DdK▶30

1.3K 92 11
                                    

Maaf jika banyak typo🍎

▶◽◀

"Eh?" Irene tersenyum kala sebuah mobil berhenti tepat didepannya. Itu mobil milik Suho, makanya Irene tersenyum.

Suho membuka kaca mobil dan menyuruh Irene untuk masuk. Segera perempuan Bae tersebut masuk ke dalam mobil dan Suho menutup kaca mobil kembali.

"Tumben," ujar Irene.

Tanpa menggubris, Suho langsung menjalankan mobilnya. Awalnya Irene tenang-tenang saja, tetapi ia mengerutkan dahinya kala mobil Suho melaju tak searah ke apartemen.

"Ini-"

Suho hanya diam.

"Ini bukan arah pulang," ujar Irene.

"Aku tau," jawab Suho santai.

"Kita mau kemana?" Tanya Irene.

"Tenanglah, kita nggak kemana-mana," ujar Suho dan membuat Irene diam.

Perjalanan terasa jauh. Entah kemana Suho akan membawanya, Irene tidak tahu. Perempuan itu cukup diam saja. Tak memikirkannya, dan coba berfikir positif. Tak mungkinlah, jika Suho akan membuangnya.

.

"Jis, bantu siapin makanan dibelakang ya," ujar sang kakak perempuan dan diangguki Jisoo.

Jisoo membantu menyiapkan makanan. Pesta ulang tahun keponakannya itu akan segera dimulai beberapa jam lagi.

"Kak, Jisoo mau tanya" ujar Jisoo pada kakak ipar perempuannya

"Kenapa kalian nggak bolehin aku ngajak Suho? Dia kan suami aku,"

Kakak iparnya menepuk pelan pundaknya.

"Bukan nggak boleh, cuma kita masih nggak suka sama sikap dia,"

Jisoo hanya menunduk, ia tentu paham. Tetapi bukannya mereka harus memaafkan?

▶◽◀

Irene tak menyangka jika Suho akan mengajaknya kesini. Tempat yang belum pernah Irene bayangkan untuk datang kesini bersama Suho. Meskipun Irene selalu meminta Suho untuk menikahinya, ia belum pernah membayangkannya.

"Pilihlah," ujar Suho.

Bukannya memilih gaun dan perhiasan, Irene justru menutup wajah dengan kedua tangannya. Ia menangis, tetapi bukan sedih. Ia terharu dengan perlakuan Suho.

"Ini nggak mimpi kan?" Ujarnya ditengah tangis.

Suho menariknya, lalu memeluknya. "Ini nggak mimpi," ujarnya.

Irene memeluknya erat, lalu menangis dalam pelukan Suho.

"Hiks... ini...."

"Sssttt," Suho langsung menenangkan. "Udah, berhenti nangis." Laki-laki Kim itu melepas pelukannya, dan menghapus air matanya.

"Udahlah, pilih yang kamu suka. Meskipun kita menikah secara tertutup, tapi aku izinin kamu buat pilih apapun yang kamu suka," ujar Suho dan membuat Irene tersenyum.

Perempuan Bae itu memilih gaun yang simple, dan sederhana. Pernikahannya tertutup, dan mungkin hanya beberapa orang yang hadir. Ia tak mau ribet dengan memakai gaun yang menurutnya akan ribet.

Untuk aksesori, Irene juga tak mau banyak. Ia cukup memilih anting, dan mahkota kecil yang akan ia pakai dikepalanya.

"Kenapa nggak pilih yang itu?" Suho menunjuk mahkota yang besar.

"Gaunku cocok dengan yang ini," jawab Irene.

Mereka melanjutkan memilih-milih lagi. Terakhir adalah cincin. Irene menyerahkannya pada Suho saja. Ia mau Suho yang memilihkan cincin untuk mereka berdua.

"Tapi, bagaimana bisa mengurus pernikahan secepat ini?" Tanya Irene.

"Apapun bisa aku lakukan. Termasuk membuatnya bahagia," Suho tersenyum dan menyentuh perut Irene.

"Makasih," Irene memeluk Suho dan Suho langsung membalas pelukannya.

Meskipun menjadi istri kedua, tak apa lah. Yang terpenting anaknya mempunyai masa depan yang cerah nantinya. Tak hanya itu, kasih sayang yang Suho berikan padanya dan anaknya juga tulus. Membuat Irene bahagia.

"Tapi...." tiba-tiba Irene melepaskan pelukannya. "Gimana sama mba Jisoo?" Tanya Irene.

Suho memejamkan matanya, dan menarik nafas lalu membuangnya. Pria itu menangkup wajah Irene, dan menatapnya lekat.

"Jangan sampai dia tahu,"

"Tap-"

"Sssttt.... ini yang kamu mau kan? Dan kamu juga bilang, kalau bisa menerimanya kan?"

Irene mengangguk.

"Kita lakukan. Asal Jisoo tidak tahu,"

Irene hanya diam. Iya, harusnya ia sadar, Suho akan menyembunyikan ini. Laki-laki itu tak mungkin berbicara pada Jisoo tentang mereka.

"Hei," Suho mengangkat dagunya. "Nggak perlu sedih, apa kamu nggak lapar hm?" Suho tersenyum.

Irene menggeleng. Entahlah, tiba-tiba ia tak memiliki selera makan.

"Meskipun kamu nggak makan, seenggaknya dia harus makan," Suho menyentuh perut Irene.

Perempuan Bae tersebut mengangguk, dan mereka pun keluar untuk makan bersama. Setelah itu, mereka menginap di hotel yang telah Suho siapkan untuk pernikahan mereka besok.















Lanjut or End?
Wkwkwk:v
Vote komennya gaes:v🍎😉

Dirimu dan Kamu_end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang