DdK▶47

1.5K 116 33
                                        

Maaf jika banyak typo🍎



▶◽◀



Bugh!
Bugh!

Beberapa pukulan mendarat pada wajah dan tubuh Suho. Pelakunya adalah ayahnya sendiri. Ayah Suho dstang ke rumah, kemudian memukul anaknya.

"Apa yang papa lakukan?" Bingung Suho.

"Apa yang papa lakukan?! Kamu bertanya begitu?" Tampaknya tuan Kim marah.

"Apa yang kamu lakukan pada pernikahan kamu?" Tanya tuan Kim dengan nada tinggi.

Suho terdiam. Ia menyentuh sudut bibirnya yang berdarah, kemudian mengarahkan pandangannya ke pintu. "Kris..." gumamnya melihat sosok pria tinggi berdiri disana.

Tuan Kim menatap Suho dengan tatapan emosinya.

"Katakan pada papa. Apa yang terjadi diantara kalian," ujar tuan Kim mencoba tenang. Bagaimanapun, Suho adalah anaknya.

Suho berdiri, ia menunduk merasa bersalah.

"Kamu laki-laki kan?" Ujar ayahnya.

Suho menatap sang ayah. "Maaf pa,"

"Papa butuh penjelasan kamu, Kim Junmyeon!"

Suho kembali menunduk. "Ini kecelakaan pa, waktu itu tanpa sadar aku melakukannya. Aku tidak tahu kalau dia hamil. Sampai akhirnya aku merasakan hal yang berbeda dari perutnya, dan aku menikahinya,"

Tuan Kim terdiam. Suho melanjutkan ucapannya. "Aku menyembunyikan itu semua dari kalian dan juga Jisoo. Perlahan aku benar-benar nyaman bersamanya. Aku mulai memiliki rasa dengannya. Hingga Jisoo mengetahui itu, dan dia justru pergi,"

"Kamu tidak mencarinya?" Tanya sang ayah.

Suho menatap bingung ayahnya. Ia kira, ayahnya akan marah padanya. Tapi, respon ayahnya sangat tak bisa Suho duga.

"Dia istrimu juga kan? Kenapa kamu malah membiarkan ia pergi?" Tanya tuan Kim.

"Tapi, bagaimana dengan Jisoo?" Suho merasa tak enak pada istrinya.

"Kenapa Jisoo? Lalu, bagaimana dengan anak kalian?" Tuan Kim menatap bayi yang berada pada gendongan Jisoo. "Dia terus menangis, dan harusnya kalian bisa selesaikan ini dengan kesepakatan bersama. Kenapa kalian hanya diam?" Tuan Kim mencoba tenang untuk menghadapi anaknya yang ternyata belum dewasa.

Jisoo menunduk, apakah ia terlalu egois? Tapi, ia sakit melihat Suho bersama Irene.

Suho menatap Jisoo dengan rasa bersalahnya. Ia tahu, Jisoo pasti sakit merasakannya. Tetapi, Irene juga sakit kan merelakan anaknya demi mereka?



▶◽◀



Flashback.

"Irene!" Panggil Seungcheol menghampirinya.

"Tunggu! Kamu-" Seungcheol merasa ada yang berbeda pada Irene.

"Kamu udah lahiran?" Tanyanya antusias.

Irene mengangguk menanggapinya.

"Wah... dimana bayi mu? Laki-laki apa perempuan?" Tanya Seungcheol yang sangat antusias terhadap bayi Irene.

"Dia laki-laki," jawab Irene.

"Dimana dia? Boleh aku melihatnya?" Seungcheol benar-benar bersemangat.

Irene menunduk, ia menggeleng dan membuat Seungcheol merasa aneh.

"Cheol," ujar Sehun yang menghampiri mereka. "Eh, Irene" sapanya pada Irene.

Irene melangkah pergi, tetapi Kris menghadangnya.

"Jawab pertanyaan Seungcheol tadi," ujarnya tegas.

Irene menghindar, tetapi Kris terus menghalanginya. Hingga akhirnya Irene pasrah dan menjawab pertanyaan mereka.

"Dia sedang bersama Suho,"

"Terus, kenapa kamu ada disini?"

"Aku..... aku..... aku baru saja dirawat" ujar Irene.

"Suho nggak jemput?"

Irene menggeleng. Kris menatap curiga pada Irene. Ia memegang pundak perempuan itu, dan menatap fokus padanya.

"Jisoo mengetahuinya?" Tanya Kris tetapi Irene terdiam.

"Jawab!" Bentak Kris dan perlahan Irene mulai menceritakan semuanya. Dari situ, Kris langsung berlalu menemui tuan Kim. Sedangkan Irene diajak Seungcheol dan Sehun untuk menuju tempat yang nyaman agar Irene bisa tenang.

Flashback end.


Sedaritadi Irene hanya diam. Sehun dan Seungcheol duduk dibelakangnya, dan membiarkan Irene sendirian untuk menenangkan dirinya.

Perempuan itu tadi menangis, membuat Sehun dan Seungcheol tersentuh. Mereka tentu mengerti bagaimana perasaan Irene. Berpisah dari buah hati yang sangat disayangi tentu tak mudah. Apalagi nyawa adalah taruhannya saat mempertahankan bayi itu untuk tetap bisa hidup.

"Rumit banget," gumam Sehun.

Seungcheol mengangguk setuju. "Semuanya tersakiti, tapi juga egois"

Mereka kembali terdiam. Sehun pergi sebentar untuk membeli minum. Seungcheol pun menghampiri Irene.

"Sulit ya?" Ujarnya dan membuat Irene menoleh.

"Tapi, bagaimanapun kamu harus bisa baikan sama Jisoo," ujar Seungcheol. Tak lama, Sehun kembali dan memberikan minum pada keduanya.

Irene menerimanya, dan meminum untuk menenangkan dirinya. Sehun dan Seungceol mengedarkan pandangannya, sampai sebuah senyum tipis tercetak pada bibir mereka.


























60 vote 28 komen part berikutnya di publikasi🙏🍎😉

Dirimu dan Kamu_end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang