Lima tahun kemudian ...
"Waaah ... Jodha, terima kasih yaa, sayang ... kita ini selalu puas sama hasil desainmu. Kamu itu emang selalu ngerti banget apa yang kita mau. Makasih banget yaa, Jo!" ujar salah satu perwakilan dari ibu-ibu KBRI yang tugas di Perancis, yang saat itu berkunjung ke rumah mode dimana Jodha bekerja.
"Sama-sama, Bu! Senang bisa melayani ibu-ibu semua!"
"Kita bener-bener puas lho, Jo! Awalnya kita nggak nyangka lhoo ... kalau ada desainer asal Indonesia yang kerja di rumah mode Constantine ini! Memangnya sudah berapa lama kerja di rumah mode Constantine?" tanya ibu yang lain.
"Sudah dua tahun, Bu!" tukas Jodha sambil mengulas senyum manisnya. Siang itu Jodha sedang melayani pelanggan setia rumah mode Constantine yang merupakan ibu-ibu staff KBRI untuk Perancis, baik karyawan maupun para istri karyawan.
"Saya juga suka sama desainnya Mbak Jodha, kelihatan feminine tapi elegan gitu lhoo!"
Jodha kembali tersenyum. "Saya memang ingin setiap perempuan itu tetap tampil sebagaimana layaknya seorang perempuan, tapi memiliki kekuatan! Jadi bukan hanya terlihat lemah gemulai dengan terlalu banyak pakai chiffony dress." Jodha mencoba menjelaskan konsep desain baju buatannya ke ibu-ibu KBRI tersebut.
"Saya itu ... ingin seorang perempuan itu terlihat fierce, ganas! Tapi punya signature look! Feminin tapi sekaligus punya karakter yang kuat. Makanya desain saya selalu bermain dengan struktur dan ada garis-garis yang kuat. Bukan yang terlalu melambai."
"Iyaa ... betul! Itu yang kami suka dari desain Mbak Jodha! Iya kan, ibu-ibu?" Ibu-ibu KBRI yang lain mengangguk-angguk membenarkan ucapan salah satu temannya.
"Lalu ... apa nggak ada rencana untuk bikin label sendiri, Mbak?"
"Ada sih rencana seperti itu, Bu. Insyaallah bulan depan mungkin saya pulang ke Indonesia," sahut Jodha dengan kedua bolamatanya yang berkilat sempurna.
"Pulang ke Indonesia?" tanya ibu-ibu KBRI kompak sambil melotot menatap ke Jodha heran.
"Iyaa, Bu ... rencananya saya mau pulang ke Indonesia. Saya mau bikin label saya sendiri di sana," sahut Jodha mantap.
"Waaah ... kalau gitu, kalau pas kita pulang ke Indonesia, kita bisa mampir ke butiknya Mbak Jodha dong! Iya kan, Mbak?" tanya ibu yang lain.
"Silahkan, Bu ... monggo bisa mampir ke butik saya kalau pas pulang ke Jakarta, kebetulan saya juga buka secara offline dan online. Insyaallah saya juga mau memasukkan unsur lukisan ke dalam desain saya, jadi biar bisa lebih bervariasi!"
Jodha sudah memantapkan hatinya untuk pulang ke kampung halaman setelah 7 tahun berjibaku di negara orang. Awalnya Jodha enggan untuk pulang.
Namun, gara-gara Moti yang memintanya untuk pulang dan kerja di perusahaan textile yang dikelolanya, yang notabene sebenarnya perusahaan itu milik Jallal, membuat Jodha berfikir ulang.
"Jo, pleaseee ... kamu harus pulang, Jo! Kamu harus bantu aku! Gimana pun juga, perusahaan textile ini kan punya keluarga kamu juga. Masa kamu nggak pengin sih majuin bisnis keluargamu sendiri?"
Berulang kali Moti yang sudah bekerja selama setahun di perusahaan milik keluarga Jallal dan Jodha itu, meminta Jodha untuk pulang. Menurut Moti, Jallal memang sengaja mendiversivikasikan bisnisnya ke usaha textile.
Jallal mengambil alih sebuah perusahaan textile yang hampir bangkrut dengan menyuntikkan modalnya di sana dan ikut memperbaiki manajemen keuangan perusahaan tersebut, sekaligus menempatkan orang-orang yang dirasa expert untuk bisnis ini. Dan Moti adalah salah satunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDAL
RomancePengorbanan seorang gadis demi kebahagiaan kakak dan keluarganya. Demi sang kakak, yang sakit-sakitan, Jodha rela melepas kekasih tercinta untuk sang kakak, Salima. Tapi apakah Jallal, sang kekasih, juga ikhlas menerima semua ini ? Apakah hubun...