Pagi ini Lisa terbangun lebih pagi dari biasanya, gadis berponi itu tak terbiasa dengan kamar luas yang ia miliki sekarang.
Semalaman penuh gadis itu terjaga hingga pagi menjelang. Tubuhnya lelah dan kepala gadis itu mulai berdenyut, di tambah dengan perutnya yang kosong.
Pukul 6 pagi, masih 2 jam lagi menuju jam masuk sekolah tapi gadis itu sudah rapih dengan seragamnya.
Menatap pantulan wajahnya di depan cermin besar di sana "Wajah ku nampak seperti panda" gumamnya.
"Kau sudah rapih?" Lisa melompat saat sebuah suara menyapanya secara tiba - tiba.
Rosé di sana, berdiri dengan piyama tidurnya yang masih lengkap "Ini baru pukul 6, kenapa kau sudah rapih begitu?"
"Ah aku terbiasa seperti ini, biasanya aku akan ke mini market untuk mengambil shif pagi ku" Rosé melangkah mendekati Lisa.
"Eomma sudah bilang bukan? Kau tidak perlu lagi bekerja mulai sekarang. Jika kau membutuhkan uang, katakan pada eomma"
Lisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal "Aku masih canggung untuk sekedar berbicara, bagaimana bisa aku meminta?"
"Maka jangan canggung, kami ini keluarga mu Lisa~ya. Ah apa ini soal Jennie eonnie?"
Gadis berponi itu langsung menggeleng cepat "Ah aku tidak memiliki masalah dengan Jennie eonnie, hanya saja ini suasana yang baru pertama kali ku jumpai"
"Baiklah, kau bisa memintanya melalui aku. Akan ku sampaikan pada eom—"
"Aniyeo, baiklah. Tapi tidak untuk sekarang, aku belum membutuhkannya" Rosé tersenyum menatap wajah lugu Lisa.
"Kau memang lugu atau bodoh sih?"
Setelah mengatakannya Rosé langsung berlari pergi dari kamar Lisa. Meninggalkan gadis berponi itu yang menatap tak percaya sahabatnya.
"Mulutnya benar - benar"
.
.
.
.
"Lisa bagaimana tidur mu, nyenyak?" Pertanyaan itu di lontarkan oleh Jisoo.
"Hm, nyenyak" Anak sulung Hwang Siwon itu tersenyum senang pada Lisa.
Berbeda dari kakaknya, Jennie malah menatap Lisa dengan tatapan intimidasi, gadis itu masih menduga - duga apa tujuan Lisa.
Serta ada hal yang hanya ia ketahui membuatnya semakin mengawasi Lisa "Berhenti menatapnya seperti itu"
Jennie melirik pada Jisoo yang duduk di sebelah kanannya, kakaknya itu benar - benar bersikap baik pada Lisa padahal gadis itu juga tahu kebenarannya.
"Kau ingin berangkat sendiri atau bersama Rosé?" Lisa mendongak menatap Tiffany yang bersuara.
"Berangkat sendiri, aku akan naik bu—"
"Bukan naik bus, maksud eomma di antar oleh supir yang berbeda" Lisa mengerjapkan matanya.
"Apa ada masalah sampai Lisa dan aku harus berangkat terpisah" tanya Rosé yang penasaran.
"Aniyeo, eomma fikir akan terasa sempit jika kalian berdua berangkat bersama dalam satu mobil. Jadi eomma bertanya"
Lisa meringis apa keluarga Hwang selalu bersikap seperti ini? Seenaknya dan leluasa.
"Aku akan berangkat bersama Rosé, ku fikir itu menghemat bensin"
Lisa menoleh saat gelak tawa Rosé terdengar. Sahabatnya itu benar - benar tidak bisa menghilangkan sifat iritnya