BAB 28 - premature

511 57 6
                                        

Di rumah sakit ...

"Kakak, menurut dokter yang menangani Jodha, Jodha harus segera dioperasi caesar, karena selain air ketubannya yang sudah pecah duluan, bayi yang ada di dalam rahim Jodha posisinya sungsang, terjerat tali plasentanya sendiri. Kalau nggak segera diambil, dikhawatirkan nyawa keduanya tidak selamat. Apalagi cairan ketubannya sudah hampir habis," ujar Tante Gulby cemas, setelah mendapatkan informasi dari team dokter yang menangani Jodha.

"Kalau memang itu yang terbaik, lakukan saja, Gulby! Aku setuju! Yang penting mereka selamat!" sahut Bu Meinawati pasrah. "Oh iya, Gulby ... sama satu lagi, tolong beritahu pihak rumah sakit agar merahasiakan identitas Jodha, aku nggak mau kalau tiba-tiba Jallal datang ke rumah sakit ini lalu membawa kabur anak dan cucuku!"

"Iya, Kak! Akan aku lakukan!"

"Yaa sudah sana ... aku mau telfon suamiku dulu!"

Tante Gulby mengangguk mantap dan bergegas berlalu dari sana meninggalkan Bu Meinawati. Tak lama kemudian, setelah mendapatkan persetujuan dan tanda tangan dari Bu Meinawati, team dokter yang menangani Jodha, segera melakukan operasi caesar.

♥♥♥♥♥♥♥

Sementara itu di Berlin ...

Jallal sedang dalam perjalanan menuju ke bandara. Tujuannya cuma satu yaitu ke kota Paris. Saat ini Jodha sangat membutuhkan dirinya. Rupanya sesaat sebelum dibawa ke rumah sakit, Jodha sempat mengirimkan direct message ke akun IG Jallal kalau ketubannya telah pecah dan segera dibawa ke rumah sakit.

"Kamu harus kuat, Jodha! Aku yakin semuanya akan baik-baik saja! Aku pasti akan datang, sayang ..." bathin Jallal dalam hati sambil mengantri di barisan loket untuk pembelian tiket pesawat. Tak berapa lama kemudian ponselnya mulai berdering, diliriknya ada nama Mirza, adiknya di ponsel.

"Yaaa, Mirza ... ada apa?"

"Kak, kamu dimana? Hari ini kita ada meeting dengan Mr. Morgan! Kamu lupa?"

Jallal hanya bisa menepuk jidatnya dengan tangan, ketika Mirza mengingatkan dirinya tentang meeting bareng Mr. Morgan, salah satu investor terkuat diproyeknya kali ini.

"Oooh ... shit! Sorry ... Za, kamu bisa nangani dia bukan? Hari ini aku benar-benar nggak bisa ikutan meeting sama Mr. Morgan! Aku mohon handle dia dengan baik bareng Richard! Ajak dia! I'm sure you can do it!" sahut Jallal sambil setengah berbisik, karena takut mengganggu orang-orang yang berada di sekitarnya, yang saat itu juga sedang mengantri pembelian tiket pesawat.

"Tapi, Kak ... sejak awal, kamu yang nangani dia! Masa sekarang aku? Kalau dia nggak mau, gimana?" Suara Mirza terdengar cemas di ujung sana.

"Kalau dia nggak mau, kamu bisa bikin reschedule ulang! Hari dan tanggalnya dia yang nentuin, kapan aja, everytime, everywhere, I'm ready! Tapi hari ini aku nggak bisa!"

"Emangnya kamu mau kemana sih? Ada acara dimana?" tanya Mirza penasaran.

"Ini antara hidup dan mati, brad! Jodha mau melahirkan!"

Mirza kaget sambil berjalan mondar-mandir di ruang kerjanya. "Apa ...? Jodha mau melahirkan? Serius ...?"

"Memangnya aku becanda! Ini aku udah ada di bandara! Aku mau ke Paris! Oh iya ... aku mau minta bantuanmu, tolong kamu carikan semua nama-nama rumah sakit yang ada di kota Paris! Berikut alamatnya!"

"Gila! Kamu mau datangi rumah sakit itu satu per satu? Apa kamu nggak dapet nama rumah sakit Jodha dirawat?" Mirza jadi semakin penasaran.

"Kamu lucu ya ... emang Ibunya Jodha mau dengan senang hati dan berbasa-basi ke aku lalu ngasih tahu rumah sakit Jodha dirawat?" Jallal mendengar Mirza tertawa di ujung sana. "Ha-ha-ha-ha ... seneng! Udah! Sekarang buruan kamu cari nama-nama rumah sakit itu, lalu kirim ke aku! Aku tunggu!" ujar Jallal kesal.

SCANDALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang