Maaf jika banyak typo🍎
▶◽◀
"Kamu udah temuin alamatnya?" Tanya Jisoo ketika Suho baru saja duduk di ruang tengah.
Laki-laki Kim itu melonggarkan dasinya. Kenapa Jisoo menanyakan hal yang belum siap Suho jawab? Suho kan jadi kesal.
Sedangkan Jisoo menatap Suho seolah menunggu jawaban dari laki-laki itu. Ia sangat penasaran dimana Irene tinggal. Karena ia ingin melihat Irene dan juga menyentuh perut perempuan itu yang mungkin sudah semakin besar sekarang.
"Kamu kenapa pengen banget ke rumah dia?" Tanya Suho menatap tak nyaman istrinya.
"Aku pengen banget liat dia. Aku pengen tau gimana rasanya hamil," Jisoo menunduk lesu.
Melihat hal itu, Suho membuang rasa kesalnya dan menarik Jisoo dan menyandarkan kepala pada pundaknya.
"Aku juga pengen ngerasain gimana rasanya hamil," ujar Jisoo dengan suaranya yang lesu.
Suho hanya diam dan mengusap rambut Jisoo untuk memberi ketenangan pada istrinya itu. Ia juga tak bisa berkomentar apapun, karena meskipun Jisoo tak bisa hamil, ia akan segera mempunyai anak dari Irene.
Tiba-tiba Jisoo melepaskan pelukannya. Perempuan Kim itu menatap suaminya dengan tatapan lesunya.
"Kamu mau kan, bantu aku ketemu Irene?" Jisoo seakan memohon pada suaminya.
Oh... rasanya tak tega jika Suho harus menolak keinginan istrinya ini. Pria Kim itu akhirnya mengangguk.
"Besok aku anterin kamu kesana," ujar Suho.
Jisoo tersenyum manis. Perempuan itu langsung memeluk Suho dengan rasa senangnya.
"Makasih," ujar Jisoo.
Suho hanya mengangguk sebagai responnya. Ia hanya berharap semoga semuanya tidak terbongkar. Ia tak memberi kabar apapun pada Irene, karena ponselnya tadi terinjak dan ia belum sempat beli.
▶◽◀
Irene menatap lesu kearah dirinya dipantulan cermin. Semalam Suho tidak bisa dihubungi dan sejak kemarin Suho tak memberi kabar ataupun datang mengunjunginya.
"Mana katanya yang mau luangin waktu buat aku?" Kesal Irene.
Perempuan bermarga asli Bae itu menatap kearah perutnya dan tangannya bergerak mengusap nyawa yang terdapat disana.
"Sabar ya sayang," ujarnya karena ia merasa sedikit nyeri pada perutnya. Mungkin anaknya sedang merindukan ayahnya.
Disisi lain, ada Suho yang sedang menunggu Jisoo. Ia benar-benar cemas jika terjadi apa-apa pada Irene. Semalam ia bahkan tak sempat mengunjunginya karena Suho terlalu penat dengan urusan kantor, ditambah Jisoo yang susah tidur.
Tak lama, Jisoo keluar dengan membawa sebuah paper bag.
"Itu yang mau kamu kasih ke Irene?" Tanya Suho.
Jisoo mengangguk semangat. "Aku beli ini sama Nayeon. Ini cocok banget buat Irene," ujarnya.
Suho merasa bersalah dan bahagia diwaktu bersamaan. Ia merasa bersalah karena telah membohongi bahkan mengkhianati Jisoo. Tetapi ia juga bahagia melihat Jisoo yang perduli terhadap Irene.
Tapi tunggu! Bukankah semakin orang menyukai seseorang itu akan semakin merasa sakit jika dibohongi?
Entah bagaimana kehidupan rumah tangga mereka kedepannya. Jika sekarang, Suho belum siap untuk memberi tahu semuanya.
"Ayo berangkat!" Ujar Jisoo dengan semangat.
Suho pun mengangguk. Mereka memasuki mobil bersama, dan menuju ke rumah Irene.
"Oh ya, dari mana kamu tau rumahnya Irene?" Tanya Jisoo yang seketika membuat Suho susah payah menelan ludahnya.
"A-ah.. itu.. eum... dari Seulgi! Iya, dari Seulgi. Dia teman dekatnya Irene," jawab Suho.
Jisoo mengangguk paham. Cukup waktu beberapa menit, mereka pun sampai di sebuah rumah yang cukup besar, meskipun tak sebesar rumah Suho.
"Aku mau langsung ke kantor. Kamu jangan lama-lama disini," ujar Suho.
Jisoo mengangguk patuh pada suaminya. "Iya, nanti aku kabari kalo aku pulang," Jisoo tersenyum.
Perempuan Kim itu sempat mengecup singkat pipi suaminya, kemudian turun dari mobil.
Di teras sana, terdapat Irene yang berdiri dengan semyumannya yang luntur. Ia kira, Suho akan mengunjunginya. Tetapi yang keluar dari mobil itu malah Jisoo, istri pertama suaminya.
Apa lagi sekarang mobil itu bergerak menjauh, yang artinya Suho tak akan turun bahkan untuk sekedar menyapanya.
"Loh Irene?" Ujar Jisoo tersenyum. "Kamu udah di depan aja," lanjutnya dan berjalan mendekati Irene.
"Ini aku beliin buat kamu," Jisoo memberikan paper bag yang sedari tadi ia bawa.
"Makasih mba, ayo masuk dulu," ujar Irene mencoba menghilangkan rasa kecewanya pada Suho, dan berperilaku baik pada Jisoo. Meskipun didalam hatinya ia merasa iri dengan istri pertama suaminya itu.
T. B. C.
Jangan lupa vote komennya ya🍎😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirimu dan Kamu_end-
Fanfiction▶◽◀ ✔ Rumah tangga pasangan Kim itu memang tak harmonis seperti dulu lagi. Empat tahun mereka menikah, tetapi sebuah masalah datang diantara keduanya. __________ "Saya hamil anak bapak," ujar Irene dengan mata tertutup. "Gimana bisa?" Suho kaget men...
