BAB 18 - the day

554 58 11
                                    

Siang itu semua orang sudah bersiap menanti kehadiran Jodha, sang pengantin perempuan yang masih bersiap di dalam kamar.

Sementara ruang tengah utama penthouse yang awalnya hanya terdapat sofa-sofa besar, kini telah disulap menjadi sebuah area pernikahan yang menarik.

Jallal pun puas dengan hasil dekorasi dari team dekorasi hotel yang disewanya, dengan cepat dan sigap, mereka mampu menyulap ruangan itu menjadi ruangan pernikahan yang indah dan alami, dengan sentuhan nuansa putih dan bunga-bunga segar yang jadi ornament pernikahannya.

Belum lagi meja dan kursi untuk ijab kabul, juga disetting sedemikian rupa dengan bunga-bunga segar berwarna-warni dan kain putih polos yang menjuntai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Belum lagi meja dan kursi untuk ijab kabul, juga disetting sedemikian rupa dengan bunga-bunga segar berwarna-warni dan kain putih polos yang menjuntai. Kursi pelaminan sederhana dengan rangkaian bunga-bunga segar juga sengaja dihadirkan diruangan itu, untuk menambah kevalidan momen pernikahan Jallal dan Jodha.

"Kak, itu kursi pelaminan harus ada juga? Kan acaranya cuma ijab kabul aja," tanya Mirza setengah berbisik sambil menunjuk ke kursi pelaminan, seolah-olah Mirza takut kalau ada yang mendengar percakapan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak, itu kursi pelaminan harus ada juga? Kan acaranya cuma ijab kabul aja," tanya Mirza setengah berbisik sambil menunjuk ke kursi pelaminan, seolah-olah Mirza takut kalau ada yang mendengar percakapan mereka.

Karena siang itu beberapa tamu-tamu khusus yang sengaja diundang oleh Jallal, telah hadir di sana. Selain Om Bairam dan Richard, Jallal juga mengundang sahabat-sahabat terdekatnya untuk datang di acara pernikahannya dengan Jodha.

"Biar lebih afdol, lagian buat foto-foto juga kan! Ini kan acara pernikahanku sama Jodha, jadi harus ada rekam jejaknya. Oleh karena itu harus ada dekorasi yang menunjang, masa cuma dekorasi biasa," sahut Jallal lirih sambil menyapu pandangannya ke seluruh ruangan. "Oh iya, kamu sudah suruh orang-orang foto dan video itu sarapan tadi?"

"Sudah, Kak! Sudah beres semuanya! Malah periasnya Jodha juga sudah sarapan tadi, pokoknya sudah beres semuanya! Kakak nggak usah khawatir!"

Jallal yang siang itu mengenakan tuxedo putih dan dasi kupu-kupu hitam plus celana kain hitam, tersenyum lebar, begitu mendengar penjelasan dari adik semata wayangnya yang telah membantu dirinya dalam mewujudkan pernikahannya dengan Jodha.

"Kak, kakak ngundang Nadine juga? Ceritanya ngundang mantan pacar nih ye?" goda Mirza sambil menunjuk seorang gadis bule dengan dagunya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SCANDALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang