Di tempat parkir bandara Soeta ...
"Oooh ... jadi maksudnya mbales niih ...?" tanya Jallal begitu sampai di dekat mobil Jodha dengan nafas yang terengah-engah karena membawa barang-barang bawaannya.
"Kamu itu yaa ... harusnya itu bilang terima kasih kek atau apa kek, karena aku mau jauh-jauh datang ke sini untuk jemput kamu! Asal kamu tahu aja yaa ... gara-gara jemput kamu ke sini, aku harus bikin beribu alasan ke Miss Medusa nanti!"
"Miss Medusa ...?"
"Iya ... Miss Medusa! Dosen killerku! Gara-gara kamu, aku jadi belum sempet setorin tugas sketsaku ke dia! Padahal harus di kumpulin siang ini, sekarang sudah hampir sore!" sungut Jodha kesal dengan muka cemberut.
"Oooh ... gitu yaa ... maaf yaa ... abis tadi aku ngerasa geli aja waktu baca tulisan kamu di kertas yang kamu bentangkan tadi."
"Emangnya kenapa? Apanya yang lucu ...?" Jodha jadi penasaran.
"Tulisan kamu yang lucu ... Jallaludin Akbar ... please pick me! So ... I have to choose you?"
"Yeaah ... what's wrong? Apanya yang salah? Dengan begitu kamu kan jadi tahu siapa yang jemput kamu! Tanpa kamu harus bersusah payah nyari-nyari orang yang jemput kamu! Kamu tahu kan ... kalau tadi banyak banget yang jemput?"
Jodha bener-bener kesel dengan sikap Jallal yang menurutnya susah dimengerti, bukannya menyadari kesalahannya, Jallal malah ketawa geli dengan tulisan yang dibuat Jodha tadi.
"Dasar aneh! Malah ketawa-ketawa nggak jelas! Waktu itu aku nggak mungkin nerobos ke depan, orangnya banyak banget ... atau mungkin maksud kamu, lebih baik aku lompat-lompat di belakang sambil manggil-manggil nama kamu gitu? Daripada nulis seperti tadi ... gitu maksudmu?"
"Itu lebih menggelikan lagi, bayangin kamu lompat-lompat di belakang kerumunan orang banyak tadi, it's a silly thing ... ternyata kamu ini orangnya konyol juga yaaa ..." goda Jallal sambil mengerlingkan sebelah matanya, Jodha jadi semakin jutek.
"Terserah!"
Jodha bergegas masuk ke dalam mobil dengan perasaan kesal sambil membanting pintu mobil, meninggalkan Jallal yang masih tertawa geli di dekat mobil sambil memegangi perutnya yang berguncang-guncang ke atas ke bawah. Seneng dia, ketawa terus, dasar aneh! Bathin Jodha kesal.
"Heiii ... Jojo! Barang-barangku ini gimana? Buka bagasinya dooong, please ..." teriak Jallal dari belakang mobil.
"Katanya sekolah di luar negeri, kok nggak tahu cara buka bagasi mobil?"
Jodha berusaha sedikit mengejek Jallal dari belakang kemudi. Namun, tiba-tiba saja bagasi mobilnya terbuka secara elektris, diiringi lampu hazard yang berkedip dua kali dengan bunyi "beep".
Di belakang sana nampak Jallal tersenyum lebar, menunjukkan barisan giginya yang putih sambil memasukkan barang-barangnya ke dalam bagasi mobil, lalu beralih ke depan dan duduk di sebelah Jodha, setelah menutup bagasi mobil tersebut.
"Ayooo berangkat ... kenapa?" Jallal merasa heran dengan tatapan Jodha yang sempat melongo sesaat, menatapnya dengan tatapan bego.
"Aaah ... nggak papa ..." Jodha berusaha menetralisir suasana hatinya yang tiba-tiba jadi dag dig dug ketika Jallal duduk berdekatan dengannya.
"Kamu kira ... aku nggak bisa buka bagasi mobilmu ini? It's piece of cake ... gampang! Tinggal tekan aja bagian atas emblem logo mobilmu ini ke dalam, maka secara elektris pintu bagasi pun terbuka, atau yang lebih praktisnya lagi ayunkan saja kaki kita di bawah kolong bumper belakang, bener kan?"
Jodha tidak berusaha membantah ucapan Jallal, karena apa yang dikatakan oleh Jallal memang benar, jadi rasanya rancu kalau dirinya berusaha membantah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDAL
Roman d'amourPengorbanan seorang gadis demi kebahagiaan kakak dan keluarganya. Demi sang kakak, yang sakit-sakitan, Jodha rela melepas kekasih tercinta untuk sang kakak, Salima. Tapi apakah Jallal, sang kekasih, juga ikhlas menerima semua ini ? Apakah hubun...