Lisa melempar tubuhnya lelah setelah kepergian Rosé, karena gadis itu berkata bahwa ia harus melakukan sesuatu.
Seharian penuh telinga gadis berponi itu di penuhi oleh suara Rosé yang terus menerus mengoceh panjang lebar.
"Tidak ku sangka ia lebih bawel dari sebelumnya" gumam Lisa menutup matanya perlahan.
Baru beberapa detik mata itu tertutup suara ketukan pintu membuatnya dengan spontan bangun.
"Apa aku mengagetkan mu?" Lisa menggeleng cepat menanggapi Jisoo yang berdiri di ambang pintu.
"Boleh aku masuk?" Lisa hanya menangguk sebagai jawaban.
"Eomma berpesan agar kau membersihkan diri dan mengganti baju mu, appa akan pulang sebentar lagi lalu kita akan makan malam"
"Ah, nde" Lisa tak sadar bahwa dirinya tengah membungkuk, dan membuat Jisoo tersenyum.
"Jangan terlalu kaku, aku tidak seperti Jennie. Anggap aku sahabat mu jika kau masih canggung memanggil ku eonnie"
"Ani, bukan maksud ku, e-eonnie" kali ini Jisoo terkekeh mendengar suara Lisa.
"Maaf soal Jennie tadi sore. Ia memang sensitif, tapi dia gadis yang penyayang dan... posesif?"
Lisa tersentak saat Jisoo tiba - tiba saja mengusap bahunya "Semoga kau bisa lebih akrab dengan kami nantinya. Jika tidak nyaman katakan saja"
"Nde, eonnie" gelengan heran itu Jisoo lakukan melihat tingkah Lisa yang benar - benar kaku padanya.
"Bersiaplah, aku akan ke bawah"
Setelah memastikan Jisoo pergi Lisa menghela nafasnya panjang penuh kelegaan. Tinggal di mansion Hwang membuatnya sakit jantung dan sesak nafas.
.
.
.
.
Lisa bergerak gelisa menyadari tatapan tajam Jennie yang terus mengintimidasinya.
Gadis berponi itu duduk berhadapan dengan Jennie sedangkan Rosé duduk di sebelahnya bersebrangan dengan Tiffany.
"Kenapa appa kalian sangat lama? Tak biasa ia pulang terlambat"
Jennie melirik Tiffany mendengar ibunya itu mengatakan 'appa kalian' yang membuat sesuatu mengganjal di hatinya.
"Kalian makanlah duluan, ap—"
"Aku pulang!" Seru penuh kegembiraan itu terdengar bersamaan dengan munculnya Siwon yang melangkah mendekat dengan sebuah senyum.
Tapi senyum itu seketika luntur saat matanya dengan jelas melihat Lisa yang tengah duduk di samping Rosé.
"Nah karena kau sudah datang, kajja kita makan" Siwon menahan tangan Tiffany yang hendak duduk di tempatnya.
"Kita harus bicara" bisik Siwon di tepat di telinga wanita tiga anak itu.
"Kalian makanlah terlebih dahulu, appa dan eomma ada urusan sebentar" Siwon tersenyum ramah pada Lisa sebelum menarik Tiffany pergi.
"Bagaimana bisa eomma ku kenal dengan diri mu? Mengenali mu sebagai keponakannya dan membawa mu kemari?"
Pertanyaan itu di lontarkan secara jelas oleh Jennie setelah memastikan kedua orang tuanya pergi.
"Eonnie, aku sudah bilang—"
"Diam Rosé, aku sedang berbicara pada Lisa" ucap Jennie tegas memotong kalimat Rosé.