Akhir

2.5K 79 30
                                    

Maaf jika banyak typo🍎



▶◽◀



Suara alat-alat dapur yang saling berperang demi menghasilkan sebuah cita rasa itu diciptakan oleh dua wanita yang kini berstatus sebagai istri pria yang sama.

Irene meletakkan sup yang ia buat di meja makan, sedangkan Jisoo masih menunggu ayam goreng yang ia buat matang semua.

"Aku bangunin Kun dulu ya," ujar Irene.

"Oke," Jisoo tersenyum.

Irene pun naik ke atas, tepatnya menuju ke kamar sang pangeran Kim. Ia mengusap lembut kepala sang anak, kemudian membangunkannya dengan cara yang halus.

"Nanti dulu mama...." protes anak itu.

"Nggak bisa. Mama udah masak, dan Kun harus sarapan sebelum berangkat sekolah nanti," ujar Irene.

"Tapi Kun mathih ngantuk ma...."

Irene terdiam. Memikirkan sesuatu agar anaknya bangun. Hingga sati ide jahil muncul di kepala wanita itu.

"Ya udah, kalo Kun nggak mau bangun, mama pergi lagi" ujarnya.

Benar saja, anak itu langsung membuka matanya dan meraih tangan sang mama. "Jangan!" Ujarnya masih dengan suara khas bangun tidur.

"Makanya, Kun harus menurut. Oke?"

Kun mengangguk dan perlahan bangun. Anak itu mengerjap lucu, dan Irene pun merasa tak enak karena sudah mengganggu tidur nyenyak anaknya.

Di waktu yang sama, Jisoo telah selesai dengan kegiatannya tak lama dari kepergian Irene tadi. Ia pun menyiapkannya di meja makan, lalu menatap ke lantai atas.

Jika Irene sedang membangunkan Kun, bukankah tidak masalah jika ia membangunkan Suho? Siapa tahu pria itu belum bangun kan?

Jisoo meninggalkan meja makan, lalu menuju dimana Suho tidur. Karena tadi malam Jisoo dan Irene kompak tidur bersama Kun.

Ia membuka pintu, tetapi yang ia dengar adalah suara percikan air dari kamar mandi. Mungkin saja pria itu sedang mandi kan?

Jisoo membuka lemari. Menyiapkan pakaian untuk dikenakan Suho hari ini.

"Udah lama banget," gumamnya pada kebiasaan yang sudah lama tak ia lakukan itu.

Jisoo tersenyum. Mungkin ini awal untuk kehidupan mereka. Saling berbagi aktivitas, berbagi peran, dan mungkin berbari cerita untuk menghadapi masalah bersama nantinya.

Setidaknya terselip kebahagiaan meski rasa sakit dan sulit masih terasa diantara kedua wanita itu.

Pintu kamar mandi terbuka. Seperti biasa, Suho hanya keluar dengan handuk yang melilit di tubuhnya.

Jisoo menunduk, sedangkan Suho menatapnya lembut.

Saat Jisoo memilih untuk keluar, Suho menahan tangan wanita itu. Ia menarik Jisoo dalam pelukannya, tak perduli jika wanita itu juga sedikit basah.

"Aku merindukanmu," ujar Suho.


▶◽◀


Dirimu dan Kamu_end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang