[23] Perihal Ketidaksiapan

308 47 5
                                    

Selma turun dari motor Arial dengan raut wajah kusut. Keduanya sudah sampai di depan gerbang rumah Selma.

Perempuan itu tentu saja marah dan tidak habis pikir dengan apa yang Arial lakukan tadi.

Mengingat kejadian beberapa saat lalu di dekat pos satpam itu, membuat Selma meringis sendiri.

Ia malu.

Apalagi tadi Fahmi hanya mengobrol biasa dengannya. Dan tiba-tiba saja Arial datang dan mengacaukan obrolan seru mereka.

"Itu bibir kenapa dimonyong-monyongin? Pengen dicium tawon?" Arial membuka suara tepat ketika ia turun dari motornya dan melepas helm.

Selma mendengkus keras. "Itu tadi maksudnya apaan?"

"Yang mana?" tanya Arial dengan wajah sok polos.

"Itu tadi di deket pos satpam! Lo tiba-tiba aja dateng dan ngomong gak jelas sama Kak Fahmi. Dia itu senior kita lho, walaupun lo Wakil Ketos, lo gak bisa seenaknya sama kakak kelas." Selma berujar dengan raut wajah berapi-api. Kulit putihnya tampak memerah karena menahan emosi.

"Hukuman karena lo udah nyuekin pesan gue," sahut Arial santai. Cowok itu terlihat tidak merasa bersalah sama sekali.

Selma mengesah pelan. Hari ini terlalu banyak kejutan yang ia dapatkan. Perihal Audya saja belum selesai ia cerna. Sekarang ditambah tingkah Arial yang berbuat seenaknya dan terkesan tidak jelas.

"Itu hak gue dong, mau gue cuekin kek, apa kek, itu terserah gue!" sembur Selma kesal.

Arial sedikit mengernyitkan keningnya melihat kemarahan gadis di depannya ini. Ada yang salah dengan Selma. Perempuan itu hari ini sedikit emosional.

Tapi, karena apa?

"Lo lagi PMS?" tanya Arial pelan dengan nada menyerupai bisikan. Takut ada orang lewat dan menguping pembicaraan mereka.

Selma melotot, lalu menggeleng keras-keras. Mendadak ia ingin menangis karena cowok di depannya kelewat peka.

PMS KATANYA?!

"Gue enggak PMS!" pekik Selma keras.

"Terus lo kenapa? Muka lo tuh kayak orang pengen makan orang."

Kejadian di toilet sekolah tadi kembali menghampiri otak Selma. Ia harus menanyakan kebenaran ucapan Audya pada Arial. Kalau memang gadis menyebalkan itu betulan pacar Arial, Selma akan mundur.

Ia tidak ingin dicap pelakor.

Tampak Selma menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya secara perlahan. "Audya itu siapa?" tanyanya.

Selma bisa melihat tubuh Arial sedikit bergeming ketika pertanyaan itu lolos dari bibirnya. Tanpa sadar, gadis itu menyunggingkan senyum sedih.

Reaksi Arial barusan mungkin saja sudah membenarkan ucapan Audya tanpa kata-kata.

Argh, jadi dia memang harus mundur?

Baru saja Selma ingin kembali membuka suara, tangannya tiba-tiba dicekal oleh Arial. Tangan cowok itu juga tampak mendarat di pundaknya dan menyorotnya dengan tatapan tajam.

"Dia bilang apa aja sama lo?!" Ada emosi di pertanyaan itu, membuat Selma mengerjap-ngerjapkan mata tak mengerti.

"Cewek itu bilang apa aja sama lo, Sel? Jawab gue?!" tanya Arial lagi. Kali ini ia mengguncangkan badan Selma.

Cewek itu.

Kata-kata yang barusan tertangkap indra pendengarannya sedikit membuat Selma heran sekaligus penasaran. Kalau memang Audya betulan kekasih Arial, tidak mungkin, kan, Arial memanggil Audya dengan kata cewek itu?

Halcyon [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang