DdK▶2

2K 146 13
                                    

Maaf jika banyak typo🍎


▶◽◀


Jisoo menunggu kepulangan sang suami, tetapi sampai sekarang tuan Kim itu belum pulang. Membuat dirinya khawatir. Bagaimana jika Suho kenapa-napa? Ia pun memutuskan untuk menunggu di ruang tengah.

Sedangkan di club, Suho sudah menghabiskan dua botol minuman terlarang yang bahkan baru pertama kalinya ia rasakan.

Ya, Suho mabuk berat. Sedari tadi juga laki-laki itu meracau yang membuat Kris tau masalah apa yang sedang teman dekatnya itu alami.

"Suho!" Kris menahan pergerakan Suho yang akan mengambil botol minuman terlarang itu lagi.

"Lepas!"

"Sadar woy!"

"Gue nggak bisa gini Kris....." lirihnya. "Gue nggak mungkin nggak bisa punya keturunan," Suho benar-benar tampak sangat kacau.

"Nggak mungkin kan Kris...." Suho meletakkan kepalanya di meja. Rasa pusing menyerang dirinya hingga membuatnya tak kuat lagi menahannya.

Kris tentu paham betul apa yang dirasakan Suho. Ia tahu jika Suho sangat ingin mempunyai anak. Tetapi jika sudah begini, apa yang harus ia lakukan? Ia tak bisa membantu. Anak memanglah hal terpenting dari sebuah pernikahan.

"Gue juga udah pernah janji buat nggak ninggalin dia, ataupun khianati dia," lirih Suho dengan posisi masih meketakkan kepalanya di meja.

Kris hanya mengulurkan tangannya untuk menepuk pundak teman dekatnya itu. Mungkin ia memang tak bisa membantu, tetapi setidaknya kan ia bisa ada disaat temannya membutuhkan dirinya.



▶◽◀


Irene berlari memasuki club. Tadi Kris menelpon dirinya jika Suho sedang mabuk berat. Kris tidak bisa menemani temannya itu lebih lama, karena telepon masuk dari orang kepercayaannya dan memberinya informasi.

Dan tadi, Kris juga tak mungkin kan menghubungi Jisoo? Suho juga sempat meracau jika ia kecewa dan belum ingin bertemu istrinya itu dulu.

Mencari-cari dimana bos nya itu berada, dan Irene akhirnya menemukannya. Ia melangkah mendekati sang bos disana. Benar, lelaki itu tengah mabuk berat. Membuat Irene bingung harus melakukan apa.

"Gimana nih?" Bingungnya. Ia melihat ke sekeliling, dan ternyata orang-orang sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Tentang keadaan club? Irene tak kaget. Ia juga pernah bekerja disini dulu. Sebagai pelayan. Tetapi itu tak penting sekarang. Urusan bagaimana membawa Suho pulang itulah yang menjadi masalahnya.

"Pak?" Irene menepuk pelan bahu Suho.

"Pak...." lagi, Irene melakukannya dan membuat Suho mengangkat kepalanya.

"Pak?" Irene menatap bingung. Tetapi Suho tersenyum, bahkan tangannya ia gunakan untuk memegang pergelangan tangan sekertarisnya tersebut.

"Irene...." lirih laki-laki Kim itu.

"Iya pak?"

Tetapi tanpa di duga, Suho menarik tangan sekertarisnya itu dan membuat sang empu terjatuh pas di pangkuannya. Irene tentu kaget dengan perlakuan bosnya itu. Apalagi, saat ini bos nya melingkarkan tangannya erat di pinggang ramping miliknya. Jangan lupakan kepalanya yang diletakkan dipundak Irene.

"Pak..." lirih Irene. Meskipun ia pernah kagum kepada bosnya itu, tetapi kan bosnya sudah mempunyai istri. Ini salah, dan membuat Irene memberontak.

"Lepas pak," ujar Irene.

Seakan tuli, Suho malah tetap mengeratkan pelukannya. Membuat Irene semakin panik. Apa lagi dengan perasaan hangatnya ketika Suho memeluknya. Meskipun nyaman, tetapi ini kan salah.

"Pak! Lepas!" Lagi-lagi Irene memberontak.

"Diam!" Bentak Suho tepat ditelinga Irene. Membuat perempuan Bae tersebut diam dan air mata mengalir begitu saja.

Meskipun mabuk berat, tetapi Suho masih bisa sadar jika Irene sedang menangis. Ia memutar sembilan puluh derajat tubuh Irene yang ada dipangkuannya itu, agar duduk miring dan ia bisa menatapnya.

"Pak Kim...."

"Kamu cantik," puji Suho.

"Anda sedang mabuk pak! Lepaskan saya!" Berontak Irene.

Tetapi siapa sangka jika Suho malah menempelkan benda kenyal tak bertulang itu dengan benda serupa miliknya. Membuat tangis Irene semakin pecah. Perempuan Bae tersebut terus memukul-mukul dada Suho.

Cukup lama, dan pada akhirnya Irene bisa mengatur nafasnya. Meskipun bukan ciuman pertamanya, tetapi Irene merasa ini bukanlah hal yang ia inginkan.

Tiba-tiba Suho memanggil pelayan. Membuat Irene bingung apa yang akan atasannya ini lakukan lagi. Irene terkejut dan kembali menangis kala tahu apa yang Suho katakan pada pelayan itu.











T. B. C.
Jangan lupa votenya:)🍎

Dirimu dan Kamu_end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang