae, seharusnya aku tidak meninggalkan mu tadi. Seharunya aku—"
"Hey, semua baik - baik saja. Aku sudah pernah bilang pada mu, jangan meminta maaf jika kau tidak berbuat salah"
"Aku membuat kesalahan, Lisa. Pagi tadi aku berlaga seperti seorang eonnie yang akan menjaga mu. Tapi nyatanya aku malah meninggalkan mu"