DdK▶27

1.2K 99 16
                                        


Maaf jika banyak typo🍎



▶◽◀





"Aku turut berduka atas kepergian pak Kim," ujar Irene.

Suho hanya mengangguk. Mereka terus berjalan menuju ke apartemen.

"Kamu udah makan?" Tanya Irene.

Suho mengangguk. "Udah, kamu?"

"Aku nggak bisa makan," jawab Irene tersenyum simpul.

Suho menatapnya seolah bertanya 'kenapa'. Meskipun tidak melihat ekspresi Suho, Irene sudah paham bagaimana respon laki-laki itu.

"Setiap beberapa suap makanan yang ku makan, pasti tidak dapat tertelan," ujar Irene. "Sepertinya dia nggak terlalu suka makan!" Irene mengelus perutnya.

Ah.... Suho baru paham sekarang.

"Apa.... dia- mengganggu?" Tanya Suho hati-hati.

Irene menggeleng. "Nggak, justru karena dia, aku jadi harus paham apa saja yang dia inginkan"

Tiba-tiba Suho jadi terlarut dalam obrolan ini. Tetapi saat ia akan bertanya apa yang diinginkan, tiba-tiba hujan turun dengan sangat deras. Membuat Suho dan Irene langsung berlari menuju gedung apartemen. Ya, karena mereka sudah berada dihalamannya.

Hujannya deras, halaman itu juga cukup luas. Membuat baju keduanya basah.

Sesampainya di teras gedung, mereka berhenti sebentar.

"Apa dia tidak kenapa-napa?" Tanya Suho yang tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya pada perut Irene.

Irene tersenyum. "Tenang, dia kuat kok,"

"Yuk!" Irene berjalan mendahului Suho.

Kini mereka telah sampai. Irene menuju ke kamar untuk mandi dan berganti baju. Setelah selesai, perempuan itu memberikan handuk dan pakaian untuk Suho.

"Jangan biarkan kamu sakit kalo masih pake pakaianmu," ujar Irene.

Tanpa menolak, Suho pun langsung mandi dan berganti baju.

Sedangkan Irene tengah membuatkan coklat panas untuk Suho, dan juga susu hamil untuknya.

Membawa kedua gelas itu ke kamar. Tampaknya, Suho baru selesai mandi. Itu terbukti saat Irene masuk, Suho baru keluar dari kamar mandi.

"Ini bajunya Kris?" Tanya Suho memegang hoodi yang ia kenakan.

"Iyalah, punya siapa lagi" ujar Irene, lalu memberikan coklat panasnya. "Minumnya hati-hati, masih panas"

Sepertinya rasa tak enakan Suho pada Irene kini mulai meluntur. Buktinya, kini Suho sedang meminum coklat panas buatan Irene itu.

Setelah itu, mereka duduk di kasur. Membuat Suho mengingat apa yang ingin ia ketahui tadi.

"Eum.... soal tadi-" Suho memulai percakapan.

"Yang mana?" Irene agak bingung.

"Tentang keinginannya" ujar Suho hati-hati.

Irene tersenyum lebar. Akhirnya Suho mulai perduli pada anaknya. Irene pun meraih tangan Suho, dan menempelkan pada perutnya.

Ya! Ini yang Suho inginkan sedari tadi. Merasakan detakan kecil itu.

"Dia?" Tanya Irene.

"Keinginannya sangat sederhana," ujar Irene.

"Apa?" Tanya Suho. Posisi mereka masih sama.

"Dia hanya menginginkan ayahnya," jawab Irene. "Kamu lihat sendiri kan, gelas susu itu sekarang nyaris bersih,"

Suho pun menatap dua gelas yang ada di meja. Benar, gelas yang tadinya hampir penuh karena terisi susu itu, kini tingal gelasnya saja.

"Biasanya aku bakal muntah, dan satu gelas pun nggak akan habis. Bahkan, kadang cuma satu teguk aja," ujar Irene dan membuat Suho kini menatapnya.

"Tapi, malam ini beda. Aku bisa ngabisin semua," Irene menggerakkan tangan Suho agar mengelus perutnya. "Dia benar-benar menginginkanmu," ujar Irene tersenyum.




▶◽◀





Suho terbangun. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah wajah Irene yang masih tertidur. Suho awalnya agak terkejut, tetapi sedetik kemudian ia mengingat jika semalam ketiduran.

Suho pun bangkit, dan duduk ditepi ranjang. Tetapi gerakannya itu membangunkan Irene.

"Ah.. udah bangun," ujar Irene dengan suara khas bangun tidur.

Suho pun menatapnya. Baru saja akan mengatakan maaf karena mengganggu tidur Irene, sudah didahului oleh morning sickness yang dialami Irene.

Perempuan itu segera ke kamar mandi.

"Huek... huek..."

Merasa khawatir, Suho pun menyusulnya. Memijat tengkuk Irene pelan. Hingga beberapa menit berlalu, dan Irene berhenti mual-mual.

"Apa begini setiap hari?" Tanya Suho.

Irene mengangguk. "Tapi hari ini lebih baik," perempuan itu tersenyum. Menyandarkan punggungnya di diding, dan kembali berucap.

"Biasanya aku memakan waktu sampai satu jam lebih disini, hanya karena hal ini. Tapi kali ini hanya dalam beberapa menit. Terima kasih,"

Cup.

Irene mengecup singkat bibir Suho.















T. B. C.
Bintangnya ya...
Gak ada yang minta lanjut?
Komen juga biar yang ke draft bisa aku publish👌

Dirimu dan Kamu_end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang