DdK▶14

1.1K 99 12
                                    

Maaf jika banyak typo🍎


▶◽◀

"Maksud kamu?" Bingung Suho.

"Saya sudah lama mengagumi orang, sebelum pak Kris datang dalam hidup saya," ujar Irene masih dengan senyum manisnya.

"Siapa orang itu?"

"Dia orang yang tampan, mapan, ramah dan bertanggung jawab. Saya yakin, bukan hanya saya yang memujinya. Tapi sayang, ternyata dia sudah ada yang punya"

Kalimat panjang yang terlontar lancar dari mulut Irene itu membuat Suho terus memikirkannya. Perasaan dari mana pun ia tak tahu. Yang jelas, ia sangat penasaran dengan siapa pria yang dimaksud oleh sekertarisnya itu.

Sangking lama ia memikirkannya, ia tak sadar jika dirinya sudah sampai di rumah. Menghela nafas sebelum akhirnya ia mantap memasuki rumah megah nan mewah miliknya itu.

Ketika memasuki kamar, terlihat istrinya yang sudah tertidur. Maklum, ini memang sudah jam sebelas malam.

Suho pun membersihkan badannya, kemudian tertidur disamping Jisoo dengan posisi yang saling membelakangi.

.

Pagi telah tiba. Suho terbangun dan langsung bersiap menuju kantor. Ia harap, pagi ini Jisoo bisa berubah pikiran dan mengikuti apa yang ia inginkan.

Tetapi sepertinya Suho memang harus membuang jauh-jauh harapan itu. Sebuah koper ukuran sedang sudah berada di ruang tengah. Lengkap dengan tas dan berbagai persiapan.

"Maaf, tapi aku butuh waktu buat mikirin itu semua," ujar Jisoo tiba-tiba.

Suho menghela nafasnya. "Berapa lama lagi Kim Jisoo? Sudah cukup selama ini aku nungguin itu semua. Saran dokter nggak buruk, biayanya tak masalah bagi aku!"

"Aku lelah jika harus debat sama kamu," ujar Jisoo sambil bersiap-siap.

"Aku lebih lelah sama sikap kamu yang kayak gini," ujar Suho dan membuat Jisoo terdiam.


▶◽◀

"Pagi pak," sapa Irene.

Suho hanya menatapnya sebentar, lalu menuju ke ruangannya. Membuat Irene jadi bingung sendiri. Bosnya itu kenapa?

Dengan inisiatifnya, Irene membuatkan kopi untuk bosnya itu, lalu mengantarkan ke ruangan Suho.

"Permisi pak," Irene masuk, dan langsung meletakkan kopi itu di meja Suho. "Saya tidak tau kenapa bapak seperti ini. Tetapi, semoga ini bisa membantu," Irene tersenyum.

Diam, Suho memijat pelipisnya pelan. Tiba-tiba pusing menyerang dirinya.

"Bapak sakit?" Tanya Irene.

Suho menggeleng.

"Bapak perlu sesuatu?"

Lagi-lagi Suho menggeleng.

"Saya boleh pamit pak?"

"Tunggu!" Ujar Suho dan membuat Irene tidak jadi pergi dari ruangan itu.

"Kenapa pak?" Tanya Irene.

"Kenapa kamu seperti ini?" Suho masih dengan posisinya.

"Ma-maaf pak?"

"Kenapa kamu seperti ini ke saya, bukankah seharusnya kamu benci pada saya?" Kini Suho menatap Irene.

Irene menggeleng. "Saya tidak tahu,"

"Kenapa tidak tahu?" Kini Suho berdiri.

"Saya ingin sekali membenci anda, tetapi saya tidak tahu, kenapa saya tidak bisa melakukannya. Saya tidak bisa membenci anda pak," ujar Irene sambil menunduk.

Suho pun menghampirinya. "Mengapa tidak bisa?"

Dalam jarak ini, Irene memberanikan diri untuk menatap bosnya. Mungkin inilah kesempatannya.

"Karena orang yang saya kagumi adalah bapak." Ujarnya lancar.

Seketika waktu terhenti begitu saja. Suho terdiam karena kalimat yang terlontar dari Irene tadi. Hanya ada keheningan dan saling tatap dari keduanya. Entahlah, tiba-tiba kedua bibir itu seakan membisu.

Karena orang yang saya kagumi adalah bapak.

Tujuh kata yang membutuhkan keberanian cukup untuk mengatakannya, kini benar-benar terlontar dari bibir Irene dalam keadaan yang tak terduga.

Irene sendiri bahkan tak menyangka jika akan secepat ini ia mengucapkannya.

"Ka-mu?" Lirih Suho.

"Iya pak, saya sudah lama suka sama bapak," ujar Irene lagi, dan membuat Suho menatap tak percaya pada sekertarisnya itu.

"Ja..di, yang kamu maksud it-"

"Iya, laki-laki yang saya maksud adalah anda, Kim Junmyeon. Bos saya sendiri," Irene dengan beraninya mengatakan itu sambil menatap Suho.

Lagi-lagi Suho hanya terdiam dan tak percaya dengan hal ini. Tetapi tatapan dalam Irene itu benar-benar membuat dirinya nyaris seperti terhipnotis.

Ini benar-benar hari yang membingungkan untuknya. Mulai dari pernyataan Jisoo tadi pagi, yang membuat ia down, dan kini pernyataan Irene yang membuat hatinya bimbang.











T. B. C.
Irene dah berani gaes...😅
Jangan lupa votenya!🍎

Dirimu dan Kamu_end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang