29. Utterance

11.9K 1.3K 106
                                    

Ketukan pintu itu lagi - lagi di abaikan oleh Lisa. Fokus gadis itu tertuju pada dada kirinya yang kembali terasa sakit pagi ini.

"Lisa kau di dalam?"

Tangan kurusnya mencengkram pinggir bathtub di sampingnya dengan wajah memerah menahan suara rintihnya sejak tadi.

"Kau masih mandi?"

Lisa menoleh pada kran shower di atasnya, meraihnya dengan susah payah dan membiarkan air mengguyur tubuhnya.

"Arraseo, eonnie dan yang lain ada di meja makan. Cepat selesaikan mandi mu dan turun untuk sarapan"

Setelah suara Jisoo tak lagi terdengar, Lisa segera bangkit dengan tubuh yang basah. Merambat keluar dengan tangan yang bertumpu pada dinding.

Tapi baru saja pintu itu terbuka tubuh Lisa menegang saat sosok Jisoo berdiri di hadapannya.

"Astaga apa yang terjadi" Lisa tidak bisa lagi menyembunyikan apa pun saat ini.

Yang ia lakukan hanya membiarkan tubuhnya di papah oleh Jisoo menuju kasur "Tunggu eonnie akan ambilkan handuk dan pakaian"

Lisa meringkuk merasa sakit itu kembali menjalar pada dadanya "Lisa kau masih dengar eonnie, kan?"

Tangan kurusnya sibuk mencengkram baju bagian dada kirinya, berharap sesak dan sakit itu hilang dari sana.

"Hey, jangan seperti ini. Eonnie akan panggilkan appa—" Jisoo mengurungkan niatnya saat tangan kurus adiknya menahan tangannya.

"Aniya, naneun gwenchana" Jisoo membisu menyaksikan bagaimana kerasnya Lisa untuk tidak membuat orang lain khawatir.

"Aku sudah lebih baik"

"Sejak kapan kau seperti ini?" Suara lembut itu berubah menjadi begitu tajam dan mengintimidasi.

"Baru—"

"Bohong! Pagi itu pun kau seperti ini, kan?" Mata bulat Lisa terpejam saat suara kakak sulungnya itu meninggi.

"Apa Seokjin tahu soal ini? Apa kau dan Seokjin menyembunyikan ini dari kami?"

Kali ini Jisoo tak bisa lagi membendung air matanya. Melihat bagaimana tersiksanya Lisa sudah membuatnya sedih lalu sekarang ia harus menerima fakta bahwa adiknya itu bekerjasama dengan kekasihnya untuk menyembunyikan semua ini.

"Aku akan bilang pada appa bahwa kau sakit"

"Eonnie, aku baik - baik saja" suara lirih itu berhasil membuat Jisoo kembali duduk di sisi Lisa.

"Seperti ini kau bilang baik - baik saja? Kau sakit Lisa, kau tidak baik - baik saja!"

Lisa bangkit dari posisinya, menatap kakak sulungnya itu dalam "Eonnie percaya pada ku, kan? Kalau begitu jangan beritahu siapa pun tentang ini—"

"Tidak. Bagaimana jika hal yang lebih buruk terjadi pada mu? Aku tidak mau mengambil resiko"

"Eonnie, Seokjin oppa bilang aku baik - baik saja. Jadi eonnie tidak perlu khawatir"

Jisoo terdiam membalas tatapan Lisa dengan mencari kebohongan di kedua mata gadis itu "Aku akan menemui Seokjin siang ini, jika kau berbohong maka akan ku adukan kau pada Jennie"

Gadis berambut hitam itu melangkah pergi begitu saja meninggalkan Lisa yang membuang nafasnya frustasi.

"Kenapa semua orang mengancam ku dengan namanya sih"

The Fault ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang