DdK▶31

1.1K 88 10
                                    

Maaf jika banyak typo🍎


▶◽◀

Kris tersenyum miring kala pernikahan ini benar-benar terjadi. Meskipun sudah beberapa menit lalu pernikahan Suho dan Irene berlangsung, senyum miring Kris serasa tak bisa berakhir.

"Gue bakal bantu buat nutupin ini dari Jisoo sama keluarganya," ujar Kris menepuk bahu Suho.

"Makasih," Suho hanya berkata tenang.

"Gue harus balik. Duluan," Kris berlalu, teman-teman yang lain juga sudah pulang.

Suho hanya mengundang Kris, Sehun, Seungcheol, Jin dan Sowon sebagai tamu sekaligus saksinya. Pernikahan keduanya memang resmi, tetapi ini sangat tertutup.

Tiba-tiba Irene memeluk Suho. Membuat Suho sedikit terkejut karena tiba-tiba Irene memeluknya.

"Kenapa, hm?" Tanyanya.

"Terima kasih," ujar Irene lirih. Sepertinya wanita itu tengah menangis.

Suho pun melepas pelukannya, menangkup wajah wanita yang baru saja ia nikahi itu dan menatapnya lekat.

"Ingat ya, ini semua harus tertutupi. Aku harap kamu bisa jaga," ujar Suho.

Irene mengangguk.

"Udah, kita ke hotel aja. Besok kita harus kembali, Jisoo nggak boleh curiga." Ujar Suho menggenggam tangan Irene menuju ke kamar.

Ya, Irene harus kebal dengan kata-kata itu. Nama Jisoo, dan posisi Jisoo sebagai istri pertama Suho itu memang tak bisa berubah. Ia juga harus sadar, dirinya tak sebanding dengan nyonya Kim itu.

Tapi tunggu! Bukankah Irene sekarang juga sudah menjadi nyonya Kim? Yah... meskipun dirinya tak dianggap di publik. Bisa dibilang ia hanya istri simpanan.


▶◽◀


"Iya, tenang aja. Aku baik-baik kok," ujar Suho lembut.

"Jemput kamu? Iya sayang, nanti sore aku jemput kamu," ujar Suho lagi sambil tersenyum pada ponsel di telinganya.

"Iya, aku juga sayang kamu,"

Irene memejamkan matanya. Apa ini? Kenapa sesak saat mendengar Suho berbicara seperti itu dengan Jisoo disambungan telpon? Ayolah Irene, seharusnya ini jadi sesuatu hal yang akan menjadi kebiasaan bagi pendengaranmu.

Setelah memutuskan panggilannya, Suho menatap Irene yang duduk disebelah kemudi.

"Nggak ada yang ketinggalan?" Tanya Suho dan Irene menggeleng.

"Oke, kita pulang sekarang" ujar Suho dan langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Makan dulu ya," ujar Suho dan membawa Irene ke sebuah restoran untuk makan bersama.

.

"Kamu harus istirahat, aku mau langsung jemput Jisoo," ujar Suho.

Irene hanya mengangguk. Berusaha tersenyum agar bisa terbiasa dengan ini semua.

Hal itu membuat Suho tersenyum. Ia menarik Irene dan mengecup lama kening wanita itu. Membuat Irene merasakan sesuatu yang nyaman akan perlakuan Suho.

"Jaga dia," Suho mengelus perut Irene, dan Irene hanya tersenyum lagi. Setelahnya, Suho pun meninggalkan Irene dan bergegas menjemput Jisoo.

Tak ada yang tahu bagaimana perasaan Suho sekarang. Pria Kim itu sendiri juga tak bisa mengungkapkannya. Ia mencintai Jisoo, tetapi ia juga semakin nyaman dengan Irene. Apa lagi bibir merah manis milik Irene yang sekarang seperti candu baginya.

Setiap kali bersama Irene, Suho selalu menahan agar tidak menghabisi bibir menggoda itu. Ia tidak mau kelewat batas dan menyakiti anaknya.

Ya, Suho sekarang benar-benar sadar, jika anak yang dikandung Irene itu sangat berharga untuknya. Ia juga sangat menyayanginya.

"Akhirnya kamu dateng juga," ujar Jisoo tersenyum kala Suho menghampirinya.

Mereka bertemu di halte, karena keluarga Jisoo masih belum bisa menerima kehadiran Suho saat ini.

"Udah lama?" Tanya Suho.

Jisoo menggeleng. "Lima menit sih, tapi kerasa lama. Disini sepi, aku juga udah kangen banget sama kamu!" Ujar Jisoo memeluk Suho.

Suho tersenyum, dan membalas pelukan Jisoo. Tetapi sedetik kemudian, Jisoo melepaskan pelukannya dan menatap Suho aneh.

"Kenapa?" Tanya Suho.

"Kok kamu wangi mawar sih?" Ujar Jisoo. "Ini mirip parfum yang aku pake dulu."

Sial! Suho lupa tak berganti baju terlebih dahulu.

"A-ah.. it-itu..." Suho berusaha tersenyum dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Kamu-"

"Gini loh sayang, a-aku... eum..." potong Suho saat ia tahu Jisoo akan menuduhnya.

"Kenapa?" Tanya Jisoo.

"A-aku... ah! Aku pake parfum kamu, karena aku kangen wangi kamu," ujar Suho beralasan.

Jisoo tersipu. "Segitunya?" Ia menatap Suho.

"Tapi kan, wangi ini udah lama banget nggak aku pake," ujar Jisoo dan membuat Suho kembali gelagapan.

"Eum... udahlah, namanya juga kangen. Mending kita pulang sekarang," ujar Suho dan menarik Jisoo menuju mobil.

















T. B. C.
Jangan lupa vote komennya🍎😉

Dirimu dan Kamu_end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang