Maaf jika banyak typo🍎
▶◽◀
Suho terus memandangi tangannya. Detakan kecil itu seakan tak bisa hilang dari telapaknya meskipun sudah beberapa jam lalu. Rasanya sangat nyata dan menggetarkan.
"Kenapa sangat terasa?" Gumamnya.
Apakah seperti ini rasanya akan menjadi seorang ayah? Tetapi kenapa Suho ingin membunuhnya? Benar, anak itu tidak salah sama sekali. Bahkan detaknya sangat nyata. Apakah Suho termasuk orang terjahat karena telah mengabaikan, bahkan ingin melenyapkannya?
"Kenapa?" Lirihnya sambil terus membayangkan perasaan tentang detakan kecil tersebut.
Menyandarkan punggungnya, memejamkan mata dan menghela nafas. Rasanya sangat frustasi. Disatu sisi, ia mulai memikirkan anak dalam kandungan Irene. Tetapi disisi lain, ada Jisoo yang sedang berusaha memberinya keturunan. Haruskah Suho bertanggung jawab?
.
Xuan Wu.
Nama yang tentunya tak mudah untuk Jisoo melupakannya. Seorang gadis yang satu tahun lebih tua darinya itu datang dan mengaku telah hamil anak dari ayahnya.
Gadis itu tampak kacau, dan Jisoo tak bodoh untuk menangkap obrolan mereka.
Satu minggu lamanya gadis itu terus mendatangi rumah mereka dan meminta pertanggung jawaban. Tetapi yang terjadi, satu bulan setelahnya gadis itu meninggal karena terbunuh. Pelaku pembunuhan tak lain adalah ayahnya sendiri.
Ayahnya bahkan mengakuinya didepan keluarganya. Tetapi polisi tak mendapat bukti lebih untuk menyeret ayahnya ke penjara.
...
Saat itu, Kris sedang tinggal di kota neneknya. Ia sedang bersekolah karena mendapat beasiswa disana. Hingga kabar adiknya meninggal, membuatnya harus pulang. Dan saat laki-laki itu mengetahui penyebabnya, Kris berniat untuk membuat perusahaan Wu semakin besar dan menghancurkan perusahaan Kim.
Tetapi tak ada yang tahu tentang hal tersebut.
...
Ponsel Jisoo berbunyi. Membuatnya sadar dan langsung mengangkatnya.
"Rumah sakit?" Jisoo kaget. "Aku ke sana sekarang!" Ujarnya lalu bergegas ke rumah sakit.
▶◽◀
Irene kini sedang menuju ke kantor Suho. Bukan, bukan untuk menemui laki-laki itu, karena ia ada janji akan menemani Seulgi. Tetapi jika misal bertemu sama Suho, ia juga tak akan menghindar. Mengingat kejadian pagi tadi.
"Seulgi!" Irene melambaikan tangannya.
"Hai! Dateng juga," ujar Seulgi. "Eh, bentar!"
"Kenapa?"
"Ada yang ketinggalan," Seulgi tersenyum lebar.
"Kebiasaan!" Irene hanya terkekeh.
"Ngambil dulu ya," Seulgi langsung berlari menuju ke dalam kantor.
Kini Irene hanya menunggu Seulgi sambil mengamati sekitar. Hingga pandangannya tertuju pada seseorang yang tentu itu Suho.
"IRENE!!!" teriak Yura dari kejauhan. Membuat Suho ikut menoleh kearah dimana pemilik nama itu.
"Yura!" Irene tersenyum kala Yura menghampirinya.
Tampak kedua perempuan itu sedang asik mengobrol. Sesekali pandangan Suho terarah pada perut perempuan Bae tersebut. Memang tampak rata, tetapi detakan kecil itu seakan membuat Suho ingin merasakannya lagi.
Suho juga tak tahu kenapa, tetapi rasanya benar-bebar merespon dan seolah mengatakan jika ia hidup dengan baik di dalam sana.
Tunggu! Tetapi kenapa Suho mulai berubah pendirian? Bukannya ia ingin tetap setia pada istrinya?
Argh! Ingin rasanya Suho tenggelam saja. Situasi ini sangat sulit untuknya. Kenapa ingin bahagia menjadi serumit ini? Suho benar-benar pusing!
"Pak?" Ujar seseorang menyadarkan Suho.
"Eh, Dasom"
"Ini berkas yang harus bapak cek. Saya permisi," ujar Dasom dan langsung mengjampiri Yura, Irene dan Seulgi yang sudah kembali.
"Rene. Nggak kangen sama pak bos?" Tanya Dasom sedikit melirik Suho.
"Udah punya istri!" Ujar Seulgi.
Mereka hanya tersenyum. Irene mengarahkan pandangannya pada Suho dan tersenyum sambil menyentuh perutnya.
Hal itu membuat Suho jadi agak gelisah. Detakan dari perut Irene masih bisa ia rasakan meskipun tanpa menyentuhnya.
"Samperin gih! Saling sapa seenggaknya," ujar Yura.
"Nggak usah lah Rene, kalo pak Suho kepincut sama lo, ribet urusan sama istrinya," canda Seulgi. Lagi-lagi mereka hanya terkekeh pelan.
Emang udah kepincut, cuma gengsi aja tuh orang. Batin Irene.
"Jadi pergi nggak?" Ujar Irene.
"Kita ikut boleh nggak?" Ujar Yura menggandeng Dasom.
"Boleh. Yuk!" Seulgi mengajak mereka.
Ketiga perempuan itu berjalan terlebih dahulu, sedangkan Irene sedang menatap Suho sambil menepuk pelan perutnya beberapa kali. Tersenyum dan setelahnya Irene menyusul teman-temannya.
T. B. C.
Jangan lupa vote komennya!🍎😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirimu dan Kamu_end-
Fanfiction▶◽◀ ✔ Rumah tangga pasangan Kim itu memang tak harmonis seperti dulu lagi. Empat tahun mereka menikah, tetapi sebuah masalah datang diantara keduanya. __________ "Saya hamil anak bapak," ujar Irene dengan mata tertutup. "Gimana bisa?" Suho kaget men...
