Persahabatan Arial, Alden dan Gathan terjalin ketika mereka baru saja menjadi murid baru Star High. Apalagi Alden telah menjadi teman sepermainan Arial saat masih SMP. Di masa sekolah atas ini, keduanya bertemu dengan Gathan. Cowok pemilik senyum memikat yang sekarang menjabat sebagai Ketua OSIS.
Dulu, waktu awal-awal menjadi murid kelas 10, ketiganya pernah berencana membentuk band. Tapi sampai saat ini tidak pernah terealisasi lantaran masing-masing telah menemukan kesibukan baru. Gathan dan Arial yang fokus menjadi intra sekolah, dan Alden dengan tim futsalnya.
Namun hari ini, semesta rupanya mengizinkan mereka untuk tampil di muka umum, dengan bandnya. Walaupun itu sama sekali tidak mengindikasikan mereka telah membentuk band. Hanya tampil, itu saja. Sebagai AAG— nama yang dulunya ingin mereka ambil sebagai nama band. AAG itu sendiri diambil dari inisial masing-masing. Terkesan kurang kreatif memang, namun mempunyai makna tersendiri untuk mereka.
"Sumpah, ya, guys! Gue belum nyangka kita bakalan tampil sebentar lagi! Di depan banyak orang! Ini pertama kalinya, woi!" Sejak pertama kali dihubungi Arial perihal mereka yang akan tampil, Alden lah yang paling excited. Bahkan cowok itu rela meninggalkan target modusnya waktu ditelpon tadi. Hal yang rasanya sangat mustahil didengar mengingat sosoknya yang masuk kategori fakboy.
Arial yang sedang memperbaiki kerah kemejanya berdeham pelan. Ia baru saja mengganti bajunya dengan pakaian yang sejenis dengan kedua sahabatnya. Hanya kemeja kotak-kotak yang dibiarkan tidak terkancing, menampilkan kaos hitam sebagai dalaman. Saat ini mereka ada di ruang musik, baru saja latihan yang hanya memakan waktu satu jam.
"Berterima kasihlah sama TBW yang gak jadi dateng," celetuk Gathan dengan cengiran lebarnya. Membuat Arial sontak memutar bola mata. Jika Alden yang paling semangat dengan ini, maka Arial kebalikannya. Ia rasanya ingin kabur saja, tapi tidak mungkin. Arial tidak ingin merusak semuanya.
"Gue gak yakin penampilan kita bakalan menarik perhatian, mengingat semuanya nungguin TBW. Bukan tiga manusia yang pernah gagal bentuk band ini," ujar Arial memberikan pendapatnya.
Alden berdecak pelan, sebelum menepuk pundak sahabatnya itu. "Jangan salah, bro! Gue yakin kita bakalan lebih bagus dari TBW, The Salts, bahkan RAN sekali pun."
"Ketinggian halunya!" Arial menyentil kening Alden pelan, membuat cowok itu sontak meringis.
Gathan yang melihat interaksi keduanya tersenyum tipis. Rasanya sudah lama sekali mereka tidak pernah sedekat ini. Sejak naik kelas 11, mereka memang jarang bertemu. Kecuali Alden dan Arial, karena keduanya satu kelas.
"Siap-siap, gih! Bentar lagi kita bakalan tampil," titah Gathan. Alden dan Arial hanya mengangguk sebelum mereka kembali memperbaiki penampilan.
Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore, sudah ada beberapa kelas menunjukkan aksinya. Sisanya akan tampil nanti malam. Penampilan AAG dan guest star lainnya sebenarnya hanya penghibur disela-sela lomba antarkelas. Tadi pagi dibuka oleh penampilan HiVi dan drama dari ekskul teater. Siangnya diselingi oleh band sekolah—The Salts. Di sore ini, giliran TBW yang akan tampil, tapi terpaksa diganti dengan AAG. Malam nanti, giliran RAN yang sekaligus akan menjadi penutup.
Setelah menutup pintu ruang musik, ketiganya segera berjalan menyusuri koridor. Dari sini, pemandangan lapangan utama— yang menjadi tempat terselenggaranya pensi, terlihat jelas. Masih ramai, seperti tadi pagi.
"Makin gak sabar nih gue," celetuk Alden dan mendapat rangkulan di pundak dari Gathan, disusul Arial. Jadilah ketiganya saling berangkulan, dengan Alden berada di tengah.
"Jangan kaget kalo setelah ini kita direkomendasiin sama Bu Jinny buat bentuk band," ujar Gathan dengan nada kelakar.
"Gue, sih, gak bakalan kaget. Aura-aura AAG itu emang udah bersinar dari jaman kelas 10 dulu."
![](https://img.wattpad.com/cover/228986441-288-k967674.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Halcyon [Completed]
Teen FictionSelma Tabitha bukanlah murid terkenal di Star High. Gadis berambut sebahu itu hanyalah siswi biasa yang beruntung bisa terangkat menjadi ketua drawing club. Hidupnya tenang-tenang saja dan terkesan monoton. Sampai suatu hari Selma melakukan sebuah k...