DdK▶15

1.3K 103 8
                                        

Maaf jika banyak typo🍎

▶◽◀

Terdiam sambil menatap gelapnya langit malam, Kim Junmyeon atau yang lebih sering dipanggil Suho kini sedang menikmati malam di balkon kamarnya.

Tentu saja ia sedang sendiri. Istrinya kan sedang pergi.

"Iya pak, saya sudah lama suka sama bapak,"

Ucapan Irene tiba-tiba terlintas. Membuat Suho kini menghela nafas berat. Pikirannya pun tertuju pada soaok perempuan cantik yang merupakan sekertarisnya itu. Ini tentu mengganggu pikirannya.

Tetapi saat ia mengingat manisnya senyum dari bibir Irene, membuat dirinya tenang. Perasaan ingin menyentuh bibir itu lagi mendominasi kala ia menatapnya.

Suho menggelengkan kepalanya. Apa yang ia pikirkan bukanlah hal yang baik. Mengingat tak ada ikatan diantara ia dan Irene, membuatnya kambali tersadar jika ia sudah memiliki seseorang dihatinya. Kim Jisoo.

"Jisoo..." lirihnya.

"Jisoo..." Suho menundukkan kepalanya, dan memejamkan matanya.

"Jisoo..." semakin Suho menyebut nama Jisoo dengan mata terpejam, semakin kuat pula bayangan Irene muncul.

"Argh!" Kesalnya kemudian ia memasuki kamarnya.

.

Disisi lain, Jisoo sedang termenung. Diantara teman-teman yang berbincang, hanya ia yang diam dan seperti tak menikmati acaranya.

"Jisoo, are you OK?" Tanya Nayeon.

Jisoo mengangguk sambil memaksakan senyumnya.

"Diantara kita yang udah nikah kan Sowon, Jisoo ama Nayeon nih. Tapi yang ngasih kita ponakan cuma Sowon doang. Kalian kapan?" Ujar Seunghee.

Mereka tersenyum. "Iya, masa ponakan kita cuma Soobin doang," imbuh Yiyeon.

"Iya, Soobin lucu banget. Sowon ama Seokjin pasti seneng banget punya anak kayak gitu," ujar Bona gemas.

"Sabar kali, gue kan baru nikah" protes Nayeon.

"Kalem bu, cuma mau ngingetin aja. Kalo nggak bisa ngasih keturunan kan bisa aja suaminya belok" ujar Yiyeon asal.

"Jisoo?" Bona menatap Jisoo.

Yang ditatap cuma tersenyum. Ini obrolan yang sangat ia hindari, tetapi kenapa mereka malah membahasnya?

"Ck, kepo banget sih. Lagian kalian kapan nikahnya?!" Ujar Sowon yang mengerti keadaan Jisoo.

Para perempuan seumuran itu kembali berbincang. Tetapi Jisoo tetap diam sembari memikirkan perkataan teman-temannya tadi.

▶◽◀

Pusing.
Itulah yang Irene rasakan sekarang. Tubuhnya melemas, tetapi ia tetap berangkat bekerja. Membuatnya seakan kehabisan tenaga, dan wajahnya yang pucat.

Suho yang melihatnya pun tampak cemas. Tetapi ia harus pergi. Ada janji dengan klien siang ini. Saat ia keluar dari lift, ia melihat Seulgi yang membawa kantong plastik dan tampak terburu-buru.

"Eh bapak," Seulgi tersenyum.

"Ada perlu apa?" Tanya Suho.

"Bukan pak, saya cuma mau nganter obat sama makanan ke Irene," ujar Seulgi.

"Memangnya kenapa Irene?" Suho pura-pura tak tahu.

"Kayaknya sakut pak, soalnya dia bilang belum makan dari kemarin," ujar Seulgi lalu pamit pergi.

Sedangkan Suho tetap melanjutkan langkahnya sambil berfikir tak tenang tentang Irene. Tunggu! Kenapa Suho secemas ini? Ingat Suho! Dia hanya sekertarismu! Ingatlah pada seseorang yang memakai cincin yang sama denganmu! Jangan memikirkan sekertarismu itu.

Tapi Suho tak bisa. Laki-laki itu justru mengambil ponselnya, menelpon klien untuk mengundur pertemuan mereka, dan kembali berjalan memasuki lift.

Sesampainya didepan ruangan Irene, ia melihat perempuan itu sedang menelungkupkan wajahnya.

Pandangannya terarah pada meja kerja Irene. Dimana makanan hanya berkurang sedikit, dengan obat yang sedikit berceceran, juga air mineral yang tinggal setengah.

Ingin sekali Suho mendekat dan bertanya bagaimana keadaan sekertarisnya itu. Tapi sepertinya kakinya sulit untuk melangkah.

"Bro," seseorang menepuk pundaknya.

Tak lain adalah Kris. Pria tinggi nan tampan itu tersenyum kala Suho menatapnya.

"Gue mau ajak Irene berobat. Katanya hari ini dia nggak enak badan," ujar Kris dan mereka berdua langsung menatap kearah Irene secara bersamaan.

Kris tersenyum miring ketika ia melihat Suho menatap Irene lebih lama.

"Boleh kan?" Ujar Kris menyadarkan Suho.

"O-oh... boleh," Suho tersenyum.

Kris menepuk pundak Suho sambil tersenyum simpul. Setelah itu ia menghampiri Irene, dan menuntun perempuan Bae itu untuk menuju ke rumah sakit.

Sedangkan kini Suho menerima telpon dari Jisoo. Istrinya itu mengatakan akan pulang dan membicarakan sesuatu dengannya.











T. B. C.
Jangan lupa vote and komennya yak!🍎😉
Maap aku sibuk. Wkwk😅

Dirimu dan Kamu_end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang