Tiffany terkejut saat melihat wajah pucat Lisa yang baru saja datang "Sayang kau baik-baik saja?"
Wanita empat anak itu melangkah cepat mendekati sang putri bungsu dan mengusap wajah dingin itu penuh lembut.
"Appa dan eonnie dimana?" Tanya Lisa mengalihkan pembicaraan.
"Appa mu sedang memancing. Eonnie mu sedang pergi ke pinggir pantai. Kau tetap bersama eomma di sini, tubuh mu dingin"
Tiffany menarik tangan Lisa perlahan menuju kursi, membiarkan putri bungsunya itu terduduk dengan nyaman "Apa dada mu sesak? Sakit? Atau—"
"Aku baik-baik saja, hanya sedikit tak enak badan" jawab Lisa berusaha meyakinkan Tiffany yang nampak sangat khawatir.
"Kau sangat pucat sayang. Makanlah, lalu minum obat mu dan kembali istirahat" tangan Tiffany mulai sibuk menyiapkan sarapan Lisa meletakkannya di hadapan putrinya itu dan sesekali mengusap lembut surainya.
"Jika sakit atau sesak jangan di tahan, eoh. Kita akan langsung ke rumah sakit"
"Siapa yang sakit?" Siwon muncul menghampiri Lisa dan Tiffany yang terdiam.
"Lisa? Kau sakit, nak? Wajah mu pucat— astaga tubuh mu dingin" Siwon berujar panik tapi gadis berponi itu hanya menggeleng.
"Aku tak apa. Jadi biarkan aku menikmatinya hari ini bersama kalian"
****
Lisa tersenyum saat sebuah notifikasi masuk ke dalam ponselnya.
My Jaejae~
Kau masih berlibur?
Aku merindukan mu:(
08.12 a.mMalam nanti aku baru pulang
08.13 a.mLisa meletakkan kembali ponselnya dan kembali fokus menatap ketiga kakaknya yang asik bermain air di pantai.
"Kau sedang kurang baik. Lebih baik tetap di sini saja bersama eomma, eoh?" Lisa mengangguk menjawab ucapan ibunya.
Saat ini Lisa sedang menikmati pelukan hangat Tiffany yang berada di belakangnya. Ibunya itu tiba-tiba saja memeluknya dari belakang dan membiarkannya bersandar pada tubuhnya.
"Aku merindukan Yoona eomma"
Tangan Tiffany berhenti sejenak mengusap rambut Lisa saat mendengar kalimat lirih yang keluar dari mulut putri bungsunya itu.
"Kalau begitu kita akan berkunjung nanti setelah pulang dari sini" jawab Tiffany berusaha tenang dan kembali mengusap lembut putrinya.
"Aku memimpikannya malam tadi"
Tiffany mengeratkan pelukannya pada tubuh kurus Lisa "Itu seperti nyata. Kami berdansa bersama seperti saat Yoona eomma masih bersama ku dulu"
"Apa Yoona mengatakan sesuatu?" Tanya Tiffany dengan suara seraknya menahan tangis.
"Ia hanya memeluk ku. Lalu Eomma juga bilang bahwa ia sangat mahir berdansa, ia ingin aku juga pintar berdansa"
"Tentu kau mahir dance, Yoona juga pasti mengajarkan mu dansa dengan baik" jawab Tiffany dengan air mata yang mulai menetes.
"Eomma... jika Yoona eomma mengajak ku pergi. Apa kau akan mengikhlaskan ku?" Tiffany tidak bisa lagi membendung air matanya.
Wanita empat anak itu terisak kuat di bahu putri bungsunya. Membiarkan sweater Lisa basah karena air matanya.
"Jangan katakan itu Lisa. Eomma tak bisa lagi kehilangan" pelukan itu semakin erat membelit tubuh Lisa.