DdK▶33

1.1K 88 10
                                        

Maaf jika banyak typo🍎




▶◽◀


"Loh, Irene?" Jisoo tersenyum pada Irene.

"Kamu abis cek ke dokter ya?" Tebak Jisoo. Irene tampak gugup. Bagaimana ini? Jangan sampai Suho kesini dan Jisoo curiga pada mereka. Pasalnya, Irene kesini dengan Suho.

"Gimana kandungan kamu?" Tanya Jisoo.

Irene mencoba tersenyum agar rasa gugupnya tak terlihat. "Dia sehat," ujar Irene.

"Boleh nggak aku sentuh?" Jisoo menatap Irene. Irene hanya mengangguk dan Jisoo pun tersenyum. Perempuan Kim itu takjub dengan apa yang ia rasakan.

"Berapa bulan sih?" Tanyanya.

"Enam," jawab Irene.

"Cewek apa cowok?" Jisoo semakin antusias.

"Kata dokter sih cowok,"

"Wah... hai jagoan!!" Sapa Jisoo dan membuat keduanya terkekeh.

"Beruntung ya, kamu busa punya keturunan. Dijaga baik-baik ya Irene, kalau butuh apa-apa, hubungi aku aja. Aku mau kok bantu kamu," Jisoo tersenyum.

Irene hanya mengangguk tak enak dan Jisoo mengedarkan pandangannya.

"Eh?" Ujarnya menatap figur seseorang yang sangat ia kenali.

Laki-laki yang berdiri tak jauh dari mereka itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Jika tebakan kalian adalah Suho, itu benar. Laki-laki Kim itu berjalan mendekat.

"Kamu ngapain ada disini?" Jisoo bertanya pada suaminya.

Suho tersenyum canggung. "Nggak, itu... aku... tadi.. eum... jengukin temen,"

"Sama dong, aku tadi abis jengukin Nayeon," Jisoo tersenyum. "Abis ini kamu pulang kan?" Tanyanya dan membuat Suho gelagapan menatap Irene dan Jisoo secara bergantian.

"Kita pulang bareng ya? Aku nggak bawa mobil kesini," ujar Jisoo.

Irene menghela nafas menatap Suho. Pria yang ditatap sedang berbicara dengan istrinya. Perempuan Bae itu melangkah pergi tanpa sepengetahuan keduanya.

"Irene ikut-" perkataan Jisoo terhenti kala melihat Irene sudah tidak ada ditempat yang tadi.

"Loh? Irene kemana?" Bingungnya. Tak hanya Jisoo, Suho juga bingung dengan Irene yang tiba-tiba menghilang.

Jisoo menatap Suho, dan mengajaknya pulang. Mereka berfikir mungkin Irene sudah pulang terlebih dahulu. Tetapi entah kenapa ada yang mengganjal di hati Suho.



▶◽◀



Sesak didada itu terus menyerang. Berjalan dengan hati-hati, Irene kini telah sampai dikediamannya. Beberapa bulan lalu, Suho membelikan rumah dan meminta Irene untuk pindah.

Rumah yang Irene tempati itu tak jauh dari kantor Suho. Dan... masalah hutang dengan Seungcheol itu sudah Suho lunasi.

Irene menatap dirinya dipantulan cermin. Perut buncit dan badan yang mulai membesar membuatnya menghela nafas. Mungkinkah ia tak menarik dimata Suho? Benar, ia tak pernah menarik perhatian Suho. Pria itu menikahinya hanya untuk tanggung jawab.

"Tanggung jawab?" Gumam Irene. "Tanggung jawab atau karena Jisoo nggak bisa hamil?" Gumam perempuan Bae itu lagi.

Perlahan, Irene duduk diatas kasur. Ia mengelus perutnya dengan penuh kasih sayang. "Tolong jadi anak yang baik ya," ujarnya tersenyum.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Menampilkan Suho berdiri disana. Irene hanya menatapnya sekilas, kemudian memalingkan wajahnya.

Suho berjalan mendekati Irene. Laki-laki itu duduk disebelah Irene, dan bergerak memeluk tubuh istri keduanya itu.

Irene hanya dapat terdiam. Hembusan nafas Suho terasa hangat di lehernya.

"Maaf tadi nggak ngantar kamu pulang," ujar Suho. Tangan laki-laki Kim itu mengusap lembut perut Irene.

"Maaf ya sayang, papa nggak bisa antar kamu pulang."

Rasa sesak didada Irene itu belum hilang. Perempuan Bae itu hanya memejamkan matanya untuk menahan semuanya. Ia sadar kok, ia bukan yang utama untuk suaminya.

Cup.

Satu kecupan mendarat di pipi Irene. Tak hanya itu, tangan Suho juga mengusap pundak Irene.

"Maaf....." ujarnya pelan. "Kamu tahu kan, kalau kita itu harus hati-hati. Terlebih lagi, tadi ada Jisoo. Aku nggak mau Jisoo tahu,"

Iya, Irene tahu kok, bahkan Irene sangat tahu dan sangat paham. Maka dari itu, perempuan yang kini telah berubah marga itu meninggalkan mereka dan menahan sesak didadanya.

"Sekarang istirahat aja ya, udah cukup gelap," Suho menuntun Irene untuk berbaring, kemudian laki-laki itu juga berbaring dan memeluk tubuh sang istri agar tertidur nyenyak.

Setelah diarasa Irene tertidur, Suho beranjak pergi dari sana agar Jisoo tak terlalu lama menunggunya.


























Lanjut?
Vote komennya jangan lupa!🍎😉

Dirimu dan Kamu_end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang