DdK▶5

1.6K 126 24
                                    

Maaf banget lama nggak up.
Jadi, dari hari Jum'at tgl 12 terakhir up itu, hp aku rusak sorenya. Terus dibenerin dan baru hari ini jadi.

Maaf jika banyak typo🍎



▶◽◀

Hari ini Irene tidak masuk kerja. Membuat sang bos jadi bingung, kemana sekertarisnya, samapai-sampai absen kerja. Ia juga sudah menanyakan ke karyawan yang dekat dengan Irene, tetapi mereka pun tak tahu.

"Seulgi!" Panggil Suho pada perempuan Kang yang sedang mengantri untuk melakukan fotocopy itu.

"Iya pak," Seulgi menghampiri Suho.

"Kamu tau alamat Bae Ju Hyun nggak? Saya bingung, kenapa dia nggak masuk," ujar Suho.

"Oh... dia tinggal di apartemen sederhana, nggak jauh dari sini sih pak,"

"Mana hp kamu?"

Seulgi dengan ragu memberikan ponselnya pada sang bos.

Ternyata Suho mengetikkan beberapa angka, yang ternyata itu nomor ponselnya. Setelah itu, ia berikan kembali pada Seulgi.

"Kamu kasih tau saya lewat situ aja,"

Seulgi mengangguk. "Baik pak,"

Setelah itu, Suho langsung bergegas ke parkiran.

"Gilaa... dapet nomornya bos dengan cuma-cuma," ujar Seulgi tersenyum lebar.

▶◽◀

Suho terus mencari nomor apartemen yang diberitahu Seulgi. Irene tak tinggal di apartemen yang mewah, perempuan Bae tersebut tinggal di sebuah apartemen sederhana dengan hanya ada satu kamar di apartemen yang kecil itu.

Mengetuk pintu beberapa kali, akhirnya Irene membukanya.

Betapa terkejutnya perempuan Bae tersebut ketika melihat siapa yang datang.

"Kamu sakit?" Tanya Suho.

Irene hanya mengangguk. Benar, ia sedang tidak enak badan hari ini.

"Kenapa nggak bilang ke saya?"

"Maaf pak,"

"Sudah ke rumah sakit?" Tanya Suho, dan Irene menggeleng.

"Saya antar ya,"

Lagi-lagi Irene menggeleng. "Lebih baik, bapak keluar aja. Saya mau istirahat," ujarnya.

Tunggu! Apa baru saja seorang bos diusir bawahannya?

Saat Irene akan menutup pintu, Suho menahannya. "Tunggu!"

"Maafkan saya," ujar Suho.

Irene menunduk. Akhirnya kata itu keluar dari mulut bosnya. Tetapi, entah kenapa rasanya masih sakit di lubuk sana. Mengingat betapa rendah dirinya saat menerima perlakuan itu.

Tanpa sadar, air matanya mengalir. Membuat ia menghapusnya dengan cepat. Tetapi Suho tak bodoh, laki-laki Kim tersebut mengangkat dagunya, dan menatapnya.

"Saya benar-benar tak sadar saat itu. Saya mohon, maafin saya. Anggap itu semua tak pernah terjadi. Oke?" Ujar Suho yang langsung dibalas oleh tepisan Irene pada tangannya yang masih menyentuh dagu Irene.

Plak.

Entah keberanian darimana, tetapi Irene dengan lancangnya menampar pipi bosnya.

"Segampang itu pak?" Ujarnya.

Suho memegangi pipinya, kemudian menatap Irene dengan posisi yang sama.

"Itu kesalahan Irene, saya sudah punya istri, dan saya sudah berjanji mengkhianatinya," ujar Suho.

"Lalu, bagaimana sama masa depan saya pak?!" Irene menaikkan nada bicaranya. Tak perduli jika lawan bicaranya itu orang terhormat.

Suho terdiam. Benar, bagaimana dengan masa depan Irene? Bukankah Suho telah merengut mahkota yang paling berharga dari perempuan itu?

Tetapi, Suho teringat sesuatu. Laki-laki itu pun berani menatap Irene lagi.

"Berapa uang yang harus saya berikan untuk kamu?" Tanya Suho.

Irene menatap laki-laki itu tak percaya. Semurah itukah ia dimatanya? Tidak! Irene tak akan membiarkan ini!

Plak.

"Saya bukan perempuan gila uang!" Ujarnya.

"Jangan anda berfikir saya membutuhkan uang anda setelah anda merebut mahkota yang paling berharga bagi saya!" Marahnya.

"Bukankah itu yang kamu butuhkan saat ini?"

Irene terdiam. Benar, ia sedang membutuhkan uang. Bisnis ayahnya bangkrut karena terkena penipuan. Membuat ayahnya terlilit hutang yang sangat besar jumlahnya. Bahkan sampai sekarang pun belum lunas juga. Tetapi Irene tetaplah Irene. Perempuan itu tetap teguh pada pendiriannya. Ia takkan mudah terpengaruh.

"Saya tidak yakin kamu akan mengundurkan diri," ujar Suho dan membuat Irene menatap laki-laki itu.

"Saya mohon, maafin saya dan lupakan kejadian itu. Saya akan membantu keluarga kamu," ujar Suho mencoba membujuk Irene.

Tetapi Irene sudah lelah, perempuan itu tak menanggapinya dan langsung menutup pintunya. Membuat Suho cukup terkejut dengan hal tersebut.

Laki-laki Kim itu melangkah pergi. Sedangkan Irene sedang menangis dibalik pintu itu. Menyesali kejadian itu, dan terus memaki-maki dirinya sendiri.

"Aku harus gimana?" Gumamnya ketika mengingat keluarganya sangat membutuhkannya.








T. B. C.
Jangan lupa votenya:)🍎

Dirimu dan Kamu_end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang