"Selma! Bilang sama gue lo abis bikin masalah apa sama si Mulut Tajam itu?!"
Selma sedang duduk di bangkunya dengan santai seraya menikmati sebungkus kripik di meja, tatkala Kanin datang dengan hebohnya. Sahabatnya itu terlihat panik dan Selma penasaran akan itu.
"Bikin masalah apa, sih, Nin? Gue gak abis ngapa-ngapain kok."
Kanin menggeleng cepat, terlihat cewek yang memiliki rambut pendek itu menghembuskan napasnya pelan. "Tadi ... sebelum gue kesini, gue ketemu sama Arial."
Mendadak perasaan Selma tak tenang.
"Dan dia nyariin lo," lanjut Kanin lagi.
Tubuh Selma sedikit menegang mendengarnya, ia menghentikan kegiatan mencomot kripik dan mengalihkan atensi sepenuhnya pada Kanin.
"Lo bilang apa sama dia?" tanya Selma dengan nada bergetar yang tak bisa ditutupi. Sial, kenapa juga ia masih setakut ini jika dihadapkan dengan Arial.
"Yaaa, gue bilang lo ada di kelas. Makanya gue buru-buru lari kesini, takut dia nyampe duluan. Lo abis bikin masalah apa, sih, sama dia, Sel? Jangan aneh-aneh deh, Arial itu orang yang harus kita hindarin di SHS."
Kalimat Kanin itu sudah tak Selma dengar dengan baik. Tubuhnya langsung disergap perasaan panik ketika mendengar Arial akan kesini. "Nanti gue jelasin, Nin! Tapi sekarang gue gimana?!" teriak Selma panik. Untung saja keadaan kelas 11 IPS 1 sepi, karena memang jam istirahat pertama masih berlangsung.
"Sembunyi," sahut Kanin terlampau cepat. Dengan gerakan sedikit kasar, ia menarik tangan Selma keluar dari bangkunya.
"Dimana?" tanya Selma, keningnya sudah banjir keringat. Tidak bisa dipercaya, kenapa ia bisa setakut ini hanya karena Arial akan menemuinya.
"Kemana--"
Lutut Selma melemas ketika tepat di depan pintu, ada sosok yang berdiri menjulang di sana. Mendadak Kanin melepaskan pegangannya ketika melihat Arial di depan mereka. Tatapan pemuda itu datar, dan Selma tahu itu bukan jenis tatapan bersahabat.
"Mau kemana kalian?" tanya Arial dengan intonasi rendah. Kanin bahkan sedikit bergetar ketika mendengar suara berat cowok itu.
"Ini ... gue tadi mau ke toilet terus minta Selma buat anterin," jawab Kanin seraya mengulas senyum terpaksanya.
Arial mengangkat satu alisnya mendengar itu, tak perlu bertanya, ia sudah tahu bahwa Kanin berbohong. Apalagi melihat raut wajah keduanya yang tampak ketakutan.
"Lo bisa pergi sendiri, gue ada urusan sama Selma."
Mampus!
Selma menelan salivanya kasar ketika tatapan Arial menyorot tajam padanya. Entah kenapa gadis itu selalu merasa ketakutan jika berhadapan dengan Arial. Padahal cowok itu tak sekejam kelihatannya, hanya ucapannya saja yang kadang tajam dan pedas.
"Oh, oke. Kalau gitu gue duluan." Kanin sedikit menyunggingkan senyum ringisannya pada Selma sebelum gadis itu benar-benar menjauh dari sana. Kanin tak bisa membantu Selma kali ini.
"Segitu takutnya ya kalian sama gue?"
Selma sedikit tersentak di tempatnya. Ia kembali menatap wajah Arial dengan senyuman paksa di bibir. Pemuda di depannya ini tampak keren hanya dengan balutan kaos olahraga Star High. Mungkin kelasnya baru saja mengikuti jam olahraga dan belum sempat Arial ganti.
"Siapa yang takut, biasa aja kok," jawab Selma dengan ekspresi datar. Ia tak mau ketakutannya diketahui cowok ini.
"Bagus kalo gitu. Heran deh sama murid-murid sini, kenapa pada takut gitu sama gue. Padahal gak gue apa-apain," ujar Arial santai yang malah terdengar menyebalkan di telinga Selma.
![](https://img.wattpad.com/cover/228986441-288-k967674.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Halcyon [Completed]
Teen FictionSelma Tabitha bukanlah murid terkenal di Star High. Gadis berambut sebahu itu hanyalah siswi biasa yang beruntung bisa terangkat menjadi ketua drawing club. Hidupnya tenang-tenang saja dan terkesan monoton. Sampai suatu hari Selma melakukan sebuah k...