DdK▶12

1.3K 117 11
                                    

Kalau bisa minimal 40 vote, 7 komentar...... bakal up tiap hari😅

Maaf jika banyak typo🍎

▶◽◀

Harus berani.
Dua kata yang kini menjadi landasan keseharian Irene. Tak lain dan tak bukan adalah Kris Wu yang terus mengatakan itu untuk mendorongnya. Orang itu benar-benar sangat baik menurut Irene. Siapapun nanti yang mendapatkan sosok laki-laki seperti Kris pasti akan beruntung.

Tetapi Irene juga bingung. Sebenarnya apa motif Kris sampai-sampai ingin sekali membuat Suho bertanggung jawab. Irene pernah menanyakannya, tetapi jawaban Kris sungguh membuatnya bingung.

"Kamu cukup ikuti semua, jika kita berhasil maka aku puas"

Begitulah ucapan dari tuan muda Wu tersebut.

Puas dengan pemikirannya, Irene kembali fokus mencari berkas yang ia cari. Jika kalian ingin tahu, sekarang Irene sedang berada di ruangan Suho. Bosnya itu belum datang. Entah apa penyebabnya, tetapi memang tak biasa Suho datang terlambat.

"Ini dia!" Irene tersenyum kala mendapatkan berkas tersebut dari laci meja Suho.

Saat ia berdiri, tiba-tiba pintu terbuka dan menampilkan Suho dengan ekspresinya yang seperti kelelahan. Bukankah ini terlalu pagi untuk wajah yang seperti itu?

"Irene?" Suho menatapnya.

Irene tampak gugup, tetapi kemudian ia tersenyum. "Maaf pak, saya hanya ingin mengambil berkas ini" Irene menunjukkan map yang ia ambil.

Suho mengangguk, lalu duduk di kursinya. Melihat itu, Irene menunduk bermaksud untuk pamit. Tetapi yang terjadi malah Suho menahan pergelangan tangannya. Ya, jarak mereka yang dekat memungkinkan untuk Suho menahannya.

"Kenapa pak?" Tanya Irene menetralkan detak jantungnya.

"Bisa kah kamu ulangi kejadian tadi malam?" Entah dari mana Suho mendapatkan pemikiran seperti itu. Tetapi dari kejadian tadi pagi membuatnya kehilangan semangat hari ini.

"Ma-af?" Irene terbata.

"Jika kamu tidak bisa, biar saya yang lakukan" Suho berdiri, lalu menarik pinggang Irene hingga tubuh mereka nyaris tak ada jarak. Untuk selanjutnya, kalian bisa deskripsikan sendirilah:v😅

▶◽◀

Irene memegangi dadanya ketika ia sampai di ruangannya. Ia benar-benar tak menyangka apa yang telah terjadi tadi. Iya, Suho menciumnya. Dan Irene sungguh terkejut dengan hal itu.

Sedangkan disisi lain, Suho sama dengan Irene. Laki-laki itu juga bingung, kenapa ia tiba-tiba menginginkannya. Pandangan Suho pada bibir perempuan Bae itu tiba-tiba berbeda.

Keinginan lebih yang tadi malam ia tahan, kini terpenuhi. Dan entah mengapa Suho malah menyukainya.

.
Flashback.

Suho menuruni anak tangga, menuju dapur untuk sarapan. Terlihat Jisoo, sang istri sedang menyiapkan makanan untuknya. Istrinya itu tersenyum kala ia datang.

"Selamat pagi," sapanya.

"Pagi" balas Suho.

"Kamu udah rapi banget"

"Iya, pengen berangkat pagi"

Jisoo mengangguk, lalu memberikan Suho menu pagi ini.

"Tumben masak, nggak roti" ujar Suho.

Jisoo tersenyum. "Aku mau ijin pergi liburan sama temen-temen,"

Sudah Suho duga. Jika istrinya itu berperilaku lebih rajin, pasti ada maunya. Suho pun meletakkan kembali sendok dan garpunya. Mengambil air di gelas untuk ia teguk, lalu berdiri. Selera makannya sudah hilang sekarang.

"Kok nggak dihabisin?" Tanya Jisoo.

Suho diam.

"Kenapa? Kamu marah?" Jisoo menghampiri suaminya.

"Kenapa liburan?" Tanya Suho.

"Ak-"

"Kenapa nggak ikutin saran dokter aja?" Potong Suho cepat. Membuat Jisoo diam seketika.

"Kamu nggak ada masalah sama pendengaran kamu kan?" Suho menatap istrinya. "Aku yakin kamu nggak bodoh buat artiin apa yang disarankan dokter."

"Tapi aku nggak bisa!" Ujar Jisoo.

"Kemungkinan itu masih ada, meskipun kecil Kim Jisoo." Suho melepaskan tangan Jisoo yang memegang lengannya. "Kamu masih bisa hamil, dan ngasih aku keturunan"

Jisoo terdiam. Menunduk dan tak berani menatap sang suami sekarang.

"Aku udah cukup sabar nunggu kamu buat setuju dengan program yang ditawarkan dokter. Tapi apa, sudah seminggu ini dan kamu malah mengabaikannya," ujar Suho kemudian melangkah pergi. Mengabaikan istrinya yang memanggil namanya.

Ini pertama kalinya bagi Kim Junmyeon marah pada Kim Jisoo. Tentunya ini adalah masalah yang serius, hingga membuat Suho tak bisa menahannya lagi.

Flashback end.
.

Suara ketukan pintu menyadarkan lamunan Suho. Ternyata yang datang adalah Jinho, karyawan dari tim perencanaan untuk kelanjutan proyek mereka.

"Maaf pak, bapak sudah ditunggu untuk mendengar kelanjutan rencana proyek kami," ujarnya.

"Irene?"

"Bu Irene sedang menuju ke lokasi untuk pengecekannya pak,"

Suho mengangguk. Kenapa Irene malah melakukan itu? Apa untuk menghindarinya? Tapi kenapa juga Suho merasa kecewa, karena Irene tidak bisa menemaninya rapat?










T. B. C.
Jangan lupa vote dan komennya teman-teman:)🍎

Dirimu dan Kamu_end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang