DdK▶38

1.1K 89 17
                                        

Maaf jika banyak typo🍎



▶◽◀


Suho benar-benar menepati kata-katanya. Setelah pulang kantor, pria itu pulang ke rumah Irene. Pria itu juga menepati kata-katanya untuk menemani Irene hari ini.

Sekarang, mereka berdua berada di sebual mall. Suho menuruti permintaan Irene yang ingin pergi jalan-jalan.

"Aku mau itu!" Tunjuk Irene pada penjual burger. "Aku lapar," ujarnya.

"Lapar?" Suho membelalakkan matanya. Pasalnya, sedaritadi Irene terus membeli makanan. Apakah itu kurang?

"Kenapa? Nggak boleh?" Irene tampak kesal.

Suho gelagapan. "Nggak kok, boleh-boleh aja," ujarnya.

Mendengar itu, Irene pun tersenyum kembali. Ia sedikit berlari ke arah penjual itu dan membuat Suho khawatir dengan kandungannya. Pria Kim ini tak habis pikir dengan istrinya yang satu ini.

Setelah membeli buger dan menghabiskannya, Irene mendadak ingin pulang. Suho hanya menurutinya saja. Mungkin itu memang bawaan dari anaknya.

"Hati-hati," ujar Suho saat Irene memasuki mobil.

Irene hanya tersenyum menanggapinya. Suho menggeleng pelan, kemudian menutup pintu mobil tersebut.

"Suho!" Panggil seorang pria menghampiri Suho.

"Eh, bang Donghae," Suho tersenyum.

"Sama Jisoo ya?" Tanya Donghae.

Suho hanya tersenyum. Donghae melihatnya? Tetapi Suho beruntung karena dugaan Donghae salah, jangan sampai laki-laki ini melihat dengan jelas.

"Darimana bang?" Tanya Suho.

"Biasalah, mampir bentar" jawab Donghae.

"Eum... duluan ya bang," pamit Suho.

Donghae mengangguk, kemudian memberi jalan. Suho pun memasuki mobil, kemudian pergi.

"Siapa?" Tanya Irene.

"Bang Donghae, sepupu aku"

Irene mengangguk paham.

"Untung aja dia nggak liat kamu dengan jelas. Kalau nggak-"

"Nggak usah diterusin," potong Irene cepat. Ia tahu apa yang akan Suho ucapkan selanjutnya. Pasti karena laki-laki Kim itu takut ketahuan istrinya, Jisoo.

Suho terdiam karena perkataan Irene. Ia tahu, mungkin Irene merasa tersinggung jika ia membahas tentang Jisoo.

Tetapi mau bagaimana lagi? Suho mencintai istri pertamanya, dan ia juga mulai mencintai Irene. Rasanya sangat bahagia bisa menghabiskan waktu bersama Irene dan calon anaknya.

Dulu, Irene menerima apapun yang menjadi prioritas Suho. Tetapi seiring berjalannya waktu, perempuan itu malah semakin memiliki rasa yang besar pada Suho. Ia sering cemburu pada Jisoo, meskipun ia sadar jika posisinya memang salah diantara kedua orang itu.

Bolehkah Irene egois?



▶◽◀


Bruk.

"Maaf," ujar seorang laki-laki yang tak sengaja menabrak Jisoo di sebuah restoran.

Jisoo tersenyum, "gapapa kok," ujarnya.

"Tapi, baju kamu basah," laki-laki itu menunjuk baju Jisoo yang basah karena ketumpahan jus.

Jisoo menatap baju putihnya yang basah sekaligus berubah warna.

"Maaf, tapi bolehkah saya membelikan baju untuk kamu? Saya rasa, saya harus bertanggung jawab atas kesalahan saya," ujar laki-laki itu.

Jisoo menggeleng. "Tidak perlu,"

"Tapi saya salah, dan saya rasa baju kamu itu mahal" ujar orang itu.

"Tap-"

"Saya mohon, saya tidak bisa tenang jika kamu terus menolak," ujar orang itu yang sangat merasa bersalah.

Akhirnya, Jisoo pun mengangguk saja. Ia dan laki-laki itu pergi ke sebuah toko pakaian, dan membeli pakaian untuk Jisoo.

"Apa tidak lebih baik yang ini?" Laki-laki itu mengambil satu buah dress longgar selutut putih yang hampir sama dengan dress yang Jisoo kenakan.

Jisoo mengambil itu dari laki-laki tersebut. Ia tersenyum, karena modelnya hampir sama tetapi lengannya lebih panjang.

"Cobalah," ujar laki-laki itu.

Jisoo mengamgguk, lalu mencobanya.

"Cantik," puji laki-laki itu kala Jisoo memakainya.

Laki-laki itu pun membayar, Jisoo kaget karena harganya lebih mahal dari dressnya yang tadi. Tetapi laki-laki itu dengan cepat berkata jika tidak apa-apa. Jisoo hanya bisa berterima kasih karena merasa cukup merepotkan.

"Mau saya antar?"

.

Irene memandang Suho yang sedang fokus pada layar laptopnya. Pria itu sedang mengerjakan pekerjaannya yang katanya harus diselesaikan.

Sedetik kemudian, Suho tampak mengacak berkas-berkas yang berserakan dimeja.

"Kenapa?" Tanya Irene.

"Ada berkas yang nggak ada. Kayaknya ketinggalan dirumah," ujar Suho.

"Ini kan juga rumah kamu," Irene menatap Suho.

Suho menatap Irene dan menghela nafas. "Rumah yang satunya sayang," ujarnya pelan. Ia tak mau membuat mood ibu hamil itu turun.

"Aku ambil dulu ya, nanti kesini lagi" pamit Suho.

Irene hanya menghela nafas. Membiarkan Suho pergi untuk mengambil berkas yang ia perlukan.



















T. B. C.
Vote komennya😉🍎

Dirimu dan Kamu_end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang