Maaf jika banyak typo🍎
▶◽◀
"Yakin Rene?" Ujar Yura menatap surat pengunduran diri Irene.
Irene mengangguk mantap. "Iya Yur, tolong bantuannya ya"
Yura hanya bisa mengangguk. "Padahal kinerja lo bagus loh Rene, sayang banget" Yura mengambil amplop berisi uang dari lacinya.
"Ini pesangon buat lo. Semoga lo lebih sukses diluar sana," ujar Yura tersenyum.
Irene menerimanya. "Makasih, semoga lo cepet dapetin pengganti gue buat pak bos"
"Iya Rene, gue dah ada beberapa calon sih. Seulgi, Jeongyeon, Dasom. Menurut lo siapa yang cocok?"
"Tiga-tiganya bagus sih. Tapi terserah lo aja lah," Irene tersenyum. "Eum... gue pamit ya,"
Yura hanya mengangguk dan Irene pun pergi meninggalkan tempat itu. Saat ia sampai dilantai satu, ia berpapasan dengan Suho yang baru datang.
Hanya melirik sekilas, keduanya tak saling sapa atau apapun. Kini Irene telah berada di depan kantor, dan menghentikan taksi, lalu bergegas ke kantor Kris.
Tepat saat ia sampai, Kris juga tampaknya baru sampai.
"Kris Wu!" Ujar Irene agak keras dan membuat laki-laki tinggi itu melihat kearahnya.
"Kenapa?" Tanya Kris saat Irene berada di dekatnya.
"Aku udah ngundurin diri," ujar Irene.
"Kenapa? Emang kamu yakin bisa besarin dia sendiri? Aku rasa itu berat Irene," Kris tak habis pikir.
Irene menunduk sambil memainkan jarinya. "Harus gimana lagi, daripada aku bertahan tapi anak yang tak berdosa ini jadi korbannya," Irene menyentuh perutnya.
Kris paham batul perasaan Irene, ia pun mengajak Irene untuk pergi ke ruangannya. Mengabaikan tatapan para karyawan yang berakibat menggosipkan keduanya.
"Apa yang akan kamu lakukan setelah ini?" Tanya Kris.
Irene menggeleng. "Mungkin aku akan pergi?"
"Irene.... jika kamu pergi, kamu yakin dia baik-baik saja?" Kris menatap perut Irene. "Dia mungkin akan lelah, dan kamu bisa membunuhnya secara perlahan,"
Hanya terdiam, Irene tak tahu lagi harus menjawab apa. Jika dipikir, memang benar apa yang dikatakan Kris itu. Jika ia kelelahan, dan anaknya juga kelelahan, maka ia sama saja dengan membunuhnya secara perlahan.
"Pikirkan Irene, aku tak masalah dengan kamu. Tapi untuk anak itu," Kris menjeda kalimatnya. "Aku yakin dia sangat berharga," ujarnya lirih.
Irene yang paham bagaimana perasaan Kris saat mengatakannya pun menepuk pundak laki-laki itu pelan.
"Dia memang berharga," Irene tersenyum.
▶◽◀
Jisoo tersenyum saat memasuki ruangan Suho.
"Fokus banget," ujar Jisoo dan mengalihkan pandangan Suho.
Duduk di sofa seperti biasa, Jisoo menatap suaminya yang kembali fokus pada layar laptop.
"Kamu banyak kerjaan?" Tanya Jisoo.
"Iya, kerjaan aku yang handle semua," Suho tampak lelah.
"Loh? Bukannya kamu punya sekertaris? Irene katanya kerjanya bagus,"
Suho menghela nafasnya. Mendengar nama itu, perasaan hatinya menjadi campur aduk. "Dia ngundurin diri," ujar Suho dan membuat Jisoo cukup terkejut.
"Kok bisa? Kapan?"
"Baru tadi pagi,"
"Kenapa dia ngundurin diri?"
"Ada masalah pribadi katanya," Suho mencoba untuk biasa saja. Ia tentu tak bodoh kenapa Irene mengundurkan diri dari kantornya. Tetapi ia juga tak bisa berbuat apa-apa dengan situasi rumah tangganya yang membaik ini.
"Sayang banget loh. Dia kan baik, banyak bantu kamu lagi," Jisoo menatap Suho.
Suho hanya diam. Laki-laki itu mencoba fokus pada pekerjaannya meskipun pikirannya tertuju pada Irene.
.
Kris menatap perempuan yang kini tertidur di sofa ruang kerjanya. Ia merasa iba pada perempuan itu karena harus menanggung hal yang berat.
Kini, ia kembali mengingat masa lalunya. Ketika ia melihat keadaan Irene sekarang, ia seperti melihat adiknya di masa lalu.
Pria Wu itu sangat paham bagaimana perasaan Irene. Tapi ia juga tak akan biarkan Irene menjalaninya sendiri. Kris harus tetap membantu Irene, meskipun perempuan itu bukan siapa-siapanya. Karena ia tak mau kejadian yang menimpa adiknya terulang pada orang lain.
"Gue nggak nyangka Suho setega itu," gumamnya.
"Apa Suho nggak sadar, gue yakin dia juga punya perasaan ke Irene," lirihnya.
T. B. C.
Jangan lupa tinggalkan vote komennya🍎😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirimu dan Kamu_end-
Fanfiction▶◽◀ ✔ Rumah tangga pasangan Kim itu memang tak harmonis seperti dulu lagi. Empat tahun mereka menikah, tetapi sebuah masalah datang diantara keduanya. __________ "Saya hamil anak bapak," ujar Irene dengan mata tertutup. "Gimana bisa?" Suho kaget men...
